Menerka Nasib Siswa Usai Penjurusan di SMA Dihapus

ADVERTISEMENT

detik Sore

Menerka Nasib Siswa Usai Penjurusan di SMA Dihapus

20detik Signature - detikEdu
Kamis, 18 Jul 2024 14:54 WIB
Detik Sore 18 Juli 2024
Foto: Irsyad Maulana
Jakarta -


Penghapusan jurusan di bangku SMA dibenarkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo. Ia mengatakan, alasan di balik program ini adalah untuk memberikan keleluasaan bagi siswa untuk menekuni ilmu sesuai minat mereka masing-masing. Anindito juga mengatakan bahwa hal ini merupakan bagian pemerintah untuk membuka lebih banyak ruang bagi siswa untuk mengembangkan karakter.

Sistem yang sebelumnya sudah dikenalkan dalam kurikulum Merdeka ini pada dasarnya memang menghapus bentuk penjurusan yang sebelumnya sudah ada yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Sebagai inovasinya, para murid dapat memilih mata pelajaran yang mereka inginkan sesuai dengan visi jurusan kuliah yang mereka harapkan kelak. Tapi tentu saja hal ini akan dibarengi dengan pendampingan yang lebih intensif dari guru BK pada tiap sekolah.

"Murid kelas 11 dan 12 SMA yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka kini dapat dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau karirnya," kata Anindito dikutip dari detikEdu, Kamis (18/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikburistek) No 12 Tahun 2024 turut dijelaskan bahwa struktur mata pelajaran siswa kelas 11 dan 12 kini terbagi atas dua kelompok utama, yaitu kelompok mata pelajaran umum dan kelompok mata pelajaran pilihan.

Lebih lanjut aturan ini menjelaskan jika pelajaran umum merupakan bidang studi yang wajib diambil oleh setiap siswa SMA atau sederajat. Sementara untuk SMK, MA, atau tingkat sederajat wajib menyiapkan sekurang-kurangnya tujuh mata pelajaran pilihan.

ADVERTISEMENT

Mengutip penjelasan Anindito kepada detikEdu, ia mencontohkan apabila murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika. Murid tersebut tidak harus mengambil mata pelajaran Biologi.

Selanjutnya, regulasi tentang alokasi pada setiap mata pelajaran pilihan yaitu 5 jam pelajaran (JP) per minggu atau 180 JP per tahun di kelas 11/160 JP per tahun di kelas 12. Khusus mata pelajaran pilihan Prakarya dan Kewirausahaan, dialokasikan 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun di kelas 11/64 JP per tahun di kelas 12.

Lalu apakah hal ini akan menjadi inovasi tepat untuk pengembangan SDM Indonesia, atau justru menjadi boomerang yang akan menggerogoti kemampuan dasar para siswa? Kemudian apakah benar siswa di tahun ajaran ini akan menjadi kelinci percobaan untuk sistem kurikulum yang baru? Ikuti ulasan lengkapnya bersama Redaktur Pelaksana detikEdu sore ini dalam Editorial Review.

Masih membahas topik pendidikan, Indonesia Detik Ini akan mengulas kasus katrol nilai yang terjadi di Depok Jawa Barat. Sejak kapan praktik ini dilakukan? Siapa saja yang terlibat? Semasif apa kecurangan ini dilakukan? Menghadirkan pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat, Mochamad Ade, temukan jawabannya dalam detik Sore.

Bagi anda yang memiliki minat terhadap seluk-beluk budaya suku Baduy, Sunsetalk sore ini akan kedatangan tamu Don Hasman seorang fotografer ethnografi yang puluhan tahun meneliti dan mendokumentasikan Urang Kanekes ini. temukan kisah-kisah tak terungkap yang akan ia ceritakan nanti.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(vys/vys)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads