Sejarah Museum Wayang Jakarta, Dulunya Sebuah Gereja?

ADVERTISEMENT

Sejarah Museum Wayang Jakarta, Dulunya Sebuah Gereja?

Nikita Rosa Damayanti - detikEdu
Rabu, 13 Jul 2022 17:00 WIB
Museum Wayang di Jakarta
Foto: (chandrasambas/d'Traveler)
Jakarta -

Museum Wayang Jakarta adalah museum yang berada di Kompleks Kota Tua. Bagi kamu yang senang berkunjung ke Kota Tua, pasti tidak asing dengan bangunan ini.

Museum ini pertama diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1975 oleh Ali Sadikin, Gubernur KDKI Jakarta pada waktu itu. Saat ini Museum Wayang merupakan Museum di bawah Unit Pengelola Museum Seni, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Koleksinya yang lengkap memiliki ragam wayang dari berbagai daerah di Indonesia hingga Mancanegara. Koleksinya yang terkenal antara lain Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Klitik, Wayang Revolusi, Wayang Suket/mainan, Lukisan, Topeng, Boneka, Patung Kayu dan Gamelan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum Wayang Jakarta memiliki sejarah yang unik. Lantaran museum ini awalnya bukan bangunan museum, tapi sebuah gereja. Seperti apa sejarah Museum Wayang ini?

Sejarah Museum Wayang Jakarta

ADVERTISEMENT

1. Gereja Salib atau Gereja de Oude Hollandsche Kerk (1640)

Menurut laman Ensiklopedia Jakarta oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, lahan yang sekarang menjadi lokasi Museum Wayang dulunya sebuah gereja bernama Gereja Salib atau Gereja Belanda Lama "de Oude Hollandsche Kerk". Gereja ini aktif digunakan dari tahun 1640 sampai 1732. Barulah pada tahun 1733, gereja ini dibongkar dan direnovasi.

Apakah bangunan ini kemudian langsung menjadi museum? Tidak. Gereja Salib ini direnovasi karena sebuah material bangunan yang didatangkan langsung dari Belanda tidak bisa dipasang di dalamnya. Akhirnya mereka merenovasi gereja tersebut menjadi Gereja Belanda Baru "de Nieuw Hollandsche Kerk".

2. Gereja Belanda Baru de Nieuw Hollandsche Kerk (1736)

Gereja Belanda Baru "de Nieuw Hollandsche Kerk" berdiri setinggi 40 meter dengan atap berbentuk kubah di atasnya. Gereja ini mulai digunakan pada tahun 1736.

Namun ketika terjadi gempa bumi pada tahun 1739, salah satu sisi tembok retak. Akhirnya tahun 1808, Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan bangunan gereja berdenah segi delapan itu untuk dijual.

Padahal banyak jemaat yang bersedia membiayai perbaikannya. Di area gereja juga terdapat banyak makam para pejabat tinggi Belanda dan 18 Gubernur Jenderal VOC, serta orang-orang penting Belanda lainnya termasuk Jan Pieterszoon Coen yang makamnya ditemukan tahun 1934/1935.

3. Kantor Geo Wehry en Co. (1857)

Tahun 1857 sebuah perusahaan bernama Geo Wehry en Co. sempat menggunakan tanah tempat bekas gereja utama dan membangun gudang serta kantor di atasnya.

4. Monumen Bersejarah (1936)

Pada tahun 1912 bagian depan bangunan bekas gereja ini dibangun mirip dengan rumah kuno Batavia bergaya Neo-Renaissance, sebelum ditetapkan sebagai monumen pada 14 Agustus 1936 oleh pemerintah Hindia Belanda.

Kemudian pada 1937 sebuah organisasi perkumpulan ilmiah Belanda bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen membeli bangunan bekas Gereja Belanda Baru sekaligus tanah di sekitarnya. Bangunan inipun dibedah dan disesuaikan dengan gaya rumah tinggal di masa itu.

5. Museum Batavia Lama (1938)

Setelah dibedah, bangunan ini diserahkan kepada Stichting Oud Batavia untuk dijadikan museum (https://www.detik.com/tag/museum), yang setelah selesai diberi bernama de Oude Bataviasche Museum atau Museum Batavia Lama.

6. Kependudukan Jepang (1942)
Pada masa pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan, gedung museum tidak terawat sama sekali, karena fokus para tokoh bangsa saat itu adalah perjuangan untuk memerdekakan diri menjadi bangsa yang berdaulat.

7. Museum Jakarta (1957)

Dua belas tahun setelah proklamasi kemerdekaan 1945, tepatnya di tahun 1957, pemerintah menyerahkan gedung Museum Batavia Lama kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia. Namanya pun diubah menjadi Museum Jakarta Lama, yang kemudian menjadi Museum Jakarta pada 1 Agustus 1960.

8. Museum Wayang (1975)

Museum Jakarta kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1968 untuk dijadikan Museum Wayang. Tujuh tahun kemudian, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, meresmikan dibukanya Museum Wayang pada tanggal 13 Agustus 1975.

Itulah sejarah Museum Wayang Jakarta, detikers. Gedung yang awalnya digunakan sebagai gereja beberapa kali beralih fungsi hingga menjadi Museum Wayang Jakarta. Tertarik berkunjung?




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads