Allah SWT memberikan karomah kepada hamba yang Dia kehendaki. Salah satunya Abdurrahman bin Auf RA yang ditentukan bahagia sejak dalam kandungan ibunya.
Kisah ini ditulis Imam Ishaq bin Rahawaih dalam kitabnya yang berjudul Al Mathalib Al-Aliyah sebagaimana diceritakan ulang Abul Fida' Abdurraqib bin Ali Al-Ibi dalam Karamat Al-Auliya dan diterjemahkan oleh Abdurrosyad Shiddiq.
Imam Ishaq bin Rahawaih meriwayatkan dari Abdurrazaq, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, dari ibunya, dari Ummu Kaltsum binti Uqbah RA, salah seorang wanita yang ikut hijrah pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan bahwa Abdurrahman bin Auf RA mengalami pingsan berat sehingga orang-orang mengira ia telah meninggal dunia.
Lalu, Ummu Kaltsum RA keluar menuju ke masjid untuk memohon pertolongan kepada Allah dengan cara salat dan bersabar seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT. Begitu siuman, Abdurrahman bin Auf bertanya, "Apakah aku tadi pingsan?"
Orang-orang yang menungguinya menjawab, "Ya."
Abdurrahman bin Auf kemudian berkata, "Kalian benar. Tadi ada dua malaikat datang kepadaku. Mereka berkata, 'Pergilah. Kami akan meminta keputusanmu kepada Allah Yang Mahamulia lagi Mahabenar.'
Malaikat lain berkata, 'Kembalikan saja orang itu karena ia termasuk orang-orang yang ditentukan bahagia semenjak berada di perut ibu mereka, dan putra-putranya akan menikmatinya seperti yang dikehendaki oleh Allah'."
Setelah bertahan hidup sebulan, akhirnya Abdurrahman bin Auf meninggal dunia.
Kisah karomah wali Allah SWT Abdurrahman bin Auf yang pingsan ini juga diriwayatkan Al-Bushiri dalam kitabnya yang berjudul Mukhtashar Ithaf As-Saadah Al-Mahrah. Ia mengatakan atsar ini shahih.
Sementara itu, Ya'qub bin Sufyan dalam kitabnya yang berjudul Al-Ma'rifah wa At-Tarikh mengatakan mendapat riwayat dari Abul Yaman, dari Syu'aib, dari Al-Hajjaj, dari kakeknya, dari Az-Zuhri, dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf.
Adapun menurut riwayat ini, hal pertama yang dilakukan Abdurrahman bin Auf setelah siuman adalah membaca kalimat takbir, lalu diikuti oleh anggota keluarganya dan seluruh orang yang ada di rumah itu. Baru kemudian ia menanyakan apakah ia tadi pingsan.
(kri/nwy)