Sebelum tidur, biasanya orang tua akan membacakan cerita dongeng untuk buah hatinya. Dongeng yang dibacakan pun baiknya mengandung pesan moral agar dapat memberikan dampak yang baik kepada anak.
Ada beberapa cerita dongeng yang bermakna dengan pesan moral. Berikut beberapa contohnya.
Definisi Cerita Dongeng
Menurut modul Bahasa oleh Dr. Agus Trantono, dongeng dapat berisi peristiwa aneh yang terjadi pada zaman dahulu. Dengan adanya dongeng, nilai kepercayaan dan adat istiadat masyarakat bisa tercermin
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita tradisional sendiri bisa disebarkan secara luas ke berbagai tempat. Cerita tersebut akan disesuaikan dengan daerah setempat. Misalnya, cerita Cinderella atau Bawang Merah dan Bawang Putih, kedua dongeng ini mengandung isi cerita yang sama. Hal ini karena cerita tradisional bersifat umum dan bisa diterima masyarakat dengan mudah.
7 Cerita Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng ada yang berupa cerita tentang binatang (fabel), dongeng biasa, lelucon, legenda, sage yang berisi campuran fantasi dari masayrakat, parabel yang mengandung nilai moral dan keagamaan hingga mite atau mitos.
Mengutip Buku Dongeng Nusantara oleh Bambang Joko Susilo, Academia oleh Penulis Cilik, Buku si Kecil Filip Pergi ke Sekolah oleh Leo Tolstoy, Scribd id oleh Mimi Restimi dan sumber lainnya berikut beberapa cerita dongeng sebelum tidur:
1. Pedagang Kaya dan Pedagang Miskin
Ada seorang pedagang miskin pergi dan menitipkan semua besi dagangannya untuk disimpan kepada seorang pedagang kaya. Setelah beberapa saat, dia pun kembali untuk mengambil dagangannya.
Namun, pedagang kaya telah menjual seluruh besi dagangan. Untuk menutupinya, dia berkata:
"Telah terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan dengan barang daganganmu," katanya.
"Kenapa?" tanya pedagang miskin.
"Saya meletakkannya di gudang roti dan di sana banyak sekali tikus. Mereka semua menghabiskan besi-besi itu, saya melihatnya sendiri bagaimana mereka menggerogotinya. Kalau tidak percaya, ayo lihat sendiri," kata pedagang kaya.
Si pedagang miskin tidak mau ribut, apalagi bertengkar.
"Untuk apa saya melihat? Saya percaya kok, saya tahu kalau tikus suka menggerogoti besi. Selamat tinggal," kata pedagang miskin dan meninggalkan pedagang kaya.
Saat berjalan pulang, pedagang miskin melihat anak laki-laki pedagang kaya sedang bermain. Pedagang miskin membelainya, menggendong dan membawanya pulang.
Di kala pedagang kaya bertemu dengan pedagang miskin, dia menceritakan kesedihannya bahwa anak laki-lakinya menghilang. Pedagang kaya pun bertanya kepada pedagang miskin.
"Kamu tidak melihatnya? Tidak mendengarnya?."
Pedagang miskin menjawab dengan tenang. "Tentu, saya melihatnya. Begitu saya keluar dari rumahmu kemarin, saya melihat seekor burung elang terbang ke arah anakmu dan menyambarnya, lalu membawanya pergi," katanya.
Si pedagang kaya marah dan menghardik, "Kamu tidak malu membodohi saya? mana mungkin burung elang bisa membawa anak saya pergi," kata pedagang kaya.
"Tidak, saya tidak membodohimu. Tak ada yang mengherankan. Tikus saja bisa makan besi-besi. Semua bisa terjadi kan?," jawabnya.
Mendengar hal itu, pedagang kaya mengerti dan berkata:
"Tikus tidak memakan besi-besi milikmu, tapi saya telah menjualnya. Saya akan membayarmu dua kali lipat," tuturnya.
"Kalau begitu, burung elang juga tidak membawa anakmu pergi. Saya akan mengembalikannya kepadamu," kata pedagang miskin.
2. Singa dan Tikus
Suatu hari seekor singa sedang tidur, lalu seekor tikus melewati badannya. Singa itu terbangun dan menangkapnya. Tikus pun memohon agar singa melepaskan dia dan berjanji akan membalas kebaikan singa.
"Kalau kamu melepaskan saya, saya akan berbuat kebaikan untukmu," kata tikus.
Mendengar kalimat itu, singa tertawa geli. Namun karena kasihan dia melepaskan tikus itu pergi.
Setelah beberapa hari kemudian, seorang pemburu menangkap singa dan mengikatnya dengan tali. Mendengar singa mengaum kesakitan, tikus berlari dan menggigiti tali yang mengikat singa. Singa pun berhasil bebas berkat bantuan tikus.
"Kamu ingat, dulu kamu tertawa dan tidak berpikir bahwa saya bisa berbuat kebaikan. Sekarang kamu lihat, seekor tikus pun bisa berbuat kebaikan," tutur tikus.
3. Batu Menangis
Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa.
Darmi memang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan sifatnya sangatlah tidak menarik.
Setiap hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil sempurna.
Ibunya Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.
Ibunya Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.
Mendengar hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo'a. Secara perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air mata.
4. Peri Gula
Di sebuah hutan, terdapat pohon yang sangat besar. Ada banyak rumah peri di pohon tersebut.
Peri-peri melakukan tugas yang diperintahkan sang ratu, yaitu Ivy. Ratu Ivy sangat bijaksana dan suka menolong. Dia adalah ratu yang tegas, berwibawa dan juga pemaaf. Dia memaklumi semua kekurangan para peri, tapi tak bisa memaklumi satu peri yang ceroboh.
Peri itu bernama Gula. Dia sangat senang dengan makanan tapi juga sangat ceroboh jika disuruh bekerja mengumpulkan makanan.
Pada pagi hari, para peri dikumpulkan di ruang tugas. Ratu membagikan tugas yang sulit kepada Gula, yaitu mencari bunga Winter.
"Ratu, dimanakah Gula bisa menemukan bunga Winter?," tanya Gula.
"Di sebuah daerah bukit salju, di sana ada hutan winter. Di hutan winter terdapat 10-25 bunga winter. Akan tetapi, bunga itu sedikit dingin dan bisa membekukan peri dalam hitungan detik saja. Jadi, kamu harus berhati-hati," kata Ratu.
"Lalu, bagaimana kalau saat kupegang aku menjadi beku?" tanya Gula.
"Kamu bisa menggunakan sarung tangan Winter ini. Pakai dan cepat kerjakan tugasmu," kata Ratu.
Saat di perjalanan, kupu-kupu menghampiri Gula. Dia mengantar Gula untuk sampai ke hutan winter.
Sesampainya di hutan, gula melihat banyak pohon lebat dan binatang buas seperti serigala. Dia pun merasa harus menjadi kecil.
"Magic powder! Make me into a small," ucapnya.
Saat menjadi kecil, Gula berjalan dengan perlahan dan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan. Setelah sampai di tengah hutan, Gula melihat banyak bunga winter.
"Asyik. Aku akan mengambil bunga tersebut," seru Gula.
Dia menggunakan sarung tangan dan mengambil 25 bunga winter untuk diberikan kepada Ratu Ivy.
Ratu Ivy pun sangat bangga kepada Gula karena sangat berani dan tidak membuat kecerobohan. Dia menobatkan Gula sebagai peri winter yang paling pemberani.
5. Timun Mas
Kala itu, hiduplah seorang wanita hidup sebatang kara yang menginginkan seorang anak untuk menemaninya bernama Mbok Randa. Suatu saat di hutan, Mbok Randa ini bertemu raksasa dan ia memberinya biji mentimun.
Raksasa tersebut menyampaikan bila biji itu ditanam dan tumbuh ia akan mendapatkan seorang bayi. Namun, raksasa itu memberi syarat jika bayi ini sudah berumur enam belas tahun harus diserahkan ke raksasa untuk di santap.
Singkat cerita, Mbok Randa menanam biji ketimun tersebut dan menemukan seorang bayi di dalam buah ketimun yang besar dan bayi itu diberi nama timun mas. Setelah enam belas tahun, raksasa datang untuk menagih janji Mbok Randa.
Mbok Randa yang telah menyiapkan bingkisan berisi biji mentimun, jarum, dan garam terasi dari seorang pertapa untuk menangkal kejahatan raksasa tersebut. Saat raksasa itu datang, Mbok Randa menyuruh timun mas lari membawa bingkisan itu.
Raksasa itu mengejar timun mas. Saat raksasa mendekat, timun mas melemparkan biji timun. Ajaibnya, biji itu tiba-tiba tumbuh menjadi pohon mentimun raksasa dan menghalangi tubuh raksasa. Namun, pohon itu bisa dihancurkan oleh raksasa.
Timun mas kembali lari. Saat mendekat, timun mas melempar jarum dan tumbuhlah tanaman bambu dengan lebat. Tanaman bambu ini membuat kaki raksasa berdarah karena tertusuk. Namun raksasa itu masih terus mengejar timun mas. Selanjutnya timun mas melempar garam. Tiba-tiba belakangnya menjadi lautan. Namun raksasa masih bisa melewati itu dan terus mengejar timun mas.
