Mekanisme Endositosis dan Jenis-Jenisnya

ADVERTISEMENT

Mekanisme Endositosis dan Jenis-Jenisnya

Hanindita Basmatulhana - detikEdu
Senin, 11 Jul 2022 12:45 WIB
endositosis
Mekanisme endositosis. Foto: Wikimedia Commons/Mariana Ruiz Villareal
Jakarta -

Pada sel, air dan zat dapat keluar masuk melalui membran lipid bilayer dengan menembus sel. Air dan zat juga dapat dipompa melalui protein transpor membran.

Biasanya, molekul-molekul besar seperti polisakarida dan protein akan melewati membran dengan mekanisme yang berbeda. Terdapat dua mekanisme melewati membran tersebut, salah satunya yaitu mekanisme endositosis. Apa yang dimaksud dengan endositosis?

Mekanisme Endositosis

Kata endositosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu endo dan cytos. Endo berarti ke dalam, sedangkan cytos berarti sel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Endositosis adalah mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dan cairan ekstraseluler dengan membentuk lekukan ke dalam pada sebagian bagian membran sel. Sederhananya, endositosis adalah mekanisme masuknya molekul ke dalam sel dengan bantuan vesikula.

Mengutip buku Biologi karya Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo, mekanisme ini merupakan pemindahan benda dari luar ke dalam sel yang terjadi pada organisme bersel satu dan sel darah putih.

ADVERTISEMENT

Proses mekanisme endositosis bermula dari sel menjulurkan bagian luar sel dan membentuk vesikula. Kemudian, bagian luar membran akan menangkap molekul yang akan dibawa masuk. Setelah itu, vesikula akan menelan molekul tersebut hingga masuk ke dalam sel.

Mekanisme endositosis termasuk gerak aktif. Sebab, gerak pada mekanisme endositosis membutuhkan energi.

Membran plasma juga turut berperan dalam memakan benda asing. Di dalam sel, benda tersebut dilapisi oleh sebagian membran sel yang terlepas dan kemudian membentuk selubung.

Jenis-Jenis Endositosis

Bentuk utama endositosis sel adalah fagositosis dan pinositosis. Mekanisme endositosis pada benda padat disebut dengan fagositosis, sedangkan pada benda cair atau larutan disebut dengan pinositosis.

Mekanisme Fagositosis

Fagositosis merupakan mekanisme yang berlangsung dengan melibatkan partikel yang berukuran besar dan bukan sebuah partikel.

Tidak semua sel memiliki kemampuan fagositosis, hanya sel-sel tertentu yang dapat melakukannya. Sel yang paling terkenal yang dapat melakukan fagositosis adalah makrofag jaringan dan beberapa sel darah putih.

Mekanisme fagositosis berawal dari suatu partikel seperti bakteri yang berikatan dengan reseptor pada pada permukaan sel fagosit.

Apabila partikel tersebut berupa bakteri, biasanya partikel tersebut sudah terikat dengan antibodi yang spesifik. Antibodi tersebutlah yang menempel pada sel fagosit dan akan membawa bakteri dengan sel fagosit, seperti dijelaskan dalam buku Fisiologi Kedokteran oleh Guyton dan Hall.

Proses Mekanisme Fagositosis

  • Terjadi pelekatan pada reseptor membran sel di permukaan ligan partikel.
  • Pada tepi membran yang terjadi pelekatan mengalami evaginasi ke luar dengan durasi sepersekian detik untuk menyelubungi seluruh partikel. Kemudian, secara bertahap reseptor membran yang melekat pada ligan partikel akan lebih banyak.
  • Aktin dan fibril yang berada di sitoplasma mengitari vesikel fagositik. Kemudian berkontraksi di luar vesikel untuk mendorong vesikel ke dalam sel.
  • Tahap terakhir adalah protein kontraktil akan menjepit bagian batang vesikel sampai terlepas dari membran sel dan mendorongnya ke bagian dalam sel.

Mekanisme Pinositosis

Mekanisme pinositosis terjadi secara terus-menerus sebagian besar sel pada membran. Namun, pinositosis terjadi begitu cepat pada beberapa sel.

Mekanisme ini merupakan satu-satunya proses yang dapat digunakan oleh kebanyakan makromolekul besar. Salah satunya adalah sebagian besar molekul protein yang akan memasuki sel.

Langkah-langkah terjadinya pinositosis dapat digambarkan dengan adanya molekul-molekul protein yang melekat pada membran.

Di bawah cekungan yang terletak di membran sel, ada suatu jaringan protein serat halus yang disebut dengan klatrin. Terdapat pula protein lain yang mencakup filamen kontraktil aktin dan miosin.

Setelah molekul protein tadi terikat dengan reseptor, permukaan membran tempat reseptor akan berubah. Dengan begitu, seluruh bagian cekungan akan berinvaginasi ke dalam. Sedangkan protein serat halus di sekitar sekitar cekungan akan berinvaginasi.

Hal tersebut akan mengakibatkan tepi cekungan saling bertemu dan menyelubungi protein yang melekat dan sedikit cairan ekstraseluler.

Bagian yang tadi berinvaginasi tadi akan memisahkan diri dari permukaan dan kemudian membentuk vesikel pinositosis dalam sitoplasma.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads