Pakaian adat Kalimantan Barat memiliki ciri khas dari masyarakatnya yang didominasi oleh suku Dayak dan suku Melayu. Apa saja pakaian adat Kalimantan Barat?
Salah satu pakaian adat Kalimantan Barat suku dayak adalah King baba (untuk laki-laki) dan King Bibinge (untuk perempuan). Sedangkan, dalam suku Melayu pakaian adatnya disebut Pakaian Sambas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipengaruhi Kebudayaan Dua Suku
Dalam perihal berpakaian, pakaian adat Kalimantan Barat banyak didasarkan dari kebudayaan kedua suku tersebut, karena provinsi ini letaknya berbatasan langsung dengan negara bagian Serawak Malaysia, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata dan Semenanjung Malaysia.
Menurut e-modul Sosiologi SMA/MA Kelas XII oleh Drs. Puji Raharjo, M.M., dijelaskan bahwa pada zaman dahulu, suku Melayu Sambas merupakan bagian dari sebuah kesultanan yang ada bersamaan dengan kerajaan Islam lainnya di Pulau Kalimantan.
Suku Melayu Sambas juga masih tergolong satu rumpun dengan suku Melayu yang ada di Malaysia. Pada sensus yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa suku ini adalah sub suku dari Suku Dayak.
Namun, kedua suku yang mendominasi wilayah Kalimantan Barat tersebut, mempunyai banyak perbedaan pakaian adat, baik itu dari segi model, bahan, dan lain-lain karena pada dasarnya memiliki karakteristik masing-masing.
Dalam pemakaian baju adat Kalimantan untuk laki-laki dan perempuan akan dicirikan dengan beberapa hal.
Mengutip dari buku "Pintar 34 Provinsi di Indonesia" yang ditulis oleh Kurniawan Dinihari, biasanya laki-laki menggunakan baju tanpa lengan, celananya yang sebatas lutut, dan juga kain yang berfungsi sebagai ikat pinggang.
Tidak hanya itu, tambahan tutup kepala yang dihias dari bulu burung Enggang, dan juga perhiasan.
Sedangkan pada perempuan bajunya berlengan dengan kain yang menutupi pada bagian dadanya. Penggunaan perhiasan yang dipakai di kepala, dan juga aksesoris berupa kalung, manik manik, ataupun gelang.
3 Pakaian Adat Kalimantan Barat:
1. Pakaian Adat Suku Dayak King Baba
Penamaan pakaian ini berasal bahasa Dayak yang terdiri atas kata "king" yang artinya pakaian, dan "baba" berarti laki-laki. Keunikan pakaian adat Kalimantan Barat ini adalah terbuat dari kulit tanaman bernama ampuro atau kayu kapur.
Kayu kapur adalah tumbuhan asli Kalimantan, yang memiliki kandungan serat yang tinggi. Dalam pembuatanya, caranya adalah yang pertama kulit kayu kapur diambil dulu seratnya, kemudian serat yang sudah diambil dijemur dibawah sinar matahari.
Selanjutnya, serat lalu dihias dengan lukisan bercorak khas suku Dayak. Lukisan yang paling sering dijumpai pada pakaian King Baba adalah lukisan burung enggang.
Dalam kepercayaan yang berkembang di suku Dayak, burung enggang merupakan simbol dari penguasa alam atas (Matahala dan Pahotara). Suku Dayak percaya, bahwa burung ini akan datang pada saat yang genting.
Setelah dihias dengan lukisan, serat kayu akan dibentuk menjadi seperti pakaian berbentuk mirip rompi dan juga penutup kaki.
Pemakaian King Baba juga akan dilengkapi dengan sebuah ikat kepala, yang bermotif khas, dengan tambahan pemanis dari bulu burung enggang gading, tak lupa dilengkapi dengan senjata tradisional suku Dayak bernama mandau.
2. Pakaian Adat Suku Dayak King Bibinge
Pakaian adat Kalimantan Barat yang digunakan untuk wanita disebut King Bibinge. Secara bahan dan proses pembuatannya, pakaian ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pakaian King Baba.
Perbedaannya hanya terletak pada model pakaiannya, yang lebih tertutup di bagian dada, serta tambahan penggunaan stagen (semacam korset), kain bawahan, manik-manik, dan aksesoris.
Salah satunya aksesorisnya adalah di bagian tangan. Hal unik yang bisa kita lihat dari jerat tangan, yaitu bahannya terbuat dari lilitan akar tanaman yang dipercaya sebagai pencegah dari segala bencana.
Tidak hanya jerat tangan, kalung yang dibuat dari akar kayu dan beberapa tulang hewan juga dipercaya mampu menjauhkan roh-roh halus yang mengganggu.
Beberapa perhiasan yang berasal dari Kalimantan Barat antara lain macam gelang seperti tajuk bulu tantawan, tajuk bulu area, galang pasan manik, galling gading dan masih banyak lagi.
3. Pakaian Adat Melayu Sambas
Pakaian adat di Kalimantan Barat satu ini juga memiliki kesamaan dengan pakaian adat yang ada di beberapa daerah Melayu lainnya.
Didasarkan pada adat Melayu, maka pakaian Sambas dicirikan berlengan panjang dengan kain songket khas Kalimantan Barat.
Untuk para laki-laki, akan menggunakan kopiah berwarna hitam. Sedangkan untuk perempuan, bajunya panjang dengan bawahan kain tenunan. Tidak hanya kaya akan filosofi, pakaian serta perhiasan-perhiasan tersebut juga indah secara estetika.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai pakaian adat Kalimantan Barat yang memiliki ciri khas dari suku Dayak dan suku Melayu. Semoga bisa memperluas pengetahuan detikers semua, ya!
(faz/faz)