Aksi Generasi Iklim
CEO Save the Children Indonesia Selina Patta Sumbung mengatakan, jika kenaikan suhu dijaga tidak lebih dari 1,5 derajat celcius, dampak perubahan iklim pada generasi mendatang dapat berkurang.
Ini artinya, kata Selina, kekeringan dapat berkurang sebesar 39 persen, banjir sungai 38 persen, gagal panen 28 persen, dan kebakaran hutan 10 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investasi pada penurunan emisi seharusnya berjalan beriringan dan saling melengkapi dengan upaya penurunan risiko dan meningkatkan kapasitas adaptasi pada anak. Untuk itu, Save the Children Indonesia menggandeng berbagai pihak, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Aliansi Jurnalis Independen (AJI) untuk bersama-sama melakukan aksi adaptasi melalui Aksi Generasi Iklim," kata Selina dalam keterangannya, Jumat (22/4/2022).
Ia menerangkan, Aksi Generasi Iklim merupakan gerakan bagi anak-anak dan keluarga, terutama yang terdampak langsung krisis iklim. Harapannya, anak-anak dan keluarga dapat berupaya bertahan hidup dan beradaptasi, di samping memperkuat sistem terkait penanganan perubahan iklim yang lebih berpihak pada anak.
Ranti, salah satu anak terdampak perubahan iklim menuturkan, ia belajar tentang dampak krisis iklim sebagai child campaigner Aksi Generasi Iklim hingga berdialog dengan pemangku kebijakan di daerahnya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di gerakan tersebut, sambungnya, ia tergabung bersama anak-anak dari daerah terdampak langsung krisis iklim, seperti Jawa Barat, Sulawesi Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
"Setelah mendapatkan penjelasan mengenai dampak krisis iklim, saya lebih sadar bahaya perubahan iklim yang kita rasakan hari ini. Sudah saatnya anak-anak ikut bergerak dan dilibatkan, karena kami yang akan merasakan dampak terburuk dari krisis iklim saat ini dan pada masa mendatang," kata Ranti dalam peluncuran kampanye Aksi Generasi Iklim, Jumat (22/4/2022).
Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sri Tantri Arundhati mengatakan, gerakan oleh anak-anak dan orang muda ini sejalan dengan rekomendasi internasional terkait perubahan iklim.
"Inisiasi Aksi Generasi Iklim yang dilakukan oleh anak-anak dan orang muda berkontribusi pada program adaptasi perubahan iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hal ini juga sejalan dengan berbagai rekomendasi internasional tentang pentingnya melibatkan anak dan orang muda dalam upaya adaptasi," pungkas Sri.
(twu/lus)