Timun mas terus lari dengan sisa satu barang di tangannya yaitu terasi. Timun mas pun melemparkan terasi itu dan tanah di belakangnya menjadi lautan lumpur. Raksasa tidak bisa melewatinya karena saat ia bergerak, ia semakin tenggelam dalam lumpur.
Akhirnya, timun mas pun bisa kembali pulang dan bertemu dengan Mbok Randa.
6. Si Kancil dan Siput
Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. "Aaa....rrrrgh", si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya.
Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya,"Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku".
Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. "Hai kancil !", sapa si siput. "Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?", tanya si siput. "Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar", jawab si kancil dengan sombongnya.
"Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini", kata si Siput. "Hahahaha......., mana mungkin" ledek Kancil. "Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?", tantang si Siput.
"Baiklah, aku terima tantanganmu", jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi. Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. "Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku", tanya si kancil. "Tentu saja sudah, dan aku pasti menang", jawab si siput.
Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput.
"Siput....sudah sampai mana kamu?", teriak si kancil. "Aku ada di depanmu!", teriak si siput.
Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama."Aku ada didepanmu!"
Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.
Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. "Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!", teriak si siput.
Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. "Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik", kata si siput. "Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi", kata si kancil.
7. Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu
Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak. Diantara katak-katak tersebut ada satu anak katak yang bernama Kenthus, dia adalah anak katak yang paling besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada anak katak lainnya yang dapat mengalahkannya.
Sebenarnya kakak Kenthus sudah sering menasehati agar Kenthus tidak bersikap sombong pada teman-temannya yang lain. Tetapi nasehat kakaknya tersebut tidak pernah dihiraukannya. Hal ini yang menyebabkan teman-temannya mulai menghindarinya, hingga Kenthus tidak mempunyai teman bermain lagi.
Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali menyenggok rumput yang segar. Secara tidak sengaja, lidah anak sapi yang dijulurkan terkena tubuh si Kenthus.
"Huh, berani makhluk ini mengusikku," kata Kenthus dengan perasaan marah sambil coba menjauhi anak lembu itu. Sebenarnya anak lembu itu pula tidak berniat untuk mengganggunya. Kebetulan pergerakannya sama dengan Kenthus sehingga menyebabkan Khentus menjadi cemas dan melompat dengan segera untuk menyelamatkan diri.
Sambil terengah-engah, Kenthus sampai di tepi kolam. Melihat Kenthus yang kelihatan sangat capek, kawan-kawannya nampak sangat heran. "Hai Khentus, mengapa kamu terengah- engah, mukamu juga kelihatan sangat pucat sekali," Tanya teman-temannya.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu makhluk apa itu, tetapi makhluk itu sangat sombong. Makhluk itu hendak menelan aku." Kata Kenthus.. Kakaknya yang baru tiba di situ menjelaskan.
"Makhluk itu anak lembu, sepengetahuan kakak, anak lembu tidak jahat. Mereka memang biasa dilepaskan di padang rumput ini setiap pagi."
"Tidak jahat? Kenapa kakak bisa bilang seperti itu? Saya hampir-hampir ditelannya tadi," kata Kenthus. "Ah, tidak mungkin. Lembu tidak makan katak atau ikan tetapi hanya rumput." Jelas kakaknya lagi.
"Aku tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnnya dan hampir ditendang olehnya," cela Kenthus.
"Wahai kawan-kawan, aku sebenarnya bisa melawannya dengan mengembungkan diriku," Kata Kenthus dengan bangga.
" Lawan saja Kenthus! Kamu tentu menang," teriak anak-anak katak beramai-ramai.
"Sudahlah Kenthus. Kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu berbahaya. Hentikan!" kata Kakak Kenthus berulang kali tetapi Kenthus tidak mempedulikan nasehat kakaknya.
Kenthus terus mengembungkan dirinya, karena dorongan dari teman-temannya. Sebenarnya, mereka sengaja hendak memberi pelajaran pada Kenthus yang sombong itu.
"Sedikit lagi Kenthus. Teruskan!" Begitulah yang diteriakkan oleh kawan-kawan Kenthus. Setelah perut Kenthus menggembung dengan sangat besar, tiba-tiba Kenthus jatuh lemas. Perutnya sangat sakit dan perlahan-lahan dikempiskannya.
Melihat keadaan adiknya yang lemas, kakak Kenthus lalu membantu. Mujurlah Kenthus tidak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya telah banyak berubah. Dia malu dan kesal dengan sikapnya yang sombong.
Itulah ketujuh dongeng sebelum tidur yang penuh makna. Semoga cerita dongeng ini bermanfaat ya.
(elk/row)