Monash University luncurkan Vice-Chancellor's ASEAN Awards untuk mahasiswa berprestasi di Asia Tenggara. Program beasiswa ini senilai 2,5 juta dolar Australia atau sekitar Rp 27 miliar.
Mahasiswa penerimanya dapat melanjutkan studi di kampus-kampus Monash yang ada di seluruh dunia. Penerima beasiswa dapat memulai perkuliahan semester 1 jenjang sarjana di jaringan kampus Monash pada 2026.
Beasiswa ini mencakup biaya kuliah, bantuan perjalanan dan relokasi, biaya visa, sampai berbagai layanan pendukung adaptasi mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus Mahasiswa dari Negara Anggota ASEAN
Program ini dikhususkan untuk mahasiswa jenjang sarjana yang baru dan berasal dari 10 negara anggota ASEAN. Vice-Chancellor and President Monash University, Profesor Sharon Pickering menekankan inisiatif ini lahir dari komitmen Monash untuk menyediakan pendidikan kelas dunia yang terjangkau serta memperkuat hubungan jangka panjang dengan negara-negara di Asia Tenggara.
"Saat ini Monash memiliki 16.000 mahasiswa dari ASEAN, termasuk lebih dari 7.700 mahasiswa yang belajar di kampus pusat Monash di negara bagian Victoria, Australia. Jumlah ini menjadi yang terbesar dibandingkan universitas lain di Negeri Kanguru," Vice-Chancellor and President Monash University, Profesor Sharon Pickering melalui keterangan yang diterima pada Selasa (16/9/2025).
"Bersama hampir 60.000 alumni ASEAN yang mencakup pejabat pemerintahan, eksekutif industri, dan pemimpin komunitas, Monash terus membangun jejaring diplomasi persuasif (soft diplomacy) yang kuat dan berkelanjutan di wilayah ini," imbuhnya.
Seleksi Mahasiswa
Penerima beasiswa akan melalui seleksi yang kompetitif dengan adanya kuota per negara untuk memastikan keterwakilan di seluruh ASEAN. Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Beasiswa ini diberikan kepada 67 penerima setiap tahunnya.
Sementara, Asisten Menteri Pendidikan Australia, Hon Julian Hill menyebut program ini memperlihatkan peran strategis pendidikan internasional dalam membentuk masa depan kawasan Indo-Pasifik.
"Pendidikan internasional memperkaya budaya dan memperluas pengetahuan di negara-negara seluruh Indo-Pasifik. Australia bangga memimpin pertukaran ini dan berkontribusi pada kemajuan bersama," ungkapnya.
(nah/nwk)