Ketua Paguyuban Orang Tua Murid (OTM) Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Angkatan 4, Ishandawi beberkan hasil audiensi dengan pihak Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Ungkap BIM 4 dipastikan tetap jalan menggunakan dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Sudah confirm, sangat confirm (menggunakan) dana dari LPDP. Dalam waktu 2 hari ini, LoA (Letter of Acceptance) yang sudah kami terima dari anak-anak itu akan dikumpulkan. Kemudian akan diproses satu demi satunya," ujar Ishandawi kepada wartawan di Kemdiktisaintek Jakarta, Rabu (19/2/2025).
BIM 4 Ada di Ranah Siapa?
Ishandawi bercerita memang pelaksanaan BIM masih dipertanyakan kejelasannya. Namun usai bertemu dengan Kemdiktisaintek yang diwakili Kepala Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Henri Togar Hasiholan Tambunan, dijelaskan bila pelaksanaan BIM terpecah menjadi dua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahap persiapan, BIM akan dilakukan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sedangkan pembiayaan ada di tangan Kemdiktisaintek.
"Sehingga dua kementerian itu berkoordinasi secara birokrasinya. Itu yang mungkin (menjadi) hambatanya," tutur Ishandawi.
"Tapi secara teknis, program BIM 4 itu tetap lanjut dan anak-anak juga Alhamdulillah nanti LoA-nya bisa langsung diproses oleh pembiayaan di Diktisaintek," imbuh dia.
Batas Waktu LoA Awardee BIM Segera Habis
Dalam tuntutan yang disampaikan Paguyuban OTM BIM 4 dijelaskan LoA yang sudah diterima siswa sudah tidak bisa menunggu lagi. Karena masa berlakunya segera habis.
Untuk itu, mereka menuntut agar konfirmasi pembiayaan atas LoA yang sudah diterima segera dilakukan. Karena terdapat batas akhir pembayaran uang jaminan/pangkal ke universitas.
Terkait batas waktu LoA, Ishandawi menjelaskan setiap kampus berbeda-beda. Di Asia, beberapa kampus menerapkan batas waktu LoA hingga 1 Maret, 27 April, hingga 1 Mei.
"Tetapi Alhamdulillah sudah dipastikan kementerian ini (Kemdiktisaintek) memproses secara berjenjang, secara bertahap dalam waktu (LoA) yang dekat," ungkapnya.
Melalui postingan media sosial Instagramnya, Stella Christie membagikan ulang postingan salah satu orang tua murid Paguyuban OTM BIM 4. Ia menyebut menunggu LoA diberikan ke Kemdiktisaintek.
![]() |
"Semoga berita baik hasil diskusi kemarin menjadi sumber semangat baru untuk anak-anak kita penerima BIM angkatan 4. Ditunggu LoA-nya! (bendera Indonesia)," kata Stella dikutip Kamis (20/2/2025).
Mimpi Penerima BIM Kuliah di LN Segera Terkabul
![]() |
Yosua Abdi Tulus Kondang, siswa penerima BIM 4 asal SMAN 26 Jakarta ikut memperjuangkan haknya di aksi OTM BIM 4, Rabu (19/2/2025) kemarin. Sejak kecil ia dikenal sebagai sosok yang berprestasi dan kerap langganan beasiswa.
Hal ini dilakukannya untuk bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Kendati demikian, mimpinya untuk melanjutkan pendidikan tinggi sempat terhalang karena masalah biaya.
Hingga ketika kelas 9 SMP, Yosua berkenalan dengan BIM dari kakak kelasnya. Sejak saat itu, ia berusaha keras agar bisa menjadi salah satu penerima BIM.
"Saya di situ belum ada lomba yang bisa dibilang berkualitas untuk dikurasi ke BIM, dan akhirnya saya dapat perunggu di Australian Mathematics Competition dan masuk BIM," cerita Yosua.
Berhasil diterima menjadi awardee BIM membuat Yosua menaruh harapan tinggi pada beasiswa ini. Ia bahkan melepaskan bangku siswa eligible di Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Kini diketahui Yosua telah mengantongi tiga LoA yang masa berlakunya segera habis. Ia berhasil diterima tiga kampus dunia yakni University of Alberta Kanada, Arizona State University Amerika Serikat, dan Pennsylvania State University Amerika Serikat.
Perjuangan ini ia harapkan tidak sia-sia, karena Yosua merasa tidak ada kejelasan timeline atau lini masa sesuai dengan BIM tahun-tahun sebelumnya. Terlebih usai pemerintahan dan Kemendikbudistek dipecah menjadi tiga.
"Jadi timeline itu pertama setelah seleksi kita akan ada pembekalan, webinar dari universitas, pelatihan SAT (Scholastic Assessment Test) dan IELTS, terakhir kita ada tes wawancara kebangsaan dan kemudian kami diberangkatkan," jelasnya.
"Selama satu tahun ini kami menjalani semuanya lancar. Sampai akhirnya pas pergantian pemerintahan ini lah yang seharusnya kami (berhak) mendapat kan konsuler ini kami tidak dapat dan disuruh cari sendiri," imbuhnya.
Kendati demikian dengan perjuangan OTM BIM 4, anak-anak penerima beasiswa akhirnya mendapat konsuler yang sukarela membantu. Perjuangan itu kembali dilanjutkan hingga akhirnya ada kejelasan bagaimana penerima BIM 4 akan mendapatkan haknya.
Jika lancar, Yosua akan memilih kampus tujuannya dan berangkat studi di kuartil 4 tahun 2025. Persiapan mungkin akan mulai dilakukan pada Agustus mendatang.
(det/nwk)