Sebanyak 38 kapal pesiar tercatat telah bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali, hingga pertengahan 2025. PT Pelindo mencatat kapal-kapal tersebut membawa lebih dari 50 ribu wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.
"Angka ini mencerminkan tren positif kebangkitan sektor wisata bahari. Sekaligus memperkuat posisi Benoa sebagai salah satu pelabuhan kapal pesiar unggulan di Indonesia," ucap Sub Regional Head Pelindo Bali Nusra, Fariz Hariyoso dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fariz mengatakan Pelindo terus membangun sinergi dengan masyarakat sekitar pelabuhan, terutama melalui pemberdayaan UMKM dan penguatan ekonomi lokal.
Terutama sektor kuliner, kerajinan, hingga jasa wisata yang ikut kecipratan rezeki berkat kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Benoa.
Ia menambahkan keberadaan ekosistem pelabuhan yang bersih, tertib, dan ramah lingkungan turut mendukung pengalaman wisata turis. Selain menikmati keindahan Bali, wisatawan juga bisa berinteraksi langsung dengan budaya lokal dan produk-produk khas daerah.
Menurutnya, Pelabuhan Benoa bukan hanya gerbang pariