Saat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), biasanya masyarakat mengadakan beberapa perayaan seperti upacara bendera dan perlombaan tradisional. Sampai sekarang, lomba-lomba tersebut masih menjadi trend dan jadi agenda tahunan
masyarakat.
Lomba-lomba tersebut terdiri dari balap karung, panjat pinang, tarik tambang, makan kerupuk, hingga balap kelereng. Pesertanya bukan hanya anak kecil, melainkan orang dewasa sekali pun juga turut memeriahkan perlombaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti lomba panjat pinang yang sering diikuti orang dewasa. Bahkan, lomba ini sering disebut sebagai primadona perayaan 17 Agustus. Pada panjat pinang, biasanya disediakan batang pohon pinang yang dilumuri oli hingga jadi licin.
Di puncaknya, terdapat beragam hadiah dan bendera merah putih. Nantinya, para peserta harus memanjat batang tersebut untuk mengambil hadiah yang mereka inginkan.
Namun, tahukah detikers kalau lomba-lomba tersebut ternyata hasil adaptasi zaman kolonial? Dikutip dari Instagram resmi Ditjen GTK Kemdikbud RI pada Kamis (4/8/2022), berikut penjelasannya.
Lomba HUT RI dan Makna Sejarahnya
1. Lomba Makan Kerupuk
Lomba ini diselenggarakan dengan cara menggantung kerupuk menggunakan tali. Para peserta lomba diminta untuk menghabiskan kerupuk tersebut dengan mata yang ditutup dan tangan yang diikat dibelakang punggung.
Peserta yang menghabiskan kerupuknya lebih dulu akan menjadi pemenang. Ternyata, lomba ini merupakan penggambaran rakyat Indonesia ketika masa penjajahan yang mengalami kesulitan pangan.
2. Lomba Panjat Pinang
Panjat pinang menjadi perayaan yang selalu dilaksanakan saat HUT RI. Seperti yang telah dijelaskan, lomba ini dilakukan dengan cara melumuri oli pada batang pohon pinang dan para peserta diminta untuk mengambil hadiah yang telah digantung di atas.
Lomba panjat pinang berasal dari hiburan panjat tiang ketika orang Belanda berada di Indonesia pada zaman kolonialisme.
3. Balap Karung
Lomba 17 Agustus lainnya yang populer adalah balap karung. Lomba tersebut dilakukan dengan cara memasukkan badan ke dalam karung goni dan loncat hingga mencapai garis finish.
Lomba balap karung menggambarkan suasana pada masa kolonial, di mana masyarakat Indonesia saat itu sangat kesulitan. Bahkan, mereka menjadikan karung goni sebagai pakaian sehari-hari.
4. Tarik Tambang
Lomba tarik tambang pada 17 Agustus memiliki makna gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
5. Egrang
Pada lomba egrang, peserta harus menaiki tongkat bambu dan berjalan menggunakan kaki egrang. Walaupun kelihatannya sederhana, sebetulnya egrang cukup sulit dilakukan jika pesertanya tidak memiliki keseimbangan yang baik.
Dahulu, egrang ditujukan sebagai ejekan dari warga pribumi terhadap orang Belanda yang memiliki tubuh tinggi.
6. Balap Bakiak
Balap bakiak adalah salah satu lomba 17 Agustus yang memerlukan kerjasama antar tim. Caranya, mereka memasukkan kaki ke dalam bakiak dan mencoba mengangkatnya secara bersama-sama.
Lomba ini memiliki filosofi semangat kekompakan untuk mencapai kemerdekaan.
Nah, itulah 6 lomba HUT RI hasil adaptasi zaman kolonial. Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan detikers ya!
(nah/nah)