Pada saat zaman neolitikum di Indonesia, ada sebuah revolusi kebudayaan yang menandai perubahan dalam kehidupan manusia. Zaman neolitikum disebut juga sebagai zaman batu muda.
Revolusi kebudayaan pada zaman neolitikum di Indonesia adalah terjadinya perubahan pola hidup manusia. Demikian dikatakan dalam buku Sejarah Nasional Edisi Revisi 2013 Indonesia tulisan Edi Hernadi.
Pada saat revolusi kebudayaan ini, pola hidup food gathering digantikan dengan food producing. Revolusi ini terjadi karena adanya perubahan jenis pendukung kebudayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu sudah ada jenis Homo sapiens yang mendukung kebudayaan zaman batu baru atau batu muda. Homo sapiens jenis tersebut mulai mengenal kegiatan bercocok tanam, dan beternak sebagai proses menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Akhirnya, pada masa itu juga sudah dikembangkan cara hidup secara gotong royong.
Melansir dari buku Wangsit Pawang Soal Sulit HOTS UTBK SBMPTN Soshum 2021 karya Tim Tentor Master, masyarakat pra sejarah zaman neolitikum sudah hidup secara menetap. Agar lebih mengetahui karakteristik manusia pada zaman tersebut, simak karakteristiknya di bawah ini.
Kebudayaan pada Zaman Neolitikum
1. Hidup dengan cara menetap
2. Mengenal kegiatan bercocok tanam
3. Hidup dengan cara food producing
4. Mengenal gotong royong dan kepercayaan.
Kembali pada buku Sejarah Nasional Indonesia Edisi Revisi 2013, hasil kebudayaan masyarakat zaman neolitikum terbagi menjadi dua tahap perkembangan.
Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
Kebudayaan Kapak Persegi
Sebutan kapak persegi diinisiasi oleh von Heine Geldern. Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Penyebaran kapak persegi terutama ada di kepulauan Indonesia bagian barat, contohnya Sumatra, Jawa, dan Bali. Diperkirakan, pusat-pusat teknologi kapak persegi ada di Lahat (Palembang), Bogor, Tasikmalaya, Pacitan-madiun, Sukabumi, dan Lereng Gunung Ijen.
Kebudayaan Kapak Lonjong
Kapak lonjong memiliki bentuk seperti bulat telur. Bagian ujung yang lancip diberikan tangkai. Kemudian, ujung lainnya diasah hingga tajam.
Kapak lonjong dibagi menjadi dua, yaitu ukuran besar dan kecil. Kapak besar disebut walzenbeil, sedangkan yang kecil disebut dengan kleienbeil.
Penyebaran kapak lonjong , terutama ada di Kepulauan Indonesia bagian timur, misalnya Papua , Seram, dan Minahasa.
Di zaman neolitikum ini tak hanya ditemukan kapak batu, tapi juga perhiasan serta alat-alat gerabah atau tembikar. Di masa ini, manusia juga sudah punya pengetahuan soal kualitas bebatuan untuk digunakan sebagai peralatan.
Nah, itulah revolusi kebudayaan pada zaman neolitikum di Indonesia. Apakah detikers penasaran dengan kebudayaan pra sejarah lainnya?
(nah/lus)