Fenomena Hujan Es di Bandung, Kenali Penyebab dan Tanda-tandanya

ADVERTISEMENT

Fenomena Hujan Es di Bandung, Kenali Penyebab dan Tanda-tandanya

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 08 Mar 2022 19:30 WIB
Butiran es yang jatuh bersamaan dengan hujan di dua kabupaten di wilayah Pantura Jateng
Ilustrasi hujan es (Foto: dok. warga)
Jakarta -

Fenomena hujan es terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 8 Maret 2022. Hujan mengguyur sekitar pukul 14.30 berbentuk es dengan ukuran sebesar kelereng.

Peristiwa serupa sering terjadi di Indonesia. Selain Bandung, sejumlah kota seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta pernah mengalami fenomena ini. Apa penyebabnya?

Penyebab Fenomena Hujan Es

Seperti dikutip dari laman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan es disebut juga dengan 'hail', yaitu hujan yang terdiri atas bola-bola es. Hujan es dapat terjadi karena awan Cumulonimbus tumbuh vertikal melebihi titik beku air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar klimatologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr. Emilya Nurjani, dalam laman resmi UGM, mengatakan awan tersebut tumbuh di ketinggian sekitar 450 dpl hingga 10 ribu dpl pada saat massa udara dalam kondisi tidak stabil.

Awan bagian bawah atau awan panas mengandung uap air dan turun sebagai hujan yang normal. Namun, awan bagian atas atau awan dingin mengandung es. Sehingga saat jatuh di permukaan, hujan akan diiringi air dengan kristal es.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hujan es banyak disebabkan oleh kondisi alam seperti kelembaban tinggi, massa udara yang tidak stabil, serta suhu permukaan bumi yang mendukung.

"Jika suhu di permukaan bumi cukup rendah maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail, tetapi kalau suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yang kita kenal," jelas Emilya.

Tanda-tanda Fenomena Hujan Es

1. Satu hari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari akan terasa panas

2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (>4.5Β°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (>60%)

3. Mulai pukul 10.00 pagi, awan Cumulus akan tumbuh. Di antara awan-awan Cumulus, akan ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi berwarna abu-abu menjulang tinggi.

4. Kemudian, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus

5. Pepohonan di sekitar akan bergoyang cepat

6. Terasa sentuhan udara dingin

7. Hujan deras turun secara tiba-tiba, apabila hujan gerimis maka kejadian angin kencang jauh

8. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang dengan kategori puting beliung maupun tidak.

Durasi hujan es ini tidaklah lama, tergantung volume awan Comulonimbus yang terbentuk. Karena menurut Emilya ukuran hail yang terbentuk di daerah tropis umumnya kecil sehingga berlindung di bawah bangunan atau di dalam kendaraan atau payung bisa menjadi pilihan.

Nah, itulah penjelasan fenomena hujan es di Bandung, Jawa Barat. Apakah kamu pernah melihat fenomena ini secara langsung?




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads