Mengenal Teori Gujarat dan Sejarah Islam Masuk ke Indonesia dari India

ADVERTISEMENT

Mengenal Teori Gujarat dan Sejarah Islam Masuk ke Indonesia dari India

Afifah Rahmah - detikEdu
Kamis, 31 Mar 2022 14:30 WIB
Bangunan Masjid Ramlie Musofa menjulang tinggi di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Arsitektur masjid tersebut dibuat mirip Taj Mahal di India.
Teori Gujarat, salah satu teori masuknya Islam di nusantara. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Datangnya ajaran agama Islam ke Indonesia tak lepas dari aktivitas perdagangan dan pelayaran antar benua yang berlangsung berabad-abad lalu. Teori Gujarat adalah salah satu dari empat teori yang membahas proses masuknya Islam ke nusantara.

Mengapa ada banyak teori masuknya Islam ke nusantara? Sebab, di kalangan para ahli sendiri terjadi perbedaan pendapat sehingga muncul beberapa teori masuknya Islam ke Indonesia. Selain teori Gujarat, ada juga teori Mekkah, teori Persia, dan teori China.

Kali ini, kita akan membahas tuntas seluk beluk teori Gujarat hingga bukti yang mendukung teori ini, dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X yang disusun oleh Mariana (2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Teori Gujarat?

Tokoh yang mendukung teori Gujarat adalah Pijnapel, seorang ilmuwan dari Universitas Leiden, Belanda. Menurutnya, Islam dibawa ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi oleh pedagang asal Gujarat, India Barat.

Menurut Pijnapel, masuknya Islam ke Nusantara didasarkan pada hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dengan pedagang Gujarat yang datang lewat jalur Indonesia-Cambay-Timur-Tengah-Eropa.

ADVERTISEMENT

Teori Gujarat ini didukung oleh ilmuwan Belanda lain yaitu Snouck Hurgronje yang mengatakan hubungan dagang Indonesia dengan pedagang Gujarat sudah berlangsung lebih awal, bahkan sebelum orang-orang Arab datang.

Terlebih, saat itu Islam diketahui memiliki pengaruh kuat di kota-kota India. Contoh, para muslim Dakka merupakan pedagang perantara antara Timur Tengah dan Indonesia.

Menurut teori Gujarat, proses penyebaran Islam di nusantara terjadi ketika pedagang Gujarat itu menetap di Indonesia untuk menunggu kedatangan angin musim. Mereka mulai berinteraksi dengan pedagang lokal dan penduduk setempat. Proses interaksi tersebut menghasilkan asimilasi budaya lewat perkawinan sehingga kebudayaan dan ajaran Islam mulai menyebar melalui ikatan keluarga.

Bukti Teori Gujarat

Teori Gujarat ini didukung beberapa bukti, salah satunya diterangkan oleh ilmuwan bernama Moquette yang ikut memberi pendapat dan mengembangkan teori ini pada 1912. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Batu nisan Sultan Malik As-Saleh di Pasai, Sumatera Utara (1927) dan batu nisan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang punya kesamaan dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.
  • Marcopolo dari Venesia (Italia) memberi keterangan, dirinya pernah singgah di Perlak pada tahun 1292, yang penduduknya sudah memeluk agama Islam. Ia menyatakan, ada banyak pedagang Islam asal India juga yang menyebarkan ajarannya.
  • Terdapat inskripsi tertua yang mendukung pendapat Hurgronje bahwa hubungan antara Sumatra dan Gujarat sudah berlangsung lama.

Kelemahan Teori Gujarat

Meski ada beberapa bukti yang mendukung, teori Gujarat tak lepas dari kritik dan sangkalan yang menunjukkan adanya kelemahan dari bukti tersebut. Pendapat Mouquette tentang kemiripan batu nisan, dikritik S.Q Fatimi lewat penelitian berjudul Islam Comes to Malaysia (2009).

Menurutnya, gaya batu nisan Malik al-Saleh sangat berbeda dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Hal ini ia lihat dari bentuknya yang justru mirip batu nisan di Bengal.

Selain Fatimi, ada dua sangkalan terhadap teori Gujarat. Pertama yaitu masyarakat Samudera Pasai diketahui menganut mazhab Syafi'i, sedangkan pedagang Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Ada juga yang mengatakan, ketika Islam masuk di Samudera Pasai, Gujarat masih Kerajaan Hindu.

Terlepas dari kelebihan dan kelemahannya, dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa teori Gujarat adalah salah satu teori yang mengemukakan proses masuknya Islam ke Indonesia dibawa pedagang asal Gujarat, India.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads