Fasisme adalah sebuah paham politik kekuasaan absolut tanpa demokrasi, paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.
Fasisme sering disebut sebagai sikap nasionalisme yang berlebihan atau tergolong gerakan radikal ideologi nasionalis yang menganut politik otoriter.
Bagaimana pengertian, sejarah, dan ciri-ciri fasisme selengkapnya? Simak penjelasan berikut ini:
Pengertian Fasisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fasisme adalah prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, secara umum fasisme merupakan ideologi yang dijalankan dengan cara absolut dan tegas, tidak percaya pada politik demokrasi, dan meyakini seorang pemimpin pemimpin kharismatik otoriter.
Bisa dikatakan juga fasisme adalah paham yang anti komunisme, anti demokratis, anti individualis, anti liberal, anti parlemen, anti konservatif, anti borjuis, dan anti proletar.
Sejarah Fasisme
Dikutip dari buku "Fasisme" oleh Kevin Passmore, berikut ini sejarah tentang fasisme.
- Tahun 1919
Istilah 'fasis' pertama kali digunakan oleh Mussolini pada tahun 1919 dalam sebuah gerakan politik yang mengkombinasikan ultranasionalisme (paham nasionalisme yang berlebihan) dan permusuhan dengan paham kiri maupun dengan konservatisme yang saat itu berkuasa.
Tiga tahun kemudian, Mussolini memegang kekuasaan sebagai pemimpin koalisi yang didukung oleh kalangan konservatif.
- Tahun 1926
Pada tahun 1926 Mussolini mulai membangun secara penuh kediktatorannya. Pada saat itu juga, fasisme adalah https://www.detik.com/edu/detikpedia paham yang dipuja secara luas oleh sebagian besar tokoh politik dan sastra yang terkemuka di luar Italia, yang tidak semuanya mendukung kelompok kanan.
- Tahun 1939
Mulai periode tahun 1939, penaklukan sebagian besar wilayah Eropa oleh Nazi membuat orang-orang fasis dengan cepat menduduki kursi pemerintahan di negara-negara di mana mereka selalu menjadi oposisi, khususnya di Kroasia dan Rumania.
Nafsu Fasis dan Nazi yang tidak akan pernah terpuaskan untuk melakukan penaklukan menciptakan sebuah koalisi internasional yang pada akhirnya menghancurkan fasisme dengan mengorbankan jutaan orang yang meninggal, luka luka, dan terusir dari kampung halamannya.
Ciri-Ciri Fasisme
William Ebenstein melalui Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, menjelaskan tujuh ciri dari fasisme, antara lain:
1) Tidak percaya pada kemampuan nalar
Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatik adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan.
2) Pengingkaran derajat kemanusiaan
Bagi fasisme, manusia tidaklah sama karena ketidaksamaan itu yang justru bisa mendorong munculnya idealisme mereka.
3) Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan
Bagi fasisme, jika ada pertentangan dengan kehendak negara, maka penentang adalah musuh yang harus dimusnahkan.
4) Pemerintahan oleh kelompok elit
Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika terdapat pertentangan pendapat maka yang berlaku adalah pendapat kelompok elit tersebut
5) Totaliterisme
Untuk mencapai tujuannya, fasisme adalah total atau menyeluruh dalam menyingkirkan sesuatu yang dianggap "Kaum Pinggiran". Hal ini dialami kaum wanita di mana mereka hanya ditempatkan di wilayah 3 K yakni kinder (anak-anak), kuche (dapur), dan kirche (gereja).
6) Rasialisme dan imperialisme
menurut doktrin fasis, dalam suatu negara, kaum elit lebih yang lebih unggul dari dukungan masa dapat memaksakan kekeran kepada rakyatnya.
7) Berani menantang hukum dan ketertiban Internasional
Jika konsensus Internasional diciptakan agar tercipta pola hubungan antar negara yang sejajar dan damai, maka hal itu berbanding terbalik dengan prinsip fasis yang menolak adanya persamaan.
Itulah pengertian, sejarah, dan ciri-ciri fasisme. Selamat belajar detikers!
(lus/lus)