Ujian demi ujian harus dihadapi oleh Nabi Yusuf AS semasa hidupnya. Tidak terkecuali, saat kebencian para saudaranya sudah memuncak pada Nabi Yusuf yang mendapatkan perhatian lebih dari sang ayah, Nabi Yaqub AS.
Mereka bahkan sepakat untuk membuangnya ke sumur, sebagaimana dijelaskan dalam surat Yusuf ayat 9-10,
(9) اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ
(10) قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata, "Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat."
Beralasan untuk mengajak Nabi Yusuf bermain, para saudaranya kemudian mendapatkan izin dari Nabi Yaqub untuk membawanya keluar rumah. Meskipun sebelumnya dengan berat hati sang ayah memberikan izin karena khawatir.
Buku Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan Yusuf Alaihi Salam oleh Sulistyawati Khairu menjelaskan, para saudara Nabi Yusuf pun membawa beliau ke sebuah sumur sesuai dengan rencana. Sumur yang dipilih mereka adalah sumur yang sering dilewati oleh para musafir.
Mereka pun menceburkan Nabi Yusuf ke dalam sumur setelah memaksanya sedemikian rupa hingga meminta beliau untuk menanggalkan pakaiannya. Pakaian tersebut digunakan mereka sebagai alibi untuk sang ayah bahwa Nabi Yusuf diserang oleh serigala.
Setelah beberapa hari menghabiskan kesendiriannya di dalam sumur, atas izin Allah SWT Nabi Yusuf melihat secercah harapan. Nabi Yusuf mendengar suara gerombolan dan langkah kaki manusia mendekat.
Ternyata mereka adalah para musafir yang sedang melakukan perjalanan menuju Mesir. Nabi Yusuf AS diselamatkan oleh Allah SWT melalui musafir yang berasal dari negeri Syams. Para musafir itu hendak menimba air dari sana.
"Nabi Yusuf AS bergantung pada timba yang diturunkan ke bawah. Musafir tersebut bingung, air yang diangkatnya terlalu berat. Akhirnya musafir tersebut berhasil mengangkat timba dan melihat seorang anak muda," tulis Sulistyawati Khairu dalam bukunya.
Kisah ini juga diceritakan dalam surat Yusuf ayat 19 yang berbunyi,
وَجَاءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَىٰ دَلْوَهُ ۖ قَالَ يَا بُشْرَىٰ هَٰذَا غُلَامٌ ۚ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
Artinya: "Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, "Oh, senangnya, ini ada seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."
Berdasarkan Tafsir Qashashi Jilid II: Nabi Yusuf as dan Nabi Musa AS karya Syofyan Hadi, kata anak muda dalam ayat di atas merujuk pada usia anak yang menginjak remaja. Tafsir tersebut berpendapat, Nabi Yusuf masih berusia sekitar 10-15 tahun saat beliau dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya.
Para musafir yang menyelamatkan Nabi Yusuf atas izin Allah SWT itu pun mulai berunding mengenai nasib dari Nabi Yusuf kecil. Karena kekhawatiran akan tanggung jawab yang dihadapi bila mengasuh beliau, mereka pun sepakat untuk menjualnya sebagai budak di Mesir.
Perlu diketahui, pada saat itu masih berlaku sistem jual beli budak. Nabi Yusuf pun dijual dengan harga yang murah oleh para musafir tersebut. Namun, siapa sangka justru keputusan dari musafir ini merupakan rencana lain dari Allah SWT untuk menyelamatkan Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf kemudian berhasil dijual kepada salah seorang menteri negeri Mesir yang bernama Qitfir Al Aziz. Di sana pula, Nabi Yusuf bertemu dengan istrinya di masa depan yang bernama Zulaikha.
Melalui kisah ini kita dapat mengetahui, Allah SWT pasti memiliki rencana terbaik untuk hambaNya. Seperti kisah Nabi Yusuf yang diselamatkan oleh musafir dari Negeri Syams, justru membawanya ke lingkungan Kerajaan Mesir.
(rah/row)