Dalam studi bahasa Indonesia, ada beberapa materi mengenai konjungsi yang erat kaitannya dengan struktur kata dan kalimat, salah satunya yaitu konjungsi kronologis. Apa itu konjungsi kronologis? Secara definitif, konjungsi kronologis adalah kata yang menghubungkan dua klausa yang merepresentasikan urutan dari waktu kejadian.
Nah, memang ada beberapa macam dari konjungsi, seperti konjungsi korelatif, konjungsi koordinatif, konjungsi koordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Di mana keempat konjungsi tersebut adalah bagian dari konjungsi kronologis dan konjungsi kausalitas.
Pengertian Konjungsi Kronologis
Selain definisi di atas, bisa diartikan juga konjungsi kronologis adalah sebuah kata yang mengkorelasikan antara dua klausa yang memvisualisasikan rangkaian dan urutan dari waktu suatu fenomena.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam taraf yang lebih praktis, konjungsi kronologis ini banyak ditemukan di berbagai literatur, seperti teks berita, teks ilmiah, hingga novel.
Menurut Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia, dijelaskan jika konjungsi kronologis merupakan pengurutan yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam konteks urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis.
Apa tujuannya konjungsi kronologis? Yap, jadi setelah mengurutkan rangkaian cerita dengan runtut dengan urutan waktu peristiwa yang runtut akan menciptakan kesinambungan cerita yang mudah untuk dipahami oleh seseorang.
Ciri khas dari konjungsi kronologis dapat dilihat dari kata penghubung yang menentukan rangkaian cerita. Seperti, adanya keterangan waktu dan kata-kata yang menjabarkan sebab-akibat dari suatu fenomena.
Jenis Konjungsi Kronologis
Merujuk pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, digambarkan jika konjungsi kronologis memiliki tiga jenis, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Bagaimana penjelasannya?
1. Konjungsi Koordinatif
Jenis pertama dari konjungsi kronologis adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur klausa yang masing-masing masuk ke dalam struktur konstituen kalimat. Di mana konjungsi koordinatif akan mengkorelasikan dua unsur kata yang statusnya sama.
Hubungan koordinatif dalam konteks konjungsi ini memiliki satu klausa - dari dua klausa atau lebih - yang merupakan kalimat majemuk. Seringnya, konjungsi koordinatif ini diawali oleh kata-kata seperti, dan, atau, tetapi, dan lain sebagainya.
2. Konjungsi Subordinatif
Kemudian, ada konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua klausa yang kedudukannya tidak setara atau sama secara status. Sehingga satu klausa memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan satu klausa yang lain lebih rendah.
Letak dari konjungsi subordinatif dapat diimplementasikan untuk menunjuk induk pada klausa kalimat dan anak kalimat dalam klausa yang saling berkesinambungan. Ciri khas dari konjungsi subordinatif adalah hanya menggabung klausa pada kalimat.
3. Konjungsi Antarkalimat
Terakhir, ada konjungsi antarkalimat yang digunakan untuk menggabungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Untuk mengenali konjungsi antarkalimat, dapat dilihat dari kalimat awal yang selalu dihubungkan.
Di lain sisi, konjungsi antarkalimat juga berfungsi untuk menyatakan hubungan pertentangan, kelanjutan peristiwa, dan hal-hal lain yang menyatakan keadaan kejadian dan akibat dari suatu peristiwa.
Contoh Kata Konjungsi Kronologis
Adapun beberapa contoh kata dalam konteks konjungsi kronologis, yaitu:
- Lalu
- Kemudian
- Pada akhirnya
- Sementara itu
- Setelah
- Sebelum
- Sesudah
- Pertama
- Oleh karena itu
Contoh Kalimat dari Konjungsi Kronologis
Masih bingung bagaimana caranya untuk membuat teks kalimat yang terdapat konjungsi kronologis? Nah, cari tahu beberapa contoh kalimat konjungsi kronologis di sini:
Β· Jangan pergi ke sekolah sebelum sarapan nasi goreng buatan Ibu
Β· Andi akan tidur setelah sholat Isya'
Β· Ayah membeli kopi lalu meminumnya dengan segera
Β· Oleh karena itu, DPR harusnya dapat menjaring aspirasi dari masyarakat secara lebih efektif
Β· Awalnya Ia tidak jadi pergi ke festival, namun kemudian ia diperbolehkan oleh ibunya
(pal/pal)