Zaman praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Secara harfiah, pra memiliki arti sebelum dan aksara artinya tulisan. Pada zaman praaksara, manusia hanya mengandalkan fosil seperti sisa-sisa makhluk hidup yang membatu untuk mempelajari kehidupannya.
Zaman praaksara juga dikenal dengan nirleka. Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan. Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial yang disusun oleh Waluyo, M.Hum dkk, praaksara merupakan kurun waktu yang terpanjang dalam sejarah umat manusia.
Jadi, zaman praaksara dimulai ketika manusia ada di muka bumi sampai saat manusia mengenal tulisan. Masing-masing negara memiliki masa praaksara yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
A. Zaman Praaksara Dibagi Menjadi Dua
Pembagian masa atau zaman praaksara dibagi menjadi dua, hal itu ditinjau dari segi geologi dan arkeologi. Berdasarkan buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara karangan Tri Worosetyaningsih, berikut penjelasan mengenai pembagian masa praaksara.
1. Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi
- Arkeozoikum: Zaman tertua, pada saat itu kulit bumi masih panas sehingga tidak ada kehidupan.
- Paleozoikum: Zaman primer atau zaman hidup tua. Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti reptil, amfibi, dan binatang yang tidak bertulang punggung.
- Mesozoikum: Zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan. Di zaman ini, jenis reptil meningkat sampai-sampai muncul penyebutan masa reptil pada zaman tersebut.
- Neozoikum: Masa ini disebut zaman hidup baru yang terdiri dari zaman ketiga dan keempat. Zaman ketiga berlangsung sekitar 60 juta tahun lalu, diiringi dengan perkembangan binatang menyusui seperti kera. Lalu pada zaman keempat mulailah kehidupan manusia.
2. Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi
Ditinjau dari segi arkeologi, zaman praaksara dibagi menjadi dua yaitu zaman batu dan logam. Pada zaman batu, dibagi lagi menjadi empat masa yaitu Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum. Di zaman tersebut, alat perkakas manusia masih terbuat dari batu.
Berbeda dengan zaman logam yang mayoritas peralatannya terbuat dari perunggu dan besi. Lalu bagaimana cara masyarakat praaksara mempertahankan kehidupannya?
Berdasarkan corak kehidupan masyarakat praaksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik.
Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah.
Bahkan, dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri. Saat itu kehidupan sangat sederhana, bergantung pada alam. Manusia purba masih berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan makanan atau yang disebut nomaden (tidak tetap).
B. Jenis-jenis Manusia Praaksara di Indonesia
Ternyata Indonesia merupakan salah satu tempat di dunia yang dihuni oleh manusia purba. Menariknya, lokasi yang jadi tempat tinggal manusia purba tidak lebih dari sepuluh buah. Maka, tidak aneh jika peneliti dunia banyak yang berdatangan ke Indonesia untuk meneliti asal-usul manusia.
Fosil manusia pertama kali ditemukan di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1890-an oleh Eugene Dubois. Fosil itu meliputi tengkorak atas, rahang bawah, dan sebuah tulang paha.
Jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia ada 3, yaitu:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Mega memiliki arti besar dan Anthropus berarti manusia. Manusia praaksara yang ini memiliki ciri rahang bawah yang melebihi rahang gorila laki-laki. Fosilnya pertama kali ditemukan oleh Von Koenigswald di Pucangan tahun 1936-1941.
2. Pithecanthropus Erectus
Phitekos berarti kera dan Anthropus artinya manusia. Pithecanthropus Erectus memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm, tubuh dan badannya tegap, gerahamnya besar dan rahangnya sangat kuat. Selain itu, ia juga memiliki tonjolan kening yang tebal dan hidung besar.
Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1890-an.
3. Homo Sapiens
Homo Sapiens memiliki arti manusia cerdas. Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten pada tahun 1889 di Desa Wajah, Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur.
Nah, seperti itulah penjelasan mengenai zaman praaksara. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan detikers ya!
(pal/pal)