Sebelum berbentuk negara seperti saat ini, Indonesia dulunya terdiri dari banyak kerajaan yang tersebar di berbagai wilayah. Ada Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Tarumanegara, Demak, Majapahit, hingga Samudera Pasai.
Setiap wilayah tersebut memiliki raja dan daerah kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan di masa itu. Tak hanya itu, setiap kerajaan juga memiliki bangunan yang kokoh dan unik.
Namun, keberadaan kerajaan itu tidak sepenuhnya bisa bertahan. Kebanyakan istana kerajaan yang sudah tua, sejatinya sudah hancur karena serangan musuh sehingga tidak diketahui keberadaannya saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Indonesia merdeka, hanya ada beberapa kerajaan yang masih berdiri dan memiliki raja meski tidak lagi berdaulat. Nah, berikut ini merupakan 5 istana kerajaan yang masih ada hingga kini, seperti dikutip dari laman Direktorat SMP Kemdikbud RI.
5 Istana Kerajaan di Indonesia yang Masih Berdiri Kokoh sampai Sekarang
1. Istana Maimun Medan
Istana yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara ini adalah Istana Kerajaan Deli yang dibangun oleh rajanya yang bernama Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Bangunan ini dirancang oleh arsitek asal Italia dengan perpaduan gaya Melayu (Islam), Spanyol, India, dan Italia.
Warna istana ini adalah kuning, khas Melayu dengan pintu dan jendelanya yang lebar-lebar seperti umumnya bangunan Eropa. Selain itu, pengaruh Islam juga terlihat pada bentuk atap yang melengkung seperti perahu terbalik.
Istana Maimun ini dibangun di atas tanah seluas 2.772 mΒ² sedangkan bangunannya seluas 772 mΒ². Hingga saat ini, Istana Maimun tidak lagi dipakai untuk tempat tinggal sultan melainkan berubah menjadi tempat wisata di mana masyarakat dapat melihat peninggalan Kesultanan Maimun.
2. Istana Sekala Brak Lampung
Di selatan Pulau Sumatera, tepatnya di Lampung, juga terdapat kerajaan, yaitu Kerajaan Sekala Brak. Istananya disebut dengan Lamban Gedung.
Istana ini memiliki Lamban Gedung berbentuk panggung dan dua lantai. Ruangan yang ada di Lamban Gedung pada umumnya mirip dengan rumah adat rakyat, seperti ruang keluarga, kamar, ruang belakang, dapur, dan ruang untuk mencuci perabotan. Sedangkan Loteng Lamban Gedung biasanya dipakai untuk tempat penyimpanan barang-barang keperluan adat.
Untuk atap Lamban Gedung berbentuk runcing dengan satu pusat di tengah. Lamban Gedung juga dihiasi dengan ukiran ornamen berupa tumbuhan dan hewan.
3. Istana Alwatzikhoebillah Sambas
Salah satu kerajaan di Kalimantan Barat adalah Kerajaan Sambas. Kerajaan ini memiliki peninggalan istana yang disebut dengan Istana Alwatzikhoebillah.
Istana ini terletak di pinggir pertemuan antara Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil, dan Sungai Teberau. Istana Kesultanan Sambas terdiri atas tiga bangunan berjajar dengan bangunan yang berada di tengah adalah bangunan utamanya.
Di situlah, tempat Sultan Sambas beraktivitas sehari-hari. Kemudian, bangunan di sisi kiri adalah tempat untuk menjamu tamu dan bangunan di sisi kanan dipakai untuk menyiapkan kebutuhan sultan dan keluarga. Ketiga bangunan tersebut saling terhubung.
4. Keraton Sumenep
Keraton Sumenep yang terletak di Kota Sumenep, Jawa Timur ini merupakan warisan raja-raja Sumenep yang dulu pernah berkuasa.
Keraton Sumenep dibangun oleh Lauw Piango yang berkebangsaan Tiongkok. Konsep bangunan keratonnya pun terbilang unik karena menggunakan perpaduan gaya Jawa, Arab, Tiongkok, dan Eropa dalam rancangannya.
Gerbang masuk menuju keraton dikenal dengan istilah labhang mesem yang berarti 'gerbang tersenyum' yang melambangkan keramahan masyarakat Sumenep pada setiap orang yang datang ke keraton.
Saat ini sebagian keraton difungsikan sebagai museum sedangkan bagian pendopo kerap digunakan sebagai tempat kegiatan acara pemerintahan dan pagelaran seni dan budaya.
5. Kedaton Tidore
Istana Kesultanan Tidore yang juga dikenal dengan istilah Kedaton Kie terletak di Kota Tidore, Maluku Utara. Kedaton Kie berada di area perbukitan yang langsung menghadap ke laut.
Istana ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Tidore ke-28 pada tahun 1810. Kedaton Kie merupakan bangunan dua lantai yang berdiri di atas lahan berukuran 150 meter x 100 meter.
Bagian depan kedaton berbentuk prisma beratap limasan segi enam. Bagian belakang kedaton berbentuk persegi panjang dengan atap limasan yang menyerupai trapesium.
Pada tahun 1912, terjadi konflik internal kerajaan yang mengakibatkan Kedaton Kie mengalami kerusakan total. Namun saat ini, Kedaton Kie telah dibangun kembali dengan bentuk yang disesuaikan dengan kondisi Kedaton sebelum mengalami kerusakan.
Itulah 5 bangunan istana kerajaan yang masih ada di Indonesia hingga saat ini. Apakah detikers tertarik mengunjunginya?
(faz/rah)