Sel Volta: Pengertian, Contoh dan Prinsip Kerjanya

ADVERTISEMENT

Sel Volta: Pengertian, Contoh dan Prinsip Kerjanya

Kholida Qothrunnada - detikEdu
Kamis, 21 Okt 2021 14:48 WIB
belajar online
Prinsip kerja sel volta (Foto: shutterstock)
Jakarta -

Sel volta disebut juga dengan sel galvani. Penamaan keduanya tersebut, diambil dari nama penemunya yaitu seorang ilmuan bernama Alessandro Guiseppe Volta
dan Luigi Galvani.

Sel volta merupakan sel elektrokimia, yang dapat mengubah reaksi kimia dari reaksi redoks spontan (reaksi yang dapat berlangsung dengan sendirinya). Reaksi redoks spontan dapat diubah, untuk digunakan sebagai sumber listrik.

Apakah detikers tahu? bahwa baterai dan akumulator (aki) dan sel bahan bakar adalah salah satu contoh sel volta yang sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari lho.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana Prinsip Kerja Sel Volta?

Dikutip dari Modul Kemdikbud Kimia Kelas XII MIPA yang disusun oleh Setiyana, S.Pd,.M.Eng, sel volta terdiri dari 2 elektroda, yaitu anoda (Zn) dan katoda (Cu). Sel volta anoda bermuatan negatif, dan sel volta katoda bermuatan positif.

Anoda merupakan elektroda yang terjadi saat reaksi oksidasi, terjadinya reaksi reduksi elektroda disebut dengan katoda.

ADVERTISEMENT

Elektroda adalah benda yang digunakan sebagai penghantar arus listrik (konduktor). Tembaga, seng, timah hitam, besi, nikel perak, platinum, emas, rodium, dan karbon merupakan beberapa contoh elektroda yang umum digunakan.

Prinsip kerja dari sel volta adalah dengan pemisahan dua bagian reaksi redoks, yakni setengah reaksi oksidasi di anoda dan setengah reaksi reduksi di katoda.

Elektroda yang mengalami oksidasi akan menjadi Zn2+ yang masuk ke dalam larutan. Reduksi elektron yang terlepas ditangkap Cu2+ dari larutan, sehingga
terbentuk endapan.

Oksidasi (a) Zn(s) β†’ Zn2+(aq) + 2e
Reduksi (b) Cu2+(aq) + 2e- β†’ Cu(s)

Anoda dan katoda akan dicelupkan dalam suatu zat yang larut/terurai ke dalam bentuk ion-ion, hingga menjadi konduktor elektrik (elektrolit), kemudian dihubungkan dengan peralatan laboratorium (jembatan garam) dan sirkuit luar.

Berikut adalah gambaran proses terjadinya reaksi:

Elektron mengalir dari anoda ke katoda.
Anoda Zn(s) β†’ Zn2 + (aq) + 2e katoda Cu2+(aq) + 2e- β†’ Cu(s) reaksi sel Zn(s) +
Cu2 + (aq) β†’ Zn 2+ (aq) + Cu(s) , EΒ° sel = 1,10 Volt

Susunan sel volta di atas dinyatakan sebagai notasi singkat atau notasi sel.

Zn(s) / Zn2+(aq) = Reaksi di anoda
Cu2+(aq) / Cu(s) = Reaksi di katoda

EΒ° adalah potensial elektroda dibandingkan dengan elektroda hidrogen yang diukur pada suhu 25Β°C dan tekanan 1 atm. Potensial sel volta dapat ditentukan menggunakan voltmeter atau dihitung berdasarkan data potensial elektroda standar (EΒ° reduksi).

Unsur EΒ° akan lebih besar pada reaksi reduksi di katoda, sedangkan pada reaksi oksidasi di anoda, unsur EΒ° reduksi akan lebih kecil.

Selain itu, ternyata sel volta juga dapat dibuat dari bahan-bahan yang sederhana yang terdapat seperti baterai garam dapur (NaCl), atau disebut juga baterai seng
udara. Dua jenis logam berbeda, yang dimasukkan ke dalam larutan elektrolit akan didapatkan sebuah baterai.

Demikian penjelasan mengenai sel volta dan juga prinsip kerjanya. Ternyata mudah untuk dipahami kan detikers? Selamat belajar!






(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads