Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2022: Berkurban Sarana Capai Kebahagiaan Hakiki

ADVERTISEMENT

Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2022: Berkurban Sarana Capai Kebahagiaan Hakiki

Kristina - detikEdu
Jumat, 08 Jul 2022 18:00 WIB
Ribuan umat muslim mendengarkan khutbah usai salat Id di halaman Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (15/6). Umat muslim di seluruh Indonesia melaksanakan salat Idul Fitri 1 Syawal 14389 Hijriah secara serentak di masjid dan lapangan terbuka. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/hp/18
Ilustrasi khatib menyampaikan khutbah Idul Adha. Foto: Dok. ANTARAFOTO/Basri Marzuki
Jakarta -

Pemerintah telah menetapkan Idul Adha 2022 jatuh pada Minggu (10/7/2022). Umat Islam akan mengawali hari raya tersebut dengan menggelar salat Id dan dilanjutkan dengan khutbah.

Jumhur ulama mengatakan hukum melaksanakan khutbah usai salat Id adalah sunnah. Dalam hal ini, khutbah bukan termasuk rukun atau kewajiban, namun menjadi sesuatu yang dianjurkan.

Berikut contoh teks khutbah Idul Adha dengan tema Berkurban: Sarana Mencapai Kebahagiaan Hakiki yang diambil dari Kumpulan Naskah Khutbah yang disusun oleh Kementerian Agama RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Pertama

اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.

ADVERTISEMENT

اْلحَمْدُ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Allaahu Akbar (x9) walillaahil-hamdu.

Alhamdullilahi nahmaduhu wa nastaii'nuhu wa nastaghfiruhu wa nauu'dzubillahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi`aati a'maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu, wa man yudhlil falaa haadiyalahuu.

Asyhadu an laaillaaha illallahu wahdahu laa syariika lahuu, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu.

Allahumma shalli wasallim 'alaa Sayyidinaa Muhammadin haadzaar-rasuulil-kariimi wa 'alaa aalihi wa ashaabihi. Ammaa ba'd

Fayaa 'ibaadallah, uushiikum wanafsii bitaqwallaahi faqad faazal-muttaquun

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita semua dapat melaksanakan sholat 'ldul Adha di Masjid yang penuh berkah ini dalam keadaan sehat wal afiat. Ada tiga macam nikmat, apabila ketiga macam nikmat tersebut bertemu secara bersamaan, hidup ini menjadi semakin sempurna, yaitu nikmat: iman, kesehatan dan kesempatan. Tidak semua orang mendapatkan ketiga nikmat tersebut. Alhamdulillah kita di sini mendapatkannya, karena hanya dengan ketiga nikmat itulah kita bisa berkumpul di sini dengan tetap berpegang teguh kepada kalimat tauhid, Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.

Maka dari itu kita harus lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt. yaitu dengan menambah ketaqwaan kita kepada-Nya yang kita wujudkan dengan terus berusaha untuk senantiasa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam perjalanan hidup manusia tentu dituntut adanya semangat pengorbanan. Tanpa semangat itu, mustahil keberhasilan atau kesuksesan dapat diraih. Salah satu contoh pengorbanan yang luar biasa telah dilakukan oleh sosok Nabiyullah Ibrahim a.s bersama keluarganya, Siti Hajar dan Ismail a.s.

Kisah Nabi Ibrahim a.s sarat akan pesan-pesan moral. Nabi Ibrahim a.s adalah simbol bagi manusia yang rela mengorbankan apa saja untuk memperoleh ridla Allah. Pengorbanan yang tulus dari sosok kholilullah Nabi Ibrahim a.s bersama keluarganya ini dijadikan oleh Allah Swt. sebagai patron untuk menjadi tauladan bagi seluruh ummat manusia sepanjang zaman. Hal ini diakui dan dinyatakan sendiri oleh Allah Swt. dalam sebuah firman-Nya:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ

Artinya: "Sungguh adalah bagi kamu menjadi contoh teladan yang baik tentang kehidupan Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya." (QS al-Mumtahanah:4)

Semangat berkurban yang tulus yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s yaitu ketika ia diperintahkan untuk mengorbankan (menyembelih) puteranya yang tercinta, lsma'il. Padahal lsma'il itu dianugerahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim a.s ketika ia telah mencapai usia lanjut (dalam suatu riwayat usianya 80 tahun), dan telah lama sekali mendambakan keturunan. Namun demi memperoleh ridla Allah dan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, seorang ayah dan anak itu tunduk dan patuh, seperti yang direkam dalam ai-Qur'an surat al-Shaffat/37: 100-111,

Artinya: "Ibrahim berdo'a, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh". Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat santun. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : "Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?". Ia (lsma'il) menjawab : "Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang sangat nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikian/ah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."

Begitulah tentang kisah seorang ayah dan anak, yang amat mengharukan yang tentunya dapat dijadikan tauladan bagi umat manusia tentang bagaimana mentaati perintah Allah demi memperoleh ridla-Nya. Memang biasanya manusia akan diuji dengan apa yang paling ia cintai dalam hidupnya.

Jika bukan karena iman yang tangguh yang dimiliki oleh Ibrahim dan Ismail maka tentu sangat sulit nurani Ibrahim sebagai seorang ayah mengorbankan putra tercintanya, begitupun Ismail tidak bersedia mempertaruhkan nyawanya. Namun karena ini adalah perintah Allah dan mereka ingin mendapatkan ridla-Nya maka perintah tersebut dilaksanakannya.

Allahu Akbar 3x Walillahil hamd
Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Makna "Qurban" berasal dari bahasa Arab dari akar kata qaraba-yaqrabu-qurban, artinya dekat/pendekatan. Maka melakukan qurban adalah melakukan sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah Swt., yakni mendekatkan diri kepada tujuan hidup untuk mencapai mardlatillah.

Ali Syariati mengatakan dalam bukunya "AI-Hajj'', bahwa lsma'il adalah sekedar simbol dari segala yang dimiliki dan dicintai manusia dalam hidup ini. "lsma'il"-nya Nabi Ibrahim adalah putranya sendiri dan setiap orang memiliki "Isma'il" yang identik dengan harta, jabatan, dan materi yang berlimpah. Kecintaan kepada "Isma'il" itulah yang kerap membuat iman seseorang goyah atau lemah untuk mendengar dan melaksanakan perintah Allah. Kecintaan kepada "lsma'il" yang berlebihan juga akan membuat seseorang menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan serakah tidak mengenal batas kemanusiaan.

Pelajaran yang sangat berharga adalah dengan melihat keteladanan pengorbanan yang telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Apapun lsma'il kita, apapun yang kita cintai, jangan sampai membuat kita lupa akan tujuan hidup yang hakiki, yaitu memperoleh ridla Allah, karena dalam ridla-Nya lah kita akan memperoleh kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang kekal dan abadi, seperti yang dikatakan kaum Sufi, "Ya Ilaahii anta maqsudi wa ridlaaka mathlubi" (Ya Tuhanku, Engkaulah tujuanku dan ridla-Mu lah yang kucari).

Khutbah Kedua

اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ،

اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً . لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ. اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.اَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦوَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتْ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَالله, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر.

Allaahu Akbar

Allaahu Akbar kabiiraa, wal-hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaanallaahi bukrataan wa ashiilaa. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.

Alhamdulillaahi amaranaa an-nushliha ma'iisyatanaa linailir-ridla was-sa'aadah, wa naquuma bil-waajibaati fi 'ibaadatihi wa taqwaahu.

Wa asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Sayyidanaa Muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa Sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa ashaabihi wa sallim tasliimaan katsiiraa. Ammaa ba'd

Fayaa ayyuhaan-naas, ittaqullaaha haqqa tuqaatihii walaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun.

Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad, wardla 'annaa ma'aahum birahmatika yaa arhamar-raahimiin.

Allahummaghfir lil-mukminiina wal mukminaati, wal muslimiina wal muslimaati, al-ahyaa`i minhum wal amwaati, innaka samii'un qariibun mujiibud-da'awaat. Allahummadfa' annalbalaa`a wal waabaa`a waz-zalaazila wal-mihana wasuu`al fitnati, maa zhahara minhaa wa maa bathana, 'an baladinaa Indonesia khaasshatan wa saa`iril-buldaanil muslimiina 'aammatan, yaa Rabbal 'aalamiin.

Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal-khaasiriina. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan, wa fill aakhirati hasanatan, waqinaa 'adzaaban-naar.

'Ibaadallaah, innallaaha ya`muru bil 'adIi wal ihsaani, wa iitaa`i dzil-qurbaa wa yanhaa 'anil-fahsyaa`i wal-munkari wal-baghyi, yai'zhukum la'allakum tadzakkaruun. Wadzkurullaahal 'adziima yadzkurkum, wasykuruuhu 'alaa ni'amihi yazidkum, wa ladzikrullaahi akbar.




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads