Teka-teki siapakah calon Panglima TNI akhirnya terjawab dengan surat yang dikirimkan Presiden Joko Widodo pada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Surat yang diserahkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno itu berisi nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (TNI) Andika Perkasa.
"Presiden dalam suratnya hanya mengusulkan satu nama calon Panglima kepada DPR RI untuk mendapat persetujuan. Karena itu melalui Pak Mensesneg, Presiden menyampaikan Surpres mengenai usulan calon Panglima atas nama Jenderal Andika Perkasa," ujar Ketua DPR Puan Maharani, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2021)
Ketua DPR Puan Maharani mengatakan setelah menerima surat presiden tersebut, DPR akan segera memproses surat tersebut untuk mempersiapkan uji kelayakan dan kepatutan. Untuk diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki usia pensiun pada 8 November mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahukah kamu, ada sosok prajurit legendaris yang pernah ditunjuk Presiden Sukarno menjadi Panglima TNI yang dulu bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), tapi tak pernah dilantik.
Kisahnya berawal dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) sesaat setelah proklamasi kemerdekaan. Organisasi ini kemudian diganti namanya menjadi TKR pada 5 Oktober 1945 yang kini dikenal sebagai hari lahir TNI.
Dikutip dari buku Politik Militer Indonesia 1945-1967 Menuju Dwi Fungsi ABRI karya Ulf Sundhaussen, saat pembentukan TKR diumumkan, pada hari itu juga bekas Mayor KNIL Oerip Soemohardjo diangkat sebagai Kepala Markas Besar Umum TKR.
"Karena di kalangan orang-orang bekas PETA (Pembela Tanah Air), terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah terdapat perasaan tidak senang terhadap bekas opsir KNIL, maka ia (Oerip) tidak diangkat menjadi Panglima Tentara," tulis Ulf dalam bukunya.
Ternyata hari berikutnya, jabatan Panglima TNI (TKR) diberikan pada perwira PETA legendaris yang memimpin pemberontakan di Blitar, Jawa Timur yang meletus pada Februari 1945 bernama Supriyadi.
Ulf menganalisis pengangkatan tersebut hanya simbolis belaka. Pasalnya sejak meletusnya pemberontakan melawan Jepang, Supriyadi tak pernah terlihat lagi.
Saat itu kabar keberadaan Supriyadi memang simpang siur. Ada yang mengatakan prajurit kelahiran 13 April 1923 itu tewas di tangan Jepang.
Namun menurut T.B. Simatupang yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Perang (KASAP) dalam autobiografinya Laporan dari Banaran, lebih banyak lagi yang percaya bahwa Supriyadi masih hidup dan pasti akan muncul apabila telah tiba waktunya.
"Bahkan ada juga cerita-cerita, Supriyadi sedang memimpin pertempuran di sejumlah tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur," tulis T.B Simatupang.
T.B. Simatupang juga menyebut sebuah kamar yang terletak di bagian depan sisi sebelah kiri Markas Besar juga telah disiapkan untuk Panglima Besar Supriyadi sebagai ruang kerja.
Simatupang melanjutkan,"Ruang itu dibiarkan kosong. Walaupun staf dan perwira di Markas Besar memerlukan ruangan namun kamar itu tidak pernah dipakai, sampai Pak Dirman diangkat menjadi Panglima Besar."
Selanjutnya Pemberontakan yang Gagal dan Misteri Supriyadi >>>
Simak Video "Video Prabowo Bicara Nama Mirip Kapolri-Panglima TNI: Alamat Nggak Diganti"
[Gambas:Video 20detik]