Universitas Indonesia memiliki banyak tempat ikonik yang menjadi ciri khas dari kampus kuning tersebut. Salah satunya adalah Jembatan Teksas yang berdiri kokoh di atas Danau Mahoni.
Anak-anak UI apakah kalian sudah tahu sejarah dan filosofi di balik jembatan megah ini?
Jembatan ini dibangun dari kerja sama antara UI dan PT. Krakatau Steel dan diresmikan pada 23 Agustus 2007 oleh Rektor Universitas Indonesia Gumilar R Somantri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibangunnya jembatan ini sebagai sarana riset produk aplikasi baja dan sebagai media promosi tentang "Baja ber-estetika" atau material Baja Tahan Karat dan Cuaca (BTKC) milik PT Krakatau Steel yang berhasil dibentuk secara estetik.
Terlepas dari kedua fungsi tersebut, tentu tidak meninggalkan fungsi jembatan pada umumnya. yang menghubungkan antara kawasan satu dengan kawasan lainnya.
Jembatan Teksas ini menjadi penghubung antara dua fakultas, yaitu, Fakultas Teknik dan Fakultas Sastra yang sekarang dikenal dengan Fakultas Ilmu Budaya. Kedua kawasan tersebut memang dipisahkan oleh Danau Mahoni sepanjang 80 meter.
Dari kedua fakultas itu pula nama jembatan ini muncul, Ya, kabarnya nama Teksas diambil dari gabungan Teknik dan Sastra. Dibangunnya jembatan tersebut juga mengandung makna.
Menurut Gumilar Somantri yang dikutip dari situs resmi Universitas Indonesia, selain menjadi ikon bagi UI dengan bentuknya yang estetik, dengan dibangunnya jembatan ini juga dapat mempersatukan bagian yang terpisah oleh sekat berupa danau dan pada akhirnya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Jembatan ini didominasi warna merah. Bagian warna merah memanjang membelah danau. Kemudian terdapat 2 tiang penyangga berwarna kuning dengan bentuk berbeda di masing-masing sisi. Di bagian Fakultas Sastra melengkung membulat sementara di sisi Fakultas Teknik menjulang setinggi 25 meter.
Seperti dikutip dari arsip detikcom mantan Rektor UI Usman Chatib Warsa mengatakan dua bagian tersebut merujuk filosofi Lingga-Yoni. Lingga melambangkan teknik dan Yoni melambangkan sastra.
Nama Lingga dan Yoni sendiri sudah tidak asing bukan?
Seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Lingga merupakan simbol organ maskulin yang mengandung energi penciptaan. Akan tetapi energi tersebut akan berfungsi apabila disatukan dengan energi shakti, yang disimbolkan dalam wujud Yoni.
Yoni memberikan kekuatan bagi energi penciptaan tersebut. Dengan demikian, penyatuan antara Lingga sebagai organ maskulin dengan Yoni yang merupakan simbol organ feminin akan menghasilkan energi penciptaan, yang merupakan dasar dari semua penciptaan.
Lingga-Yoni banyak ditemukan di berbagai candi di Indonesia. Bahkan Monumen Nasional atau Monas juga disebut merupakan modifikasi artefak Lingga dan Yoni.
Bagaimana dengan lambang Lingga dan Yoni di Jembatan Teksas? Lambang lingga terletak pada sisi Fakultas Teknik dengan karakter yang ditampilkan lebih maskulin dan perkasa dengan bentuk layar menjulang setinggi 25 meter.
Sedangkan simbol yoni terletak pada sisi Fakultas Ilmu Budaya atau Sastra dengan karakter pilar lebih feminin dan fleksibel. Dilambangkan dengan pilar jembatan yang berbentuk "Gerbang Lubang".
Lingga-Yoni jembatan Teksas Universitas Indonesia juga menjadi daya tarik sendiri untuk pengunjung. Selain itu pemandangan yang ditawarkan di sekitar jembatan juga kerap digunakan sebagai spot foto.
Jembatan dengan bentuk menyerupai parabola dan memiliki lebar 5 meter itu bisa dikunjungi dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh untuk melewati jembatan. Namun, jangan menggunakan kendaraan bermotor karena tidak diperbolehkan.
(pal/pal)