Tips dari Dokter UGM Ketika Anak Positif COVID-19

ADVERTISEMENT

Tips dari Dokter UGM Ketika Anak Positif COVID-19

Puti Yasmin - detikEdu
Rabu, 07 Jul 2021 10:30 WIB
MANAUS, BRAZIL - MAY 21: Indigenous boys wearing protective masks wait for vaccine and testing at Parque das Tribos community, on May 21 2020 in Manaus, Brazil.  Medical teams from Healths Secretary of Manaus area performing vaccination against flu and testing to detect coronavirus (COVID-19) infections on indigenous communities. (Photo by Andre Coelho/Getty Images)
Foto: Getty Images/Andre Coelho/Ilustrasi Tips dari Dokter UGM Ketika Anak Positif COVID-19
Jakarta -

Kasus positif COVID-19 di Indonesia tengah meningkat. Tak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, virus corona juga banyak menyerang anak-anak.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia mencapai 12,5%. Angka tersebut tergolong tinggi sehingga IDAI meminta agar anak-anak tetap di rumah.

Terkait hal ini, dokter spesialis anak dari RSA Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Ade Febrina Lestari menjelaskan bila anak kontak erat dengan pasien COVID-19 atau terkonfirmasi positif, maka orang tua wajib membawa anak ke fasilitas kesehatan terlebih dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu, anak akan mendapatkan asesmen dan penanganan yang tepat berdasarkan kondisinya, apakah anak tanpa gejala atau dengan gejala ringan, atau sedang, atau berat.

"Tidak semua anak terinfeksi covid harus mondok di rumah sakit. Tanpa gejala atau gejala ringan anak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Kecuali jika gejala sedang atau berat harus mendapatkan perawatan di rumah sakit," terang dia dikutip detikEdu dari laman resmi UGM, Rabu (7/7/2021).

ADVERTISEMENT

Jika anak diharuskan mondok atau tinggal di rumah sakit tetapi kehabisan tempat tidur, maka obat yang diberikan harus diminum sesuai petunjuk dokter. Lakukan evaluasi kondisi anak jika ada tanda-tanda membahayakan, seperti demam di atas 38,5 derajat, sesak napas, lemas, atau malas makan dan minum, serta saturasi oksigen di bawah 95%.

"Oleh karena itu, di rumah sebaiknya memiliki termometer dan alat pengukur saturasi oksigen. Orang tua wajib melakukan komunikasikan dengan dokter spesialis anak melalui fasilitas telemedicine atau kembali melakukan pemeriksaan ke RS agar mendapatkan penanganan yang tepat," imbuhnya.

Sementara itu, orang tua diimbau untuk menjaga anak-anak yang sehat untuk tetap di rumah. Hanya saja, ada beberapa yang harus diperhatikan oleh orang tua, seperti kebutuhan dasar anak (asah, asih, asuh).

"Orang tua wajib menyediakan dan menyiapkan rumah sebagai tempat anak merasa nyaman, bahagia, dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa terkungkung atau terisolasi di rumah," kata Ade.

Ade menyarankan agar orang tua menyiapkan bahan pangan yang sehat, serta mainan sebagai bahan stimulasi yang sesuai usia anak. Orang tua juga diminta aktif berinteraksi dan mengajarkan budi pekerti yang baik.

Tak lupa, kata Ade, orang tua harus memberikan contoh penggunaan alat pelindung diri di masa pandemi COVID-19. Misalnya dengan menggunakan masker, kebiasaan dan cara mencuci tangan yang baik.

"Tunjukkan bahwa orang tua selalu konsisten menggunakan masker. Menggunakan masker untuk saat ini adalah keharusan," imbuh dia.




(pay/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads