Negara anggota ASEAN yang perekonomiannya tidak didukung pertanian yaitu Singapura. Pada catatan Gross Domestic (GDP) Singapura tahun 2020, sektor agrikultur hanya menyumbang 0,03 persen, seperti dikutip dari laman Departemen Statistik Singapura.
Sementara itu, sejumlah penyumbang paling besar dalam mendukung perekonomian negara yaitu industri manufaktur sebesar 21,5 persen, wholesale and trade sebesar 16,8 persen, dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 15,7 persen.
Kondisi Singapura sebagai negara ASEAN yang perekonomiannya tidak didukung pertanian dipengaruhi oleh luas wilayah negara ini. Singapura memiliki wilayah seluas 720 km persegi. Karena lahan yang terbatas, hanya 2 km persegi wilayah Singapura yang digunakan sebagai lahan pertanian pangan, seperti dikutip dari laman Singapore Food Agency.
Area pertanian pangan Singapura sebagian besar terletak di Lim Chu Kang dan Sungei Tengah. Di samping itu, terdapat area laut Singapura seluas 2 km persegi yang digunakan untuk budidaya ikan yang ditujukan sebagai pangan.
Lahan pertanian di Singapura tersebut menghasilkan 14 persen sayur-sayuran, 26 persen telur, dan 10 persen ikan dari total bahan pangan yang dikonsumsi penduduk Singapura. Lahan ini juga menghasilkan produk ternak kambing, kodok, udang, dan lain-lain. Sementara itu, sisanya disokong dari impor makanan.
Lahan pertanian Singapura yang terbatas, terutama di laut, memunculkan kebijakan produksi pangan berkelanjutan. Contohnya, area budidaya ikan di perairan pesisir dilarang untuk digunakan dalam kegiatan nonpertanian, seperti tur komersial dan tur memancing.
Nah, jadi negara anggota ASEAN yang perekonomiannya tidak didukung pertanian yaitu Singapura.
(lus/lus)