Kalian pernah melakukan wawancara? Apa sudah dilakukan dengan benar atau mungkin terdapat tantangan yang dihadapi? Jika masih bingung dalam melakukan wawancara, yuk pahami lebih lanjut tentang wawancara.
Nah, artikel ini akan memberikan ulasan tentang pengertian, jenis-jenis, syarat, dan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan wawancara yang baik. Mari simak ulasan berikut!
Definisi Wawancara Menurut Para Ahli
Menurut Black dan Champion, wawancara adalah bentuk komunikasi secara verbal yang bertujuan memperoleh informasi dari pihak tertentu yang dikutip dari Buku Wawancara oleh Fadhallah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, True mendefinisikan wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang tentang suatu subjek yang spesifik dengan menjalani proses interaksional yang sudah ditetapkan untuk mendalami tema tertentu melalui deretan pertanyaan.
Definisi yang lebih terperinci dikemukakan oleh Stewart dan Cash, wawancara adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak, paling tidak salah satu pihak mempunyai satu tujuan antisipasi dan serius serta biasanya termasuk tanya jawab.
Sedangkan menurut Kerlinger, wawancara adalah peran situasi tatap muka interpersonal di mana satu orang (interviewer) akan bertanya kepada satu orang yang diwawancarai untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang dibuat demi mendapatkan jawaban yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Flanagan dan Flanagan juga menyatakan bahwa wawancara adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) dengan interviewee (yang diwawancarai).
Dalam proses komunikasi pada wawancara, seorang pewawancara menggunakan keahliannya dalam berbicara dengan penuh keterlibatan. Tentu tujuannya adalah untuk memotivasi narasumber agar mau berbicara dan berbagi pandangannya. Selain itu, pewawancara juga mengarahkan percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur dengan tetap memberi ruang bagi narasumber untuk menjelaskan pendapatnya dengan bebas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu bentuk komunikasi antara minimal dua pihak yang dapat terjadi melalui pertemuan langsung. Dalam konteks ini, satu pihak berperan sebagai pewawancara sementara pihak lainnya berperan sebagai narasumber.
Wawancara dilakukan dengan maksud tertentu, seperti mendapatkan informasi atau mengumpulkan data yang relevan. Dalam prosesnya, pewawancara mengajukan beragam pertanyaan kepada narasumber dengan tujuan memperoleh respons atau jawaban dari narasumber.
Keuntungan Wawancara
Mengutip dari sumber sebelumnya, dalam melakukan kegiatan wawancara terdapat keuntungan yang signifikan dalam menggali informasi mendalam dan pemahaman yang lebih luas mengenai subjek tertentu. Adapun keuntungannya dapat dilihat sebagai berikut:
1. Jawaban dari narasumber bisa lebih akurat karena narasumber memiliki kesempatan untuk bertanya, dan pewawancara dapat menjelaskan maksud pertanyaannya.
2. Dapat menghindari salah paham antara narasumber dan pewawancara, sehingga pewawancara dapat mengartikan informasi yang didapat dari narasumber dengan benar.
3. Pewawancara dapat membangun hubungan yang baik dengan narasumber untuk meredakan pertahanan yang mungkin dilakukan oleh narasumber, serta mempermudah mendapatkan informasi sensitif.
4. Memungkinkan pewawancara mengetahui masa lalu narasumber.
5. Memungkinkan analisis pengalaman hidup yang dianggap penting oleh narasumber.
6. Pewawancara dapat mengamati gerak tubuh narasumber untuk mendapatkan informasi tambahan. Observasi membantu memahami bagaimana narasumber merespon, dan bisa diikuti dengan pertanyaan lebih mendalam.
7. Memungkinkan pewawancara mengaitkan hasil tes ke dalam konteks yang lebih bermakna.
8. Dapat meramalkan perilaku narasumber di masa depan berdasarkan informasi riwayat hidup dari wawancara.
9. Lebih fleksibel daripada tes.
10. Pewawancara dapat mendorong narasumber untuk menjelajahi diri sendiri.
Kekurangan Wawancara
Namun dalam melakukan wawancara juga memiliki kekurangan yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Terjadi bias atau penyimpangan dalam persepsi dan interaksi, yang bisa mempengaruhi konsistensi dan keabsahan hasil.
2. Informasi yang diperoleh bervariasi tinggi dan penilaian adanya kondisi tertentu dapat bervariasi berdasarkan perbedaan pewawancara.
3. Terdapat potensi penilaian yang tidak akurat antara pewawancara satu dengan yang lain karena perbedaan pandangan dan kesimpulan yang diambil.
Syarat-syarat Wawancara
Wawancara yang efektif adalah tidak hanya mengajukan pertanyaan kepada narasumber saja, namun terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar memberikan hasil yang efektif. Berikut adalah syarat-syarat wawancara:
1. Menggunakan bahasa yang sederhana. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana atau mudah dimengerti akan membantu narasumber lebih memahami memahami maksud pertanyaan dengan baik, serta membangun hubungan positif yang ditandai oleh saling pengertian dan kehangatan.
2. Memberikan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan terbuka membantu menghindari kesulitan dalam memahami pemikiran dan perasaan narasumber, sekaligus memungkinkan pewawancara untuk memahami pendapat, penilaian, harapan, dan nilai-nilai narasumber.
3. Menyusun pertanyaan secara urut. Mengurutkan pertanyaan dari hal umum ke hal khusus bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dan hangat antara pewawancara dan narasumber.
Jenis-jenis Wawancara
Menurut Nawawi dan Hardari dalam Buku Wawancara oleh Fadhallah, setidaknya terdapat tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara tidak berstruktur, dan wawancara semi terstruktur. Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis wawancara tersebut:
1. Wawancara Terstruktur. Wawancara terstruktur pada umumnya dilakukan dengan pewawancara yang sudah menyiapkan pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan ini diajukan dengan urutan yang telah ditentukan kepada narasumber. Pendekatan ini memiliki kelebihan karena memungkinkan perbandingan antara kasus yang berbeda. Wawancara terstruktur juga membantu dalam memprediksi kinerja seseorang di masa depan. Meskipun begitu, ada kelemahan dalam bentuk ini. yakni narasumber mungkin tidak memiliki kesempatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut, dan tidak selalu bisa mengungkapkan alasan di balik tanggapannya.
2. Wawancara Semi Terstruktur Pada wawancara semi terstruktur, pewawancara menyiapkan pertanyaan sebelumnya, tetapi urutan pertanyaan bisa disesuaikan berdasarkan alur percakapan dan lebih fleksibel.
3. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur digunakan saat pewawancara tidak memiliki panduan yang telah ditetapkan sebelumnya. Percakapan berlangsung secara spontan dan mengikuti arah yang muncul secara alami.
Langkah-langkah Wawancara
Lantas, bagaimana sih cara melakukan wawancara yang baik? Nah, berikut adalah langka-langkah wawancara yang dikutip dari sumber serupa.
1. Pembukaan. Dapat berisi perkenalan serta penjelasan tujuan wawancara oleh interviewer terhadap interviewee.
2. Proses. Ini merupakan urutan kegiatan tanya-jawab antara interviewer dan interviewee dengan melakukan kegiatan yang memberikan dan mendapatkan informasi saat wawancara. Interviewer juga harus melakukan penyelidikan atau probing demi memperoleh jawaban yang lebih jelas. Interviewer juga perlu mencatat hasil dari wawancara agar memudahkan untuk diolah daripada harus mengingatnya.
3. Penutup. Wawancara yang baik adalah apabila interviewer dapat menyimpulkan isi wawancara dan memberikan ucapan "terimakasih" kepada interviewer.
Jadi, demikianlah ulasan yang dapat membantu detikers untuk lebih memahami wawancara. Selamat belajar!
(nwy/nwy)