Tidak hanya kemunculan Dajjal serta Ya'juj dan Ma'juj, kemunculan Dabbah juga disinggung sebagai salah satu tanda datangnya kiamat besar atau kiamat qubro. Apa itu Dabbah?
Kemunculan Dabbah sebagai tanda hari kiamat ini dinukil dari salah satu riwayat hadits yang diceritakan. Abdullah bin Amr. Dia mengutip sabda Rasulullah SAW yang berkata,
"Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang Kiamat) ialah terbitnya matahari dari Barat dan munculnya binatang melata (Dabbah) menemui manusia pada waktu Dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi." (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini kemudian ditegaskan dalam salah satu firmanNya surah An Naml ayat 82. Allah SWT berfirman,
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ
Artinya: "Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi (Dabbah) yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami."
Ibnu Katsir berpendapat, kemunculan Dabbah menjadi tanda pertama hari kiamat di bumi sementara matahari terbit dari barat menjadi tanda kiamat pertama yang ada di langit.
Ciri-ciri Dabbah
Dabbah secara bahasa merupakan sejenis binatang melata yang bisa berbicara. Meski demikian tidak ada hadits Rasulullah SAW yang mengungkapkan ciri-ciri Dabbah secara spesifik.
Namun, keterangan ciri Dabbah dapat dinukil dari atsar para sahabat. Salah satunya Ibnu Abbas RA yang pernah menyebutkan ciri-ciri Dabbah sebagai hewan yang mampu berbicara dengan manusia.
"Dia memiliki semua warna hewan yang ada dan memiliki karakter setiap umat. Karakternya dari umat ini adalah berbicara dengan bahasa Arab yang fasih. Ad Dabbah itu berbicara dengan manusia dalam bahasa mereka masing-masing," kata Ibnu Abbas diterjemahkan Mahir Ahmad Ash Syufiy dalam buku Tanda Kiamat Besar.
Di samping itu, Ibnu Abbas juga mendefinisikan Dabbah sebagai hewan berambut dan bulu yang mengandung semua warna dan memiliki empat kaki. Bahkan bentuk ganjil Dabbah juga dijelaskan Ibnu Abbas sebagai hewan berwajah manusia.
"Ad Dabbah memiliki leher yang panjang, terlihat dari timur dan barat. Wajahnya seperti wajah manusia. Paruhnya seperti paruh burung," berikut keterangan Ibnu Abbas.
Besarnya ukuran Dabbah pun dibuktikan dari keterangan 'Amr bin 'Ash RA. Ia mengatakan, kepala Dabbah bisa menyentuh langit sementara kakinya belum keluar dari bumi.
Ibnu Umar RA menambahkan, saat Dabbah berlari, kecepatannya bahkan seperti larinya kuda selama tiga hari. Padahal sepertiga badannya juga belum keluar dari bumi.
Sebab itu pula, tidak ada seorang pun yang dapat melarikan diri dari Dabbah pada hari kiamat kelak. Ia ditugasi Allah SWT untuk mendatangi manusia di bumi seolah membawa daftar nama mereka semua.
Kemudian Dabbah juga akan memberikan tanda pada manusia sebagai pembeda orang yang beriman dan kafir. Hal ini dijelaskan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah.
Saat keluar dari bumi, Dabbah akan mengebaskan debu dari kepalanya sembari membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Tongkat itulah yang digunakan Dabbah untuk memberi tanda pada manusia.
"Dengan tongkatnya, Dabbah akan menghancurkan hidung setiap orang kafir dan menorehkan 'kafir' di kening mereka. Ia akan menghiasi wajah setiap orang beriman dan menorehkan 'mukmin' di kening mereka," tulis Ibnu Katsir.
Baca juga: 14 Contoh Kiamat Sugra, Kapan Bisa Terjadi? |
Kedatangan Dabbah
Banyak riwayat sahabat yang menjelaskan lokasi munculnya Dabbah. Salah satunya dari Abu Daud Ath Thayalisi dan Hakim yang mendengar cerita Hudzaifah RA soal cerita Rasulullah SAW tentang kemunculan Dabbah.
Dijelaskan bahwa Dabbah akan muncul di bumi sebanyak tiga kali. Pertama, Dabbah akan muncul pertama di pedalaman terpelosok.
Kemudian, pada kemunculan kedua, barulah beritanya tersebar di pelosok sampai ke Makkah. Rasulullah SAW bersabda, "Ketika orang-orang sedang berada di masjid yang paling agung, terbaik, dan paling mulia di sisi Allah yakni Masjidil Haram," (HR Ath Thaylisi dan Hakim).
Pada momen itulah, Dabbah memberi tanda berupa stempel pembeda antara orang-orang beriman dan kafir. Wallahu'alam.
(rah/nwy)