Mengenal Baitul Mal di Masa Rasulullah: Gaji Abu Bakar Disalurkan ke Rakyat

ADVERTISEMENT

Mengenal Baitul Mal di Masa Rasulullah: Gaji Abu Bakar Disalurkan ke Rakyat

Rahma Harbani - detikEdu
Rabu, 06 Jul 2022 12:00 WIB
Kisah Teladan Sahabat Nabi
Ilustrasi Abu Bakar Ash Shiddiq. Seperti apa gambaran Baitul Mal pada masa kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq. (Ilustrasi: Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta -

Baitul Mal atau lembaga pengumpul dan penyalur harta dari kalangan umat Islam sudah berdiri sejak masa pemerintahan Rasulullah SAW. Kebijakan tersebut kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq RA.

Mengutip laman Baitul Mal Aceh Tamiang, lembaga keuangan tersebut berdiri sejak adanya perdebatan antar para sahabat Nabi Muhammad SAW dalam pembagian harta rampasan Perang Badar. Kemudian, turunlah surah Al Anfal ayat 41 yang berbunyi,

۞ وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Rasululullah SAW pun kemudian mendirikan Baitul Mal yang mengatur keluar masuk tiap harta benda kaum muslimin. Usai beliau wafat, Abu Bakar RA, dan para Khulafaur Rasyidin mengambil alih dan menetapkan kebijakan masing-masing.

ADVERTISEMENT

Pada masa Abu Bakar RA, Baitul Mal difungsikan sebagai penyimpan kekayaan negara dan penyalur harta benda. Sumber keuangan Baitul Mal tersebut berasal dari zakat, upeti, rampasan perang, dan urusan kehakiman.

Harta Baitul Mal Tidak Pernah Menumpuk

Semasa pemerintahan Abu Bakar Ash Shiddiq, harta yang berada di Baitul Mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang lama. Sebesar apapun harta dari zakat, sedekah, dan lainnya dibagikan kepada umat Islam yang membutuhkan dengan segera.

Hal ini, dikutip dari Rizem Aizid dalam The Great Sahaba, sebagai salah satu kebijakan Abu Bakar dalam mengelola Baitul Mal. Prinsipnya, setiap ada pemasukan akan selalu digunakan Abu Bakar hingga habis untuk kepentingan umat.

"Ibnu Sa'd menuturkan bahwa Abu Bakar RA membagikan semua yang ada di Baitul Mal sampai tidak ada sisa sedikit pun," bunyi keterangan dari buku tersebut.

Pasalnya, para sahabat nabi termasuk Abu Bakar RA menganggap Baitul Mal adalah amanat dari Allah SWT dan masyarakat muslim saat itu. Sebab itulah, harta yang masuk dan keluar tidak diperbolehkan bertentangan dengan syariat.

"Mereka (para sahabat) pun mengharamkan tindakan penguasa yang menggunakan Baitul Mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi," tulis Rizem Aizid dalam bukunya.

Kisah Gaji Abu Bakar Disalurkan ke Rakyat, klik selanjutnya >>

Untuk itu, tercatat dalam Tarikh Khulafa oleh Ibrahim Al-Quraibi, Baitul Mal pada masa Abu Bakar RA tidak pernah dijaga oleh seorang pun. Saat Abu Bakar RA ditanya,

"Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak menunjuk seorang penjaga di Baitul Mal?"

Abu Bakar menjawab, "Aku tidak mengkhawatirkannya,"

"Kenapa?"

Ia menjawab, "Baitul Mal itu sudah ada kuncinya,"

Bahkan usai Abu Bakar RA wafat pun, para sahabat bersama penjaga Baitul Mal tidak menemukan harta sepeser pun di dalamnya. Hingga akhirnya, mereka menemukan sekantong uang yang hanya berisi satu dirham saja (kurang lebih Rp 4 ribu).

Pembagian Harta Baitul Mal Sama Rata

Abu Bakar RA membagikan harta Baitul Mal pada seluruh umat dalam jumlah yang sama. Laki-laki, wanita, orang merdeka, budak, anak-anak, dan orang tua mendapat bagian yang sama dari harta Baitul Mal.

Kebijakan Abu Bakar ini pun sempat menuai pertanyaan dari Umar bin Khattab RA. Umar berkata,

"Wahai Khalifah Rasulullah, mengapa engkai menyamaratakan bagian untuk para sahabat Rasulullah SAW dengan bagian untuk orang-orang lainnya?"

Abu Bakar menjawab, "Sesungguhnya dunia adalah pencapaian, dan pencapaian yang paling baik adalah yang paling luas. Aku menyamaratakan bagian mereka karena mereka mendapatkan kelebihan berupa pahala di akhirat," (HR Ahmad).

Gaji Abu Bakar Disalurkan untuk Rakyat

Berdasarkan catatan sejarah, Abu Bakar tetap menerima gaji sebagai khalifah. Namun, besarannya hanya cukup untuk hidup sederhana layaknya rakyat biasa.

Ada seorang akuntan yang dipekerjakan pada masa Abu Bakar untuk menghitung harta negara. Dilansir dari Kisah Hidup Abu Bakar Ash Shiddiq oleh Mustafa Murrad, akuntan tersebut pun pernah ditanya oleh para sahabat soal penerimaan harta Abu Bakar RA selama mengelola Baitul Mal.

"Berapakah jumlah harta yang diterima Abu Bakar?"

Akuntan tersebut menjawab, "Dua ratus ribu," (Thabaqa Ibn Sa'd).

Hingga pada hari sebelum Abu Bakar RA wafat, beliau meninggalkan pesan pada keluarganya setelah menerima gaji sebesar 6.000 dirham (setara Rp 24,5 juta) sebagai khalifah. Abu Bakar berpesan untuk mengembalikan gaji tersebut untuk masyarakat muslim.

Umar pun berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Ia telah membuat orang setelahnya kepayahan." Maksud kalimat Umar di sini adalah kearifan Abu Bakar Ash Shiddiq RA yang membuat khalifah setelahnya akan merasa berat untuk menandingi standar kemuliaannya.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads