Pesta demokrasi atau pemilihan umum (pemilu) 2024 akan segera digelar pada 14 Februari 2024 mendatang. Warga Indonesia harus menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Sayangnya, tak semua orang memahami pentingnya hak pilih tersebut. Tak hanya karena tidak mau bersuara, beberapa orang tidak bisa memilih karena masalah teknis seperti tempat memilih.
Biasanya kendala teknis berupa domisili dan proses pindah pilih ini dialami oleh mahasiswa, pekerja, buruh, atau pelajar yang tengah merantau di luar kota/pulau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghindari masalah tersebut, tiga mahasiswa Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (UB) merancang sebuah buku saku digital. Buku tersebut berisikan informasi tentang proses pindah pilih pemilu 2024.
Isi Buku Saku
Buku saku ini dibuat oleh Sambu Satrio Utomo, Samuel Bintang Raka Siwi, dan Irham Dwi Febrianto. Sambu mengatakan buku saku ini bisa dibaca oleh siapa saja yang harus pindah pilih pemilu.
"Buku saku ini berisikan tentang penjelasan tata cara dan prosedur yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin mengikuti proses pemilu di luar domisili mereka," terangnya, dikutip dari laman UB, Kamis (11/1/2024).
Sambu dan teman-temannya menganggap bahwa jarak dan waktu perantau untuk kembali ke rumahnya tak cukup dalam beberapa hari saja, terlebih jika harus menyebrang pulau. Dengan begitu, sosialisasi lewat buku saku digital ini perlu mereka upayakan.
"Sementara itu, jika masih belum memenuhi syarat dan prosedur, seorang tersebut tidak akan bisa menggunakan haknya jika diluar daerah domisili. Namun, hal ini sebenarnya bukan menjadi suatu kendala jika perantau menjalankan prosedur-prosedur yang ada yang berkaitan dengan proses pindah pilih," katanya.
Ide Muncul saat Magang di Bawaslu
Sambu dan kawan-kawannya menemukan ide pembuatan buku saku setelah melakukan magang di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang.
Ia sebelumnya melakukan diskusi dengan para staf Bawaslu dan kini ide mereka telah mendapat persetujuan.
"Pemilihan tentang bagaimana cara paling efektif dalam menyebarkan informasi tentang prosedur pindah pilih juga merupakan hal yang sangat penting, mengingat di Kota Malang sendiri merupakan kota yang terbilang banyak dalam mendatangkan para perantau," ujarnya.
Lewat pembuatan buku saku tersebut, Sambu berharap para perantau bisa lebih paham dengan tata cara pindah pilih. Mereka cukup membaca panduan di buku digital tersebut.
"Terlebih lagi di UB banyak mahasiswa dari luar kota atau luar pulau. Dan buku saku ini dapat menjadi pedoman bagi mereka dalam pemilu di tahun 2024 mendatang. Untuk memudahkan penyebaran, buku saku ini kami buat dalam bentuk digital," pungkasnya.
(cyu/faz)