Jika langit berwarna biru, mengapa luar angkasa berwarna hitam? Bukankah banyak bintang bertebaran?
Pertanyaan ini belum terjawab selama bertahun-tahun oleh para ilmuwan. Bahkan menurut laman NASA, ilmuwan seperti Johannes Kepler, Edmond Halley, dan dokter sekaligus astronom Jerman Wilhelm Olbers, belum bisa memecahkan misteri ini
Setelah bertahun-tahun pencarian, ternyata, misteri ini tidak berkaitan dengan banyaknya bintang di luar angkasa.
"Mungkin kamu akan berpikir bahwa miliaran bintang di galaksi, miliaran galaksi di alam semesta dan benda-benda lain, seperti planet, yang memantulkan cahaya, dapat membuat luar angkasa menjadi terang," ujar Tenley Hutchinson-Smith, seorang mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz (UCSC) dikutip dari situs Live Science pada, Selasa (12/7/2022).
"Justru sebaliknya, luar angkasa benar-benar sangat gelap," lanjutnya.
Smith mengatakan bahwa fenomena bernama Paradoks Olbers ini bisa dijelaskan dengan teori ekspansi ruang dan waktu. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta kita mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Galaksi meregang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia kita. Akibat tidak terdeteksi, maka luar angkasa tampak gelap atau hitam dengan mata telanjang.
Alasan lain ruang antar bintang dan antar planet tampak gelap adalah karena ketiadaan molekul. Di Bumi, kita memiliki molekul yang membentuk atmosfer, termasuk nitrogen dan oksigen. Molekul-molekul ini menyebarkan banyak komponen cahaya tampak dengan panjang gelombang biru dan ungu dari matahari ke segala arah, termasuk ke mata kita.
Sayangnya, saat keadaan ketiadaan materi, cahaya bergerak dalam garis lurus dari sumbernya ke penerima. Sebab luar angkasa memiliki partikel yang sangat sedikit, hampir tidak ada apa pun di ruang antara bintang dan planet yang dapat menyebarkan cahaya ke mata kita. Itulah mengapa kita melihat luar angkasa berwarna gelap bahkan hitam.
Apakah Luar Angkasa Benar-benar Berwarna Hitam?
Nah, studi terbaru pada tahun 2021 di The Astrophysical Journal menunjukkan bahwa ruang angkasa mungkin tidak sehitam yang diperkirakan para ilmuwan. Melalui misi New Horizons NASA ke Pluto dan Sabuk Kuiper, para peneliti dapat melihat ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau matahari.
Tim menyaring gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa dan mengurangi semua cahaya dari bintang yang diketahui, Bima Sakti dan kemungkinan galaksi, serta cahaya apa pun. Berdasarkan studi tersebut, menurut mereka, cahaya luar angkasa masih dua kali lebih terang dari yang diperkirakan.
Meski alasan 'kecerahan' luar angkasa ini belum diketahui, studi ini meyakini bahwa luar angkasa tidak benar-benar gelap gulita. Nah detikers, apakah menurutmu luar angkasa berwarna hitam atau warna lain?
Baca juga: Mengenal Benda-Benda Langit dalam Tata Surya |
(lus/lus)