Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menyelenggarakan program kampanye #GirlsTakeover tahun 2021. Program ini akan menjadikan para perempuan muda untuk menjadi Menteri BUMN atau Direktur Utama di berbagai Perusahaan BUMN selama sehari.
Dalam program ini, Kementerian BUMN bekerja sama dengan Srikandi BUMN dan Plan Indonesia guna menyambut International Day of the Girls 2021, dengan tema 'Wujudkan Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan Perempuan di Dunia Kerja'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melalui tahapan seleksi terpilih 6 srikandi muda yang akan menggantikan posisi Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lima Dirut BUMN sehari yakni Angkasa Pura I, Bank Mandiri, BRI, Kimia Farma, dan Telkomsel.
Dilansir dari laman resmi @srikandi.bumnindonesia, berikut 6 srikandi muda yang menggantikan Menteri dan Dirut BUMN dalam sehari.
1. Adinda (20 tahun) - Jawa Tengah
Adinda saat ini adalah mahasiswa pendidikan S1 bidang informatika Universitas Diponegoro (Undip). Di kampus, dia aktif dalam kegiatan mulai dari menjadi anggota Developer Student Club hingga pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Selain aktif menyuarakan isu kesetaraan gender, ia juga aktif menyuarakan isu lingkungan melalui edukasi langsung kepada masyarakat.
Bahkan ia dinobatkan sebagai Duta Generasi Hijau Jawa Tengah 2019 dan mengajar sebagai guru SD di salah satu daerah pelosok Indonesia, tepatnya di Kota Musi Banyuasin.
2. Indira (23 tahun) - Sulawesi Selatan
Indira adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia satu-satunya anak perempuan yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Indira merupakan mahasiswi berprestasi di Fakultas Hukum, yang memenangkan kategori Hakim Terbaik di kompetisi peradilan semu bergengsi.
Lulusan Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga aktif berorganisasi dan menjadi asisten peneliti, tutor serta bekerja di salah satu bank BUMN. Bagi Indira, kepemimpinan perempuan penting agar menjadi magnet bagi perempuan-perempuan lainnya untuk berani mengambil langkah dan menunjukkan kemampuan setara laki-laki.
3. Putri (21 tahun) dari Jawa Barat
Putri yang berasal dari Kabupaten Bandung ini merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia sudah aktif memperjuangkan hak-hak anak perempuan di desanya.
Tergabung dalam Forum Anak Daerah untuk berjuang menikmati haknya, Putri menjadi konselor sebaya dari kampung ke kampung.
Putri mengabarkan kepada anak perempuan lainnya, masih banyak penjuru dunia yang perlu ditelusuri, masih banyak buku yang perlu diilhami, masih banyak masa depan gemilang yang perlu diperjuangkan. Dia percaya bahwa bagi perempuan, dapur, sumur, kasur bukanlah pilihan terakhir.
4. Sharon (24 tahun) dari Jawa Barat
Sharon merupakan lulusan terbaik Fakultas Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Best Graduate Officer Development Program salah satu bank BUMN pada 2019.
Ia memiliki cita-cita mendorong kesetaraan perempuan dalam dunia kerja. Selama pandemi Covid-19, dia berkesempatan memimpin tim Covid Rangers dalam mendorong kesadaran seluruh anggota tim demi mencegah penularan Covid-19.
Selain itu, dia telah meningkatkan keterwakilan perempuan sebesar 20 persen di tim pemasarannya, dengan berdasarkan kapabilitas individu. Dalam perjalannya, Sharon mendorong lebih anggota tim, khususnya perempuan untuk mampu memimpin diri sendiri, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
5. Sisilia (22 tahun) dari Nusa Tenggara Timur
Sisilia sempat menjadi seorang edukator dan Plt Kepala Sekolah Pendidikan Usia Dini, yang membawahi empat kelas besar di sebuah lembaga pendidikan swasta di Kota Kupang. Sejak 2015, dia juga tergabung dalam komunitas di bidang pendidikan dan lingkungan.
Dia mengajar bahasa Inggris dan mata pelajaran serta keahlian lainnya bagi anak-anak yang tinggal di kampung nelayan dan bekerja sebagai kuli angkut di pasar. Sisilia ingin mendorong semua pihak untuk lebih memperhatikan isu kesetaraan gender dan tidak menghakimi perempuan atas pilihan yang diambil terhadap kepemilikan tubuhnya.
6. Virdha (23 tahun) dari Jawa Tengah
Virdha saat ini aktif di Pusat Studi Gender dan berpartisipasi di program pemberdayaan perempuan yang bekerja dengan berinovasi menggunakan bahan lokal.
Tak hanya itu, ia juga melakukan pelatihan ekonomi untuk perempuan di suatu perkampungan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia juga meneliti fenomena kekerasan terhadap perempuan dan berencana untuk mempublikasikan penelitian tersebut.
Menurut lulusan Universitas Islam Indonesia (UII) ini, keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan kerja adalah yang yang sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang tidak akan didapatkan dari kepemimpinan yang hanya melibatkan laki-laki saja.
Bagaimana detikers? Menginspirasi kan 6 srikandi muda Indonesia yang bakal menggantikan pimpinan di BUMN?
(faz/lus)