Pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyoroti ketimpangan cuan pariwisata dari kunjungan wisatawan yang diterima Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat dengan yang diperoleh pemerintah pusat melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).
Jumlah kunjungan wisatawan yang tinggi ke Labuan Bajo setiap tahun tapi tak berbanding lurus dengan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Manggarai Barat dari sektor pariwisata, yakni retribusi kunjungan wisatawan. Sebaliknya, BTNK mendulang cuan banyak dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (BNBP) dari tingginya kunjungan wisatawan itu. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun.
"Kalau kita amati selama ini bagaimana jumlah wisatawan yang datang ke Labuan Bajo itu tidak berbanding lurus dengan perolehan pendapatan asli daerah. Itu kita amati kita peroleh bagaimana perbandingan PNPB di Taman Nasional Komodo dengan yang diperoleh oleh pemerintah daerah," kata Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Asosiasi Pariwisata Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, Minggu (14/12/3025).
Sekber ini mewadahi 15 asosiasi pariwisata di Labuan Bajo. Sekber ini baru diresmikan pada Sabtu (13/12/2025). Sekber ini, kata Aloysius, salah satunya berfungsi menjadi wadah bagi asosiasi pariwisata merancang komitmen bersama mendukung Pemerintah dalam meningkatkan PAD dari sektor pariwisata.
"Lalu kemudian terkait dengan bagaimana komitmen kami atas nama asosiasi pariwisata untuk mendukung pemerintah dalam hal ini adalah peningkatan PAD," ujar Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat tersebut.
Menurut dia, ketimpangan cuan pariwisata ini karena pelaku pariwisata maupun pemangku kepentingan belum terkonsolidasi dengan baik. Sekber itu bisa menjadi jalan pelaku pariwisata lintas asosiasi mendukung pemerintah daerah meningkatkan PAD.
"Tentu sebagai pelaku pariwisata, sebagai masyarakat Manggarai Barat merasa bahwa ini ada ketidakseimbangan dan ternyata ketika kami amati bahwa itu disebabkan oleh disintegrasi," jelas Aloysius.
Tercatat, November tahun ini, PAD dari retribusi wisatawan yang dipungut Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat hanya mencapai Rp 2 miliar lebih. Retribusi itu dipungut dari tiket masuk wisatawan ke sejumlah spot wisata di luar kawasan Taman Nasional Komodo.
Di sisi lain, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari tiket masuk Taman Nasional Komodo yang dipungut BTNK mencapai hampir Rp 100 miliar. Cuan masuk Taman Nasional Komodo ini tak ada yang masuk PAD Manggarai Barat.
"PNBP sudah Rp 97 miliar," kata Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga.
Sebanyak 15 asosiasi pariwisata di Labuan Bajo membentuk Sekretariat Bersama (Sekber). Sekber ini diresmikan oleh Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng, kemarin. Aloysius mengatakan dalam waktu ini, Sekber melakukan penataan database anggota masing-masing asosiasi pariwisata di Labuan Bajo. Ia menyebut ada sekitar 10 ribu pelaku pariwisata di Manggarai Barat yang tersebar di 15 asosiasi tersebut.
"Pekerjaan Sekber dalam waktu dekat ini adalah mengonsolidasi database dari masing-masing, ada 15 asosiasi, sehingga kita betul-betul berbicara atas nama data ke depan dan kemudian ketika memang mengestimasi itu menghampiri minimum 10.000 pelaku wisata yang tersebar di 15 asosiasi," ungkap Aloysius seusai peresmian Sekber.
Simak Video "Video: Komodo Keliaran di Area Sekolahan Labuan Bajo"
(hsa/nor)