Masuk Sekolah Sebentar Lagi, Guru Besar Unpad Beri Tips Cegah Hepatitis Misterius

ADVERTISEMENT

Masuk Sekolah Sebentar Lagi, Guru Besar Unpad Beri Tips Cegah Hepatitis Misterius

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 08 Mei 2022 12:00 WIB
Masuk sekolah setelah Lebaran 2022 berubah menjadi 12 Mei 2022. Tujuannya untuk antisipasi kemacetan yang mungkin terjadi saat arus balik mudik Lebaran.
Tips cegah hepatitis misterius dari pakar Unpad. Foto: A.Prasetia/detikcom
Jakarta -

Hepatitis misterius yang dikabarkan menyebabkan kematian tiga anak Indonesia, merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etiologi bisa berarti cabang ilmu kedokteran tentang sebab dan asal penyakit atau cabang biologi tentang penyebab penyakit.

"Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D, dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E," ungkap Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dwi Prasetyo, seperti dikutip dari situs Unpad.

Sementara para pakar tengah menyelidiki penyebabnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau kewaspadaan dini kepada utamanya dokter anak, dokter umum, tenaga kesehatan, sampai masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. Dwi turut mengingatkan, meski sekarang kasus yang dilaporkan adalah pada anak-anak, tidak menutup kemungkinan bisa merambah ke kalangan orang dewasa.

"Saat ini yang dilaporkan masih anak-anak, tetapi tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. Sekarang masih ditelusuri," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad itu menerangkan, anak-anak rentan terhadap hepatitis misterius karena sistem imun mereka belum berkembang dengan kuat. Oleh sebab itu, menurutnya penyakit ini masih terus diteliti dan dipantau apakah anak-anak yang tertular memiliki komorbid, punya gangguan imun, atau bahkan sehat-sehat saja.

Cara Penularan Hepatitis

Guru Besar Unpad ini menyampaikan, terlepas dari hepatitis misterius, penyakit hepatitis memang rentan menular. Dijelaskannya, hepatitis A menular dari mulut dan disebabkan pola hidup yang tidak sehat. Anak sekolah rentan akan hal ini karena kesadaran menjaga kebersihan masih kurang.

Kemudian, hepatitis B dan C menular dari produk darah, contohnya transfusi darah.

"Untuk hepatitis yang tidak diketahui masih belum tahu persis menular lewat mulut atau transfusi. Bisa juga menular lewat semuanya," kata Prof. Dwi.

Meski hepatitis A lebih ringan dari B atau C, ada sejumlah kasus hepatitis A akut yang berkembang menjadi kronis dan akhirnya menimbulkan kematian. Hepatitis tipe A juga punya angka kematian tidak terlalu banyak.

Hepatitis tipe B dan C cenderung lebih berat dan meningkat menjadi kronis. Sebagian kasus bisa berkembang menjadi sirosis dalam bentuk kerusakan hati dan memicu kanker. Walau begitu, keduanya dapat sembuh dengan pengobatan yang kini terus berkembang.

Di samping itu, ada dua hepatitis tipe lainnya yakni D dan E yang kerap menempel dengan hepatitis A, B, dan C. Sehingga, keduanya jarang dilakukan pemeriksaan.

Sampai sekarang, hanya hepatitis A dan B yang sudah mempunyai vaksin. Dengan dimasukkannya vaksinasi hepatitis B dalam program imunisasi nasional, maka akses layanan kesehatan primernya bisa diperoleh dengan gratis.

Saat ini masih belum diketahui apakah kedua vaksin di atas dapat mencegah penularan hepatitis misterius, tetapi Prof. Dwi menyatakan vaksin hepatitis tetap wajib didapatkan.

Cara Mencegah Penularan Hepatitis Misterius >>>

Cara Mencegah Penularan Hepatitis Misterius

Prof. Dwi mengimbau agar masyarakat menjalankan pola hidup yang higienis dan rutin menjaga kebersihan badan, utamanya tangan. Apabila terindikasi tertular, dia menganjurkan agar yang bersangkutan segera memeriksakan diri.

Beberapa ciri umum hepatitis yang mudah diamati adalah mata dan kulit yang menguning, urine berwarna kuning pekat, demam, muntah, dan mual.

"Segera lapor ke Puskesmas. Sekarang tenaga kesehatan sudah diberikan pedoman dan penanganannya, mulai dari petugas kesehatan di tingkat primer. Kalau di luar kompetensinya, pasien akan dirujuk secara berjenjang," sebut Guru Besar Unpad itu.



Simak Video "Video Pemeriksaan Polisi soal Dokter PPDS Unpad: Ada Indikasi Kelainan Seksual"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads