Penarikan pasukan AS dari Afghanistan
Taliban dan Amerika Serikat mulai bertemu pada 2018 dengan bantuan Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab. Hanya ketiga ini yang memiliki hubungan diplomatik dengan kedua belah pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diskusi Taliban dan AS terfokus pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Kendati demikian, pihak AS berharap Taliban dapat bernegosiasi lagi dengan pemerintah pusat.
Pada Juli 2019, diskusi Taliban dan AS melibatkan pejabat pemerintah pusat untuk pertama kalinya. Pemerintah pusat Afghanistan setuju dengan perwakilan Taliban tentang prinsip-prinsip umum untuk pembicaraan rekonsiliasi di masa depan. Perwakilan Taliban tidak diberi wewenang oleh organisasi untuk bernegosiasi dalam kapasitas resmi, tetapi pengamat menganggap pertemuan itu sebagai pemecah kebekuan yang berhasil.
Semula, awal September, Amerika Serikat dan Taliban dilaporkan telah mencapai kesepakatan dan mempersempit rincian kesepakatan yang ditandatangani. Tetapi, serangan Taliban di Kabul lalu menewaskan seorang anggota militer AS. Beberapa hari kemudian pertemuan rahasia antara pejabat tinggi AS dan Taliban dibatalkan oleh AS dengan alasan adanya serangan tersebut.
Kesepakatan Taliban-AS dicapai pada akhir Februari 2020. Taliban setuju untuk memulai pembicaraan dengan pemerintah pusat dalam waktu 10 hari setelah penandatanganan perjanjian dan untuk mencegah al-Qaeda dan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL atau Negara Islam di Irak dan ISIS di Suriah) agar tidak beroperasi di Afghanistan.
Sementara itu, Amerika Serikat berjanji menarik pasukan tentara AS di Afghanistan secara bertahap dalam 14 bulan mulai Maret 2020. Janji ini tertunda karena pemerintah pusat enggan melakukan pertukaran tahanan yang dijanjikan kepada Taliban oleh Amerika Serikat.
Menguasai Afghanistan
Negosiasi antara Taliban dan pemerintah pusat Afghanistan dimulai pada 12 September 2020. Negosiasi ini tidak membuahkan hasil yang besar per April 2021. Kendati demikian, Amerika Serikat mengatakan tetap berkomitmen untuk menarik pasukan tentara, meskipun menunda tenggat waktu penarikan dari Mei menjadi September 2020.
Didorong penarikan pasukan tentara tersebut,Taliban dengan cepat merebut kekuasaan di belasan distrik dan menargetkan ibu kota provinsi. Meskipun Taliban terlihat kekurangan pasukan dan senjata, serangan Taliban menjadi pukulan serius bagi pemerintah pusat dan moral pasukan keamanan Afghanistan.
Pada pertengahan Agustus 2021, Taliban telah merebut sebagian besar negara, termasuk kota-kota strategis KandahΔr dan Ghazn. Kelompok Taliban menguasai Afghanistan setelah mengambil alih Istana Kepresiden di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul sejak Minggu (15/08/2021).
(twu/pal)