Konflik Rusia Ukraina mencuat setelah pasukan Moskow memulai invasi dengan mengerahkan pasukan ke perbatasan negara Ukraina. Kedua negara sebelumnya diketahui punya sejarah dan konflik panjang.
Melihat konflik tersebut, banyak negara yang sudah mengecam dan memberikan sanksi terhadap Rusia. Bagaimana dengan Indonesia sendiri?
Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB) Arief Setiawan menyampaikan, Indonesia harus tetap menerapkan politik bebas aktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan berpegang teguh sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mewujudkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," kata Arief, dilansir dari laman UB, Selasa (1/3/2022).
Menurut Arief, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi penengah antara Rusia Ukraina https://www.detik.com/tag/rusia-ukraina dan mendorong kedua negara tersebut berdamai. Jika tidak bisa dilakukan, sambungnya, Indonesia harus mengambil langkah pasti dan memastikan jangan sampai ada negara lain yang terlibat dalam konflik ini.
"Indonesia harus mendorong agar kedua negara berdamai, itu langkah paling maksimal. Langkah minimalnya, Indonesia harus mencegah jangan ada negara yang terlibat. Jangan sampai meluas melibatkan negara lain karena akan makin susah menyelesaikannya," ujar Arief.
Hubungan Khusus Indonesia dan Rusia
Saudara muda
Alumnus Peoples' Friendship University of Russia tersebut mengatakan, Indonesia memiliki hubungan khusus dengan Rusia. Menurutnya, dengan hubungan tersebut, Indonesia dapat melobi dan tidak mengancam Rusia.
"Indonesia punya sejarah panjang dengan Rusia dan Indonesia juga masih dibutuhkan oleh mereka. Apalagi warga Rusia itu menilai Indonesia adalah saudara muda mereka," papar Arief.
"Pemerintah harus segera melobi Rusia agar menghentikan serangan karena kita harus belajar dari Irak, Afghanistan dan Libya, akan jadi konflik berkepanjangan, membuat masyarakat tidak aman dan anak-anak akan terlantar," kata Arief.
Hubungan Indonesia-Rusia sejak zaman Bung Karno
Hubungan antara Indonesia dan Rusia telah dimulai sejak zaman Bung Karno.
"Saya di sana dulu 3 tahun dan tahu betul Rusia sangat menghargai Indonesia. Kita ingat bagaimana Bung Karno disambut rakyat Moscow, bahkan Rusia juga membantu saat pembebasan Irian Barat," jelas Arief.
Menurut Arief, hubungan antara Indonesia dan Rusia juga terlihat dalam bidang seni dan pendidikan. Ia mengatakan, banyak lagu Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Rusia dan menjadi hits di Rusia. Selain itu pada tahun 2014, ada 7 kampus di Rusia yang membuka program studi bahasa Indonesia.
Ia berpendapat, kedekatan historis ini harus dimanfaatkan Indonesia untuk melobi Rusia.
"Sebab jangan sampai Indonesia mengeluarkan pernyataan yang justru memanaskan situasi Rusia Ukraina," ujar Arief.
(atj/twu)