Pluralisme berasal dari kata dasar plural yang berarti jamak atau lebih dari satu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya).
Selain itu, dalam Kamus Teologi yang ditulis oleh Gerald O'Collins dan Edward Farrugia, pluralisme adalah pandangan filosofis yang tidak mereduksi segala sesuatu pada satu prinsip terakhir, tetapi menerima adanya keragaman.
Pengertian pluralisme juga terdapat dalam buku Sosiologi kelas XI: Kelompok Sosial di Masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku tersebut, pluralisme diartikan sebagai pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak setiap kelompok. Selain itu, pluralisme juga memiliki arti masyarakat majemuk yang membaur menjadi satu kesatuan.
Sementara itu, dalam buku Pluralisme dan Multikultural dalam Prasejarah Indonesia, Truman Simanjuntak menjelaskan bahwa pada dasarnya pluralisme memliki makna yang sama dengan multikulturalisme, yakni kemajemukan dan keanekaragaman. Dengan begitu, pluralisme sangat dekat dengan kehidupan kita, terutama dalam kehidupan sosial.
Contoh Pluralisme di Indonesia
Terdapat berbagai macam jenis faktor yang memengaruhi puralisme kehidupan sosial di Indonesia, di antaranya kondisi geografis, kondisi alam, kegiatan ekonomi, dan sebagainya.
Contoh pluralisme di Indonesia, yaitu:
1. Pluralisme Agama
Masyarakat Indonesia memeluk dan menghayati beragam agama dan kepercayaan. Ada enam agama besar di Indonesia, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan begitu, pluralisme agama bisa dilihat pada tempat ibadah, tradisi, dan cara ibadah tiap agama yang berbeda-beda.
2. Pluralisme Budaya
Secara umum, budaya bisa diartikan sebagai pikiran, akal budi, adat istiadat, dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan suatu kelompok masyarakat. Setiap kelompok masyarakat di Indonesia memiliki ciri khas budaya yang dipengaruhi oleh perbedaan
geografis dan kondisi alam, serta perbedaan agama atau kepercayaan.
3. Pluralisme Suku Bangsa
Dikutip dari situs Kominfo, berdasarkan data sensus BPS tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh Tanah Air. Perbedaan suku yang ada di Indonesia tentu tidak terlepas dari faktor sejarah nenek moyang Indonesia.
Melihat contoh-contoh di atas, Franz Magnis Suseno dalam bukunya berjudul Kebangsaan Demokrasi Pluralisme Bunga Rampai Etika Politik Aktual berpendapat, pluralisme memiliki salah satu nilai penting, yaitu toleransi.
Toleransi yang dimaksud adalah kesediaan dan kemampuan psikis untuk hidup berdampingan dengan masyarakat lain yang berbeda suku, adat, bahasa, dan agama. Toleransi dalam pluralisme diperlukan untuk menghindari konflik dan perpecahan di masyarakat.
(nwy/nwy)