Diberi Gelar Al-Amin, Siapa Pengasuh dan Ibu Susu Nabi Muhammad SAW?

ADVERTISEMENT

Diberi Gelar Al-Amin, Siapa Pengasuh dan Ibu Susu Nabi Muhammad SAW?

Rosmha Widiyani - detikEdu
Senin, 06 Des 2021 16:00 WIB
ilustrasi nabi muhammad
Tulisan Nabi Muhammad SAW yang diberi gelar Al Amin, siapa pengasuh dan ibu susunya? Foto: iStock
Jakarta -

Al Amin artinya orang yang dapat dipercaya adalah gelar yang diberikan suku Quraisy pada Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku Rukun Iman karya Hudarrohman, gelar diberikan saat Nabi SAW berusia 35 tahun.

"Pemberian gelar Al amin dikarenakan Rasulullah SAW dapat menghentikan perselisian suku Quraisy tentang orang yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Nabi SAW memberikan jalan keluar dengan mengangkat dan meletakkan kembali bersama-sama," tulis buku tersebut.

Arti Al Amin sebagai yang dapat dipercaya, juga mengindikasikan keluhuran budi suri tauladan umat manusia ini. Sepanjang hidupnya, Nabi SAW memang dikenal tak pernah bohong dan curang. Dia juga selalu sopan, menepati janji, dan baik kepada siapa saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan karakteristik tersebut, tentu tak salah jika melihat pola asuh Nabi SAW dan pengasuhnya. Dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad : Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih karya M Quraish Shihab, berikut penjelasannya

Daftar pengasuh Nabi Muhammad SAW

ADVERTISEMENT

1. Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf

Aminah adalah ibu Rasulullah SAW, yang terpaksa mengandung sang nabi sendirian tanpa ditemani suaminya. Ayah Nabi SAW yang bernama Abdullah bin Abdul Mutthalib wafat sang rasul masih dalam kandungan.

Ibu kandung Rasulullah SAW dikisahkan tidak menyusui sampai selesai. Persusuan Nabi SAW diserahkan pada orang lain sesuai tradisi bangsa Arab di masa lalu. Sayangnya Rasulullah SAW harus menyaksikan bundanya meninggal di usia 6 tahun.

2. Tsuwaibah Al Islamiyah

Sosok ini adalah ibu susu Nabi Muhammad SAW yang merupakan budak Abu Lahab. Tsuwaibah menyampaikan kabar kelahiran Rasulullah SAW pada sang paman yang merasa sangat gembira. Saking senangnya, Abu Lahab kemudian memerdekakan Tsuwaibah.

Aminah selanjutnya menyerahkan persusuan Nabi Muhammad SAW pada Tsuwaibah. Saat itu, Tsuwaibah dikisahkan berprofesi sebagai ibu yang menyusukan bayi. Namun persusuan Nabi SAW pada Tsuwaibah hanya beberapa hari. Tsuwaibah juga menyusui bayinya sendiri yang bernama Masruh.

3. Halimah As Sa'diyah

Dia adalah wanita dari Kabilah Bani Sa'ad yang juga pernah menyusui Rasulullah SAW. Dikutip dari buku Inilah Kisah Sang Rasul, Sejarah Nabi Muhammad dan Af-Khufafaa 'Ar-Raasyidiin karya Muhammad Luqman H. Za, Halimah juga mengasuh Nabi hingga usia 4 tahun.

Halimah menuturkan keberkahan yang diperoleh keluarganya saat dia menyusui Nabi SAW. Air susunya mengalir deras sehingga dia tak kesulitan menyusui Rasulullah SAW. Dia juga bebas dari kelaparan dan kepayahan karena hidup lebih makmur.

4. Ummu Aiman

Ummu Aiman adalah budak ayah Nabi Muhammad SAW yang tetap melayani keluarga tersebut sepeninggalnya. Dikutip dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam karya Bassam Muhammad Hamami, nama asli wanita ini adalah Barakah bint Tsa'labah.

"Ketika Aminah melahirkan Nabi SAW sepeninggal ayahnya, Ummu Aiman mendidik dan merawat Rasulullah SAW hingga dewasa dengan baik dan tulus. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku," tulis buku tersebut.

Setelah Nabi SAW menikah dengan Siti Khadijah, Ummu Aiman dibebaskan sebagai bentuk penghormatan. Ummu Aiman yang menikah dengan Zaid bin Haritsah adalah salah satu Assabiqunal Awwalun yang menyertai Rasulullah sepanjang hidupnya.

5. Abdul Mutthalib

Sosok yang mendidik Rasulullah SAW ini adalah orang yang punya kedudukan tinggi dalam suku Quraisy. Dia adalah kakek Nabi SAW dari jalur ayah yang mengasuh Nabi sejak usia 6 tahun. Kakek Nabi SAW hanya mengasuh selama dua tahun sebelum berpulang.

Abdul Mutthalib lebih mengutamakan Muhammad SAW dibanding anak-anaknya sendiri. Dia bahkan sangat senang saat Nabi SAW duduk di atas pembaringannya. Saat itu tidak ada anak Abdul Mutthalib yang berani melakukan hal tersebut.

Sang kakek dikisahkan sudah mengetahui pertanda cucunya akan menjadi orang besar. Saat meninggal Abdul Mutthalib berpesan agar pengasuhan Nabi Muhammad SAW dilanjutkan anaknya yang lain Abu Thalib.

6. Abu Thalib

Dalam buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 karya Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shallabi, paman nabi ini bukanlah orang kaya. Untuk meringankan bebannya, Nabi menggembala kambing dan mengambil upah yang diberikan pemilik hewan.

Terkait kehidupan nabi sebagai penggembala kambing sempat disinggungnya dalam sebuah hadis

Ω…ΩŽΨ§ بَعَثَ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ω†ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‹Ω‘Ψ§ Ψ₯ΩΩ„Ψ§ΩŽΩ‘ Ψ±ΩŽΨΉΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩŽΩ†ΩŽΩ…ΩŽ Β» . ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ£ΩŽΨ΅Ω’Ψ­ΩŽΨ§Ψ¨ΩΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Β« Ω†ΩŽΨΉΩŽΩ…Ω’ كُنْΨͺُ Ψ£ΩŽΨ±Ω’ΨΉΩŽΨ§Ω‡ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω‚ΩŽΨ±ΩŽΨ§Ψ±ΩΩŠΨ·ΩŽ Ω„Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„Ω Ω…ΩŽΩƒΩŽΩ‘Ψ©ΩŽ

Artinya: "Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing." Mereka para sahabat bertanya, "Apakah engkau juga wahai Rasulullah?" Beliau berkata, "Iya, saya telah menggembala dengan imbalan beberapa qirath (mata uang dinar, pen.) dari penduduk Mekah." (HR Bukhari).

Abu Thalib dikisahkan sebagai orang berbudi tinggi dengan perangai yang sangat halus. Karakter serupa dimiliki istrinya Fatimah Azad. Kepribadian mulia Nabi Muhammad SAW menemukan kecocokan dengan Abu Thalib dan keluarganya.

Pola pengasuhan dan pendidikan orang-orang inilah yang mempengaruhi karakter Nabi Muhammad SAW, hingga tumbuh menjadi pribadi mulia dan bergelar Al Amin. Semoga penjelasan ini memberi hikmah bagi semua detikers.




(row/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads