Pemerintah baru-baru ini mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi. Penyesuaian harga BBM ini salah satunya memicu peralihan penggunaan jenis BBM di tengah masyarakat. Beberapa di antaranya juga memicu peralihan penggunaan BBM dengan bilangan oktan yang berbeda.
Bilangan oktan adalah bilangan yang digunakan untuk mengukur standar kemampuan pada bahan bakar mesin bensin. Bilangan ini juga menunjukkan kemampuan bahan bakar terhadap terjadinya knocking atau sensasi menggelitik pada mesin kendaraan, seperti dikutip dari laman One Solution Pertamina.
Semakin tinggi bilangan oktan, semakin sempurna pembakaran suatu BBM. Kondisi ini akan membuat mesin tampil optimal dan cenderung awet. Bahan bakar yang memiliki nilai bilangan oktan tinggi butuh banyak waktu untuk terbakar, tetapi bisa menaikkan efisiensi mesin bensin ke batas maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Pertamina (Persero) menjelaskan, penggunaan BBM beda oktan bisa berdampak pada kendaraan jika dilakukan terus menerus. Sebab, setiap jenis mesin kendaraan punya spesifikasi bahan bakar tertentu.
Dikutip dari laman resminya, Pertamina menjelaskan, tidak selalu bahan bakar dengan oktan tinggi akan baik untuk mesin. Oleh karena itu, gunakan BBM yang sesuai dengan spesifikasi dari mesin pada kendaraan.
"Dan jangan sering melakukan penggantian atau pencampuran jenis BBM, karena akan memberikan dampak buruk pada mesin kendaraan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan BBM yang sesuai dengan mesin kendaraan Anda serta jangan mencampur atau mengganti jenis BBM secara terus-menerus," seperti diterangkan dalam laman MyPertamina, Selasa (6/9/2022)
Berikut sejumlah dampak ganti BBM beda oktan:
Dampak Ganti BBM Beda Oktan Terus Menerus
Konsumsi Bahan Bakar Lebih Boros
Efek ganti BBM secara terus menerus salah satunya yakni turunnya kinerja mesin menurun. Sebab, mesin kendaraan pada dasarnya memiliki spesifikasi jenis BBM dengan angka oktan yang cocok dengan rasio kompresinya. Rasio kompresi pada mesin pembakaran adalah nilai rasio volume ruang pembakaran.
Saat pemakaiannya diganti dengan BBM yang angka oktannya berbeda, maka mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya. Jika terjadi secara terus-menerus, maka penggantian jenis BBM dapat membuat kinerja mesin menurun sehingga konsumsi bahan bakar juga akan menjadi lebih boros.
Baca juga: Harga BBM Naik, Apa Dampaknya? |
Mesin Berkerak
Setiap jenis BBM punya komposisi kimiawi tertentu. Mengganti penggunaan BBM yang beda oktan pada pada sebuah kendaraan menyebabkan penebalan residu di dalam mesin.
Penebalan kerak mesin juga menyebabkan turunnya kompresi sehingga lubang klep yang seharusnya tertutup jadi terganjal kerak.
(twu/kri)