Tiga kali gagal melamar beasiswa Chevening tak membuat drg. Astari Puteri patah arang. Dosen muda Departemen Patologi Mulut dan Maksilofasial Universitas Airlangga (Unair) tersebut akhirnya lulus pada percobaan yang ke-4.
Meski gagal berkali-kali, dari sana drg. Astari belajar banyak hal, utamanya strategi untuk lulus seleksi beasiswa Chevening.
Membuat Esai Terbaik
Dosen muda tersebut mengatakan bahwa esai sangatlah penting. Menurutnya, isi mengenai rencana karier menjadi amat krusial karena beasiswa Chevening mencari future leaders atau pemimpin masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita harus pulang setelah studi," kata dia, dikutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran Gigi Unair pada Kamis (27/10/2022).
Soal penyusunan esai, dia juga memberikan tips yang perlu dicatat bagi yang ingin melamar beasiswa Chevening.
Tips Mencari Reviewer Esai
Mahasiswa yang kini tengah menimba ilmu di Sheffield University, Inggris itu menyampaikan, hendaknya reviewer esai adalah orang yang sudah punya pengalaman ikut beasiswa serupa.
Seorang reviewer esai sebaiknya adalah orang yang sudah pernah kuliah di Inggris maupun penerima beasiswa lain.
"Karena mereka pasti punya dasar esai yang baik," tegasnya.
Seorang reviewer esai akan memberikan berbagai masukan terkait esai yang dibuat, misalnya dari segi penggunaan grammar ataupun yang lainnya.
Berdasarkan pengalaman drg. Astari, kegagalannya di percobaan-percobaan sebelumnya disebabkan tidak ada yang merevisi dan me-review esai yang ditulisnya.
Pahami Semua Informasi
Namun, sebelum menulis esai, hal paling awal yang harus dilakukan menurutnya adalah membaca segala informasi beasiswa tanpa terburu-buru.
"Baca baik-baik semua informasinya. Take your time, read it well. Banyak juga tips and trick yang tersedia di websitenya," jelasnya.
drg. Astari menyebutkan, dia tidak terlalu persiapan saat percobaan yang ketiga. Oleh sebab itu, tahap wawancara menjegalnya dalam seleksi beasiswa Chevening.
"Terlalu percaya diri. Akhirnya dibabat habis ketika interview," ungkapnya.
Melalui berbagai pengalamannya itu, kini dia mendapatkan dukungan pendidikan untuk menempuh gelar magister pada program Diagnostic Oral Pathology, Sheffield University.
Keinginan untuk menjadi dosen yang lebih baik menjadi motivasi utamanya memperoleh beasiswa Chevening tersebut.
(nah/faz)