Raja Terakhir Kerajaan Banjar dan Proses Islamisasinya

ADVERTISEMENT

Raja Terakhir Kerajaan Banjar dan Proses Islamisasinya

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Selasa, 09 Nov 2021 12:30 WIB
masjid
Foto: (Kurnia/detikTravel)/Raja Terakhir Kerajaan Banjar dan Proses Islamisasinya.
Jakarta -

Raja terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman. Ia adalah putra dari Pangeran Antasari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.

Melanjutkan perjuangan dari sang ayah, Sultan Muhammad Seman turut mempertahankan Kerajaan Banjar dalam melawan kolonial Belanda. Namun, ia harus gugur dalam pertempuran tersebut, tepatnya di Menawing, Puruk Cahu pada tahun 1905.

Hal ini pun menjadi akhir dari Perang Banjar sekaligus berdirinya Kerajaan Banjar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Repository UIN Antasari, sejak berdirinya Kerajaan Banjar pada 24 September 1526 hingga berakhirnya Perang Banjar tersebut, terdapat sekitar 19 orang raja yang pernah memimpin kerajaan. Raja pertama yang mendirikan kerajaan ini adalah Raden Samudera.

Ia juga merupakan raja pertama yang memeluk Islam dan bergelar Sultan Suryanullah. Sebelum memeluk Islam, Kerajaan atau Kesultanan Banjar masih bercorak agama Hindu dan terdiri dari dua kerajaan Hindu yakni Daha dan Kahuripan.

ADVERTISEMENT

Saat itu, kedua kerajaan tersebut masih berada di bawah kekuasaan Majapahit. Namun, setelah Islam masuk ke Kalimantan, Kerajaan Daha berubah menjadi Kesultanan Islam Banjar. Sementara Kerajaan Kahuripan masih belum diketahui keberlanjutannya hingga sekarang.

Islamisasi di Kerajaan Banjar bersifat politis atau resmi. Artinya, Islamisasi tersebut dimulai oleh pemimpin atau raja yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Proses Islamisasi tersebut dijelaskan dalam buku Islam Dalam Arus Sejarah Indonesia: Dari Negeri di Bawah Angin ke Negara Kolonial karya Jajat Burhanuddin.

"Proses Islamisasi Banjarmasin, seperti halnya masa Kerajaan Daha, juga melibatkan Kerajaan Demak. Proses ini bermula dari konflik internal perebutan kekuasaan di Kerajaan Daha," tulis Jajat Burhanuddin.

Untuk itu, Raden Samudera meminta bantuan Kerajaan Demak yang kemudian dikabulkan oleh mereka. Kerajaan Demak pun mengirim bala bantuan yang terdiri tentara dan ulama-ulama dalam menghadapi lawannya. Sekaligus menjadi penengah dalam sengketa keluarga raja.

Sebagai imbalan dari bantuan tersebut, Raden Samudera tertarik untuk memeluk agama Islam, ditambah lagi ulama-ulama yang datang dari Demak semakin banyak. Raden Samudera atau Sultan Suryanullah menjadikan Islam sebagai agama kerajaan.

Perkembangan Islam di Banjar semakin maju. Ditambah lagi dengan kemunculan ulama yang bernama Muhammad Arysad al Banjari. Sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Sosial Pendidikan Islam karya Dr. Samsul Bahri.

"Beliau yang memperkenalkan lembaga pendidikan Islam di Kerajaan Banjar dan mengarang kitab-kitab agama Islam, salah satunya Kitab Sabilu Muhtadiin," tulis Dr. Samsul Bahri.

Sebagai kesultanan besar di Kalimantan, Kerajaan Banjar juga meninggalkan warisan sejarah yang masih berdiri sampai saat ini, di antaranya Masjid Sultan Suriansyah dan makam para raja yang salah satunya adalah raja terakhir Kerajaan Banjar.




(rah/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads