Catatan TB Simatupang
Buku Laporan dari Banaran: Kisah Pengalaman Seorang Prajurit Selama Perang Kemerdekaan yang ditulis T.B. Simatupang mengungkap sejumlah cuplikan penting menjelang 1 Maret 1949.
Simatupang menuliskan pada 18 Februari 1949, Kolonel Bambang Sugeng yang saat itu menjabat Gubernur Militer daerah Yogyakarta-Kedu-Banyumas-Pekalongan-sebagian Semarang datang dan menginap di Banaran, Gunung Kidul.
Dusun Banaran terletak di punggung pegunungan Menoreh. Di tempat ini, prajurit TNI yang bergerilya karena Agresi Militer Belanda membangun markas pertahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolonel TB Simatupang yang saat itu menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Perang menggambarkan Sugeng sebagai sosok yang emosional. Menurut Simatupang, bagi Sugeng yang juga Panglima Divisi III itu tidaklah memuaskan apabila Yogyakarta nanti dikembalikan begitu saja kepada Indonesia.
"Idenya ialah: Yogya harus direbut dengan senjata. Paling sedikit dia ingin bahwa Yogyakarta kita serang secara besar-besaran, agar menjadi jelas bagi sejarah bahwa sekalipun Yogyakarta ditinggalkan oleh Belanda, namun kita tidak menerima kota itu sebagai hadiah saja. Paling sedikit dia mau membuktikan bahwa kita mempunyai kekuatan untuk menjadikan kedudukan Belanda di kota tidak tertahan (onhoudbaar)," tulis Simatupang.
Simatupang pun menyebut saat itu, hari dan cara penyerahan Yogyakarta kepada Indonesia belum ditentukan, sehingga masih ada cukup waktu untuk melancarkan serbuan atas Yogyakarta.
"Sama sekali tidak ada larangan untuk menyerang dan ditinjau dari segi diplomasi, maka saya anggap bahwa setiap serangan yang spektakuler, justru akan dapat memperkuat kedudukan kita."
Dalam catatannya, Simatupang juga menuliskan pada 1 Maret 1949, dirinya berada di Wiladeg, Gunung Kidul. Di desa ini, ia bertemu sejumlah Staf Penerangan Pusat Pemerintah di Jawa. Menurut Simatupang, mereka sedang menunggu kabar dari Yogyakarta, sebab hari itu pasukan-pasukan kita akan melancarkan serangan umum atas kota.
"Inilah serangan yang beberapa waktu lalu telah saya bicarakan dengan Bambang Sugeng di Banaran. Saudara Sumali dan Dipokusumo telah bersiap-siap untuk menyiarkan serangan umum ini melalui pemancar radio ke Sumatra dan New Delhi, yang akan menyiarkan berita itu kepada dunia," tulis Simatupang.
Selanjutnya, Kesaksian Letkol dr Wiliater Hutagalung >>>
Simak Video "Video Fadli Zon: Soeharto Sangat Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional"
[Gambas:Video 20detik]