Beberapa suku dari berbagai belahan dunia masih ada yang memilih tinggal terisolir di tengah perkembangan zaman saat ini. Mereka diketahui masih berburu binatang dan mengumpulkan makanan dari tumbuhan yang tersedia di alam.
Sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memperjuangkan kehidupan dan hak-hak masyarakat suku di seluruh dunia, Survival International, memperkirakan ada lebih dari 100 suku yang tidak tersentuh saat ini. Jumlah tersebut mungkin bisa jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Suku Paling Terisolir
Suku-suku yang memilih mengasingkan diri tersebut juga menolak keras orang luar yang memasuki wilayahnya. Bahkan, helikopter yang mendekat pun akan dipanah, seperti yang dilakukan oleh salah satu suku yang mendiami wilayah India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Discover Magazine, Selasa (30/11/2021), berikut suku yang paling terisolir di dunia:
1. Sentinel, India
Penduduk Sentinel menjadi penduduk paling terisolasi di dunia dan menolak dunia luar. Mereka mendiami Pulau Sentinel Utara di Teluk Benggala. Saking terisolirnya, bahasa mereka tidak dikenal oleh orang luar, bahkan oleh suku-suku Andaman di pulau-pulau tetangga yang dekat dengan mereka.
Kelangsungan hidup orang-orang Sentinel masih bergantung pada alam. Mereka berburu dan mengumpulkan bahan makanan dari hewan dan tumbuhan. Seperti membangun kano untuk memancing dan menangkap kepiting, dan berburu binatang buruan kecil dengan busur, panah, dan tombak.
Sejak 1950-an, pemerintah India telah menyatakan pulau itu terlarang dan melarang keras pengunjung demi keselamatan semua pihak.
2. Yaifo dan lainnya, Papua Nugini
Diperkirakan masih ada lebih dari 40 suku yang terisolir di wilayah Papua Nugini. Salah satunya adalah suku Yaifo yang menghindari interaksi dengan orang luar. Sebagian besar suku ini masih menjalani gaya hidup pemburu dan pengumpul.
Selain suku Yaifo, ada satu suku yang lebih tertutup dan bahkan tidak dikenal oleh para antropolog Barat selama berabad-abad. Adalah suku Korowai. Suku ini pertama kali dijumpai pada tahun 1970-an.
3. Moxihatetema, Brasil/Venezuela
Sebuah suku yang terdiri dari sekitar 100 orang masih memilih hidup terisolir di wilayah Cagar Alam Yanomami. Mereka adalah orang-orang Moxihatetema. Selain memisahkan diri dari kontak luar, mereka juga memisahkan diri dari suku Yanomami lainnya.
Moxihatetema dihadapkan pada ancaman eksternal yang sama seperti kerabat Yanomami mereka, yakni penambang emas ilegal, yang operasinya mendatangkan malapetaka lingkungan di ekosistem cagar alam. Bahkan tak sedikit terjadi pertumpahan darah dengan suku asli.
4. Mashco-Piro, Peru
Amazon Peru adalah rumah bagi beberapa suku yang tidak tersentuh, termasuk suku Mashco-Piro. Selama beberapa dekade mereka dianggap sebagai orang terakhir dari komunitas ini.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa anggota suku ini mulai menjangkau orang luar. Mereka memberi isyarat kepada para pelancong sungai dan muncul di pos pemeriksaan pemerintah untuk meminta makanan atau bantuan lainnya.
5. Ayoreo, Paraguay
Ayoreo adalah penduduk asli Gran Chaco. Gran Chaco sebuah hutan besar yang juga mengalami beberapa laju deforestasi tercepat di dunia. Mereka dianggap sebagai kelompok pribumi terakhir yang tidak pernah tersentuh di Amerika di luar lembah Amazon.
Keberadaan suku ini terancam oleh aktivitas penebangan, penggembalaan, hingga konstruksi. Setelah bertahun-tahun menghindari orang luar, sekelompok Ayoreo melakukan kontak luar pada tahun 2004, mereka melarikan diri dari buldoser yang menghancurkan rumah mereka.
(kri/nwy)