Peribahasa 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung' merupakan peribahasa yang populer di Indonesia. Peribahasa ini ternyata memiliki makna mendalam di kehidupan masyarakat.
Peribahasa termasuk salah satu bentuk karya sastra Melayu yang berkembang di Indonesia. Peribahasa adalah ungkapan ringkas yang berisi pesan tersirat, berupa perbandingan, nasihat, hingga prinsip hidup suatu masyarakat.
Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung
Salah satu peribahasa yang populer di kalangan masyarakat adalah 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung'. Peribahasa tersebut mengandung arti bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku Peribahasa Watafa oleh Zanariah Abdol dijelaskan, peribahasa ini berisi pesan agar mematuhi peraturan di tempat yang didiami. Dengan kata lain, seseorang harus bisa beradaptasi dengan tempat tinggalnya (bukan hanya tempat asal), untuk dapat diterima dengan baik.
Contohnya, Kamarul merupakan seorang laki-laki yang gemar merantau ke negara orang. Dia diterima oleh penduduk dengan hati terbuka karena dia pandai menyesuaikan diri dengan cara hidup dan peraturan yang ada di negara tersebut.
Contoh Peribahasa Populer
Dirangkum dari buku Peribahasa dan Pantun Indonesia yang disusun tim Indonesia Cerdas dan buku Peribahasa Indonesia oleh Kiftiawati dan Endry Sulistyo, berikut 10 contoh peribahasa populer lainnya:
1. Ke langit tak sampai, ke bumi tak nyata
Artinya: Pekerjaan yang serba tanggung.
2. Disangkakan langit itu rendah dipandang dekat, dicapai tak boleh
Artinya: Jangan menganggap mudah sesuatu yang akan dikerjakan
3. Langit diukir anak istri kelaparan
Artinya: Orang yang banyak cakap, tetapi tidak dapat memberikan hasil sama sekali.
4. Di mana ada kemauan, di sana ada jalan
Artinya: Seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti akan ada kemudahan saat menemui kesulitan.
5. Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang
Artinya: Kalau tak ada orang yang pandai, orang bodoh pun mengaku pandai.
6. Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh
Artinya: Bila timbul suatu kesukaran, akan ada ide untuk memecahkannya.
7. Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang
Artinya: Pekerjaan harus dilakukan sampai selesai jangan tanggung-tanggung. Peribahasa tersebut juga dapat diartikan sebagai larangan harus tegas supaya ditaati.
8. Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk
Artinya: Seseorang harus dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya
9. Dikasih hati minta jantung
Artinya: Orang yang melonjak, sudah diberi sedikit tetapi meminta lebih.
10. Duduk sama rendah, tegak sama tinggi
Artinya: Memiliki martabat atau kedudukan yang sederajat.
Nah, itulah arti peribahasa 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung' dan 10 contoh peribahasa populer lainnya.
(kri/lus)