Perayaan Tahun Baru 2022 Ditiadakan, Belajar dari Pandemi Mematikan Seabad Lalu

ADVERTISEMENT

Perayaan Tahun Baru 2022 Ditiadakan, Belajar dari Pandemi Mematikan Seabad Lalu

Kristina - detikEdu
Jumat, 31 Des 2021 12:30 WIB
Flu Spanyol
Foto: Getty Images via BBC
Jakarta -

Pemerintah menerbitkan aturan terkait larangan perayaan Tahun Baru 2022. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi mobilitas masyarakat di tengah pandemi, seperti yang terjadi sekitar satu abad yang lalu di negara-negara Eropa, Amerika Utara, hingga Pasifik Selatan.

Larangan tersebut tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Pada Saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Aturan ini berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

Dalam Inmendagri tersebut, tertulis larangan adanya pawai dan arak-arakan tahun baru serta acara Old and New Year baik terbuka maupun tertutup yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Perayaan Tahun Baru dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perayaan Tahun Baru 2022 sedapat mungkin dilakukan masing-masing/bersama keluarga, menghindari kerumunan dan perjalanan, serta melakukan kegiatan di lingkungan masing-masing yang tidak berpotensi menimbulkan kerumunan," bunyi Inmendagri Nomor 66 Tahun 2021 diktum ketiga, seperti dikutip, Jumat (31/12/2021).

Perayaan yang Dilakukan saat Pandemi

Perayaan Natal dan Tahun Baru di tengah pandemi bukan yang pertama kalinya terjadi. Sekitar 100 tahun yang lalu, negara-negara di wilayah Eropa, Amerika Utara, Brasil, Asia, hingga Pasifik Selatan diterpa pandemi flu yang mematikan.

ADVERTISEMENT

Adalah pandemi influenza 1918 atau flu Spanyol. Dalam catatan sejarah, pandemi ini menjadi pandemi terparah di dunia yang disebabkan oleh virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas. Virus tersebut menyebar ke seluruh dunia selama 1918-1919.

Berdasarkan catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, diprakirakan sekitar 500 juta orang atau sepertiga penduduk dunia terinfeksi virus ini. Jumlah kematian diprakirakan setidaknya 50 juta di seluruh dunia dengan sekitar 675 ribu di antaranya terjadi di Amerika Serikat. Kematian tinggi terjadi pada usia kurang dari 5 tahun, 20-40 tahun, dan 65 tahun ke atas.

Saat flu Spanyol melanda, pemerintah khususnya pejabat kesehatan meminta masyarakat untuk menjaga jarak ketika berkumpul secara langsung. Seperti yang dilaporkan dalam artikel Ohio State Journal tentang Flu Fighters For Kissless Holiday pada 21 Desember 1918 silam.

Dilaporkan majalah TIME, pada pandemi flu tahun 1918, virus menyerang berbagai kota pada waktu yang berbeda. Menjelang perayaan Halloween pada akhir Oktober, terjadi penurunan angka kematian di kota-kota Pantai Timur. Namun, di wilayah barat, masyarakat dihajar flu yang lebih cepat menular daripada gelombang pertama di musim semi sebelumnya.

Artikel surat kabar dalam arsip digital Influenza Encyclopedia, yang diproduksi oleh Pusat Sejarah Kedokteran di Michigan University, memberikan gambaran sekilas tentang berbagai protokol keamanan Halloween di kota-kota besar di seluruh negeri.

Untuk menghindari lonjakan kasus, beberapa kota mendesak penduduk untuk tinggal di rumah, melarang pesta Halloween dan "kemeriahan" jalanan, dan mendesak anak muda untuk merayakannya dengan tenang.

Menurut laporan dalam arsip digital tersebut, pemerintah cukup kesulitan untuk menegakkan protokol keselamatan pada hari-hari perayaan, seperti Halloween. Aturan semakin diperketat dan intens selama pandemi berlangsung.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads