Kementerian Sosial Butuh SDM Ahli untuk Atasi Masalah Sosial di Indonesia

Kementerian Sosial Butuh SDM Ahli untuk Atasi Masalah Sosial di Indonesia

Advertorial - detikEdu
Sabtu, 06 Apr 2024 16:35 WIB
ADV_POLTEKSOS
Dok. Poltekesos Bandung
Jakarta -

Indonesia di tengah perubahan masif di berbagai sektor, dan harapan untuk menuju Indonesia maju dan sejahtera, masih membutuhkan jalan panjang untuk meraihnya. Di balik kemajuan yang dicapai, Indonesia masih menyisakan pekerjaan rumah yang juga patut untuk diselesaikan, yaitu masalah sosial.

Data dari beberapa sumber kementerian dan lembaga nonkementerian menunjukkan ada 8 juta pengguna aktif narkotika dan zat adiktif, 15,5 juta keluarga yang tergolong miskin, serta 3,2 juta rumah tidak layak huni. Selanjutnya, terdapat 134 kabupaten dan kota yang rawan konflik sosial, sekitar 70.026 pekerja migran bermasalah yang mendapat layanan, dan 200 tindak kasus korban tindak pidana perdagangan orang.

Pada tahun 2023, tercatat 11.624 terlaporkan mengalami tindak kekerasan. Hasil survei pada tahun 2021, 4 dari 10 anak perempuan dan 3 dari 10 anak laki-laki pernah mengalami tindak kekerasan sepanjang hidupnya, baik kekerasan fisik, emosi, dan seksual, serta beberapa kasus lainnya dengan angka statistik yang cukup mencengangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal di atas tidak bisa diselesaikan hanya sekadar pendekatan hukum, ekonomi, atau hanya sekadar deret hitung. Ada pendekatan lain yang perlu dilakukan agar permasalahan sosial tersebut tertangani dan terselesaikan. Ini tentunya perlu pendekatan dan hadirnya para ahli yang memang paham tentang makna arti dan cara menyelesaikan permasalahan sosial tersebut.

Persoalan narkotika misalnya, tidak mutlak hanya sampai pada vonis hukum saja bagi penggunanya, tetapi mereka perlu juga pemulihan diri dan pemulihan sosial. Di sini diperlukan proses pendampingan ahli yang tahu dan bisa melakukan pendampingan. Umumnya, pengguna narkotika ingin sembuh (they need a helping hand), sembuh dari ketergantungan pada obat, sembuh dari lingkungan yang membelitkan, semangat pada motif untuk maju.

Demikian juga soal banyaknya rumah tidak layak huni, tidak semata sekedar memperbaiki rumah karena ini gampang. Hal lebih pokoknya adalah membangun motif daya juang warga untuk memiliki rumah layak huni, dengan cara membangun daya tahan dan daya juang ekonominya (mata pencahariannya). Bantuan sosial, bantuan perumahan adalah instrumen pemicu bagi membangun ketahanan diri dan daya juang warga tadi. Ini tentu juga butuh tenaga ahli yang tahu dan bisa melakukan pendampingan agar tumbuh motif motif untuk maju.

Persoalan tadi tentunya juga didasarkan pada pendekatan-pendekatan yang secara ilmiah bisa dihitung, direncanakan, dilaksanakan, dilihat dan dipertanggungjawabkan. Perguruan tinggi harus ikut serta berpartisipasi dalam memecahkan dan menyelesaikan persoalan-persoalan sosial di atas, tentunya dengan pendekatan keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Banyak perguruan tinggi di ranah keilmuan sosial yang telah teruji memiliki kekhususan di bidang penanganan dan penyelesaian masalah sosial. Satu di antaranya adalah Politeknik Kesejahteraan Sosial di Bandung. Perguruan tinggi di bawah Kementerian Sosial RI ini sudah teruji saat dimanfaatkan oleh beberapa kementerian dan lembaga nonkementerian dalam membantu menyelesaikan beberapa persoalan sosial, termasuk pemerintah kota dan kabupaten.

"Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung memiliki kekhasan keilmuan dalam analisa, kajian dan perencanaan kesejahteraan sosial, termasuk juga implementasi model penanganan masalah sosial," ujar Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial Suharma.

Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung membekali para lulusannya dengan sejumlah keahlian baik sebagai perencana, analis, konselor, pendamping, maupun ahli penanganan masalah kemiskinan dan penanggulangan bencana. Persoalan semisal pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi warga yang menjadi sasaran beberapa perusahaan, kehadiran tenaga ahli konsultatif dan pendampingan sudah banyak memanfaatkan tenaga ahli lulusan dari Politeknik Kesejahteraan Sosial.

Kementerian Sosial RI mengundang calon mahasiswa baik calon mahasiswa tugas belajar, calon mahasiswa lulusan SLTA/SMK/MA, maupun calon mahasiswa yang berkebutuhan khusus, dan calon mahasiswa penerima manfaat program Kementerian Sosial RI untuk mendaftar dan bergabung di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Informasi dan pendaftaran calon mahasiswa Poltekesos Bandung dapat dilakukan pada tautan pmb.poltekesos.ac.id.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia