GWK Cultural Park, Ikon Bali dengan Sejarah Panjang dan Polemik

GWK Cultural Park, Ikon Bali dengan Sejarah Panjang dan Polemik

Fabiola Dianira - detikBali
Sabtu, 27 Sep 2025 16:52 WIB
Sejarah patung GWK Bali berkaitan dengan sosok Nyoman Nuarta. Patung Garuda Wisnu Kencana menjadi maskot provinsi Bali. Bagaimana latar belakang pembangunannya?
GWK. (Foto: Rachman_Haryanto)
Badung -

Pembangunan tembok di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Badung, menuai protes warga Ungasan. Warga yang tinggal di sekitar kawasan mengeluhkan tembok tersebut karena dianggap menghalangi akses dan aktivitas sehari-hari.

Pihak pengelola GWK membantah tudingan itu. Mereka menyebut pembangunan tembok berada di atas lahan milik perusahaan dan telah melalui sosialisasi sebelumnya. Persoalan ini bahkan kini bergulir hingga ke DPRD Badung dan DPRD Bali.

Di balik polemik ini, publik pun bertanya: siapa sebenarnya pengelola GWK, ikon pariwisata dunia yang berdiri megah di Bali?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Panjang Proyek GWK

Gagasan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana lahir pada 1989 dari seniman I Nyoman Nuarta. Ide ini mendapat restu Presiden Soeharto pada 1990, dengan dukungan Gubernur Bali kala itu, Ida Bagus Oka, serta Menteri Pertambangan dan Energi, Ida Bagus Sudjana.

ADVERTISEMENT

Pendanaan awal datang dari Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave atas perintah Soeharto. Peletakan batu pertama dilakukan tujuh tahun kemudian, tepatnya 8 Juni 1997.

Namun, krisis moneter 1997-1998 membuat proyek ini terhenti. Harapan baru muncul saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melirik kembali megaproyek ini pada 2006. Bersama Gubernur Bali Dewa Made Beratha, SBY menargetkan penyelesaian dalam dua tahun. Sayangnya, kendala anggaran membuat proyek kembali tertunda.

Kebuntuan panjang itu berakhir pada 2012, ketika PT Alam Sutera Realty Tbk mengambil alih proyek GWK melalui anak perusahaannya, PT Garuda Adhimatra Indonesia. Sejak saat itu, perusahaan swasta ini menjadi pemilik lahan sekaligus pengelola kawasan GWK.

PT Garuda Adhimatra Indonesia kemudian menuntaskan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana dalam waktu lima tahun. Patung setinggi 121 meter itu akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018, ditandai dengan pemasangan mahkota Dewa Wisnu dan upacara Melaspas.

Kini, GWK bukan hanya destinasi wisata populer di Bali, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan Indonesia. Kawasan ini kerap dipilih sebagai lokasi acara berskala internasional, termasuk KTT G20 pada November 2022 dan World Water Forum pada Mei 2024.

Meski sempat dipenuhi dinamika, GWK telah menjelma menjadi salah satu ikon wisata dunia yang melekat dengan citra Bali.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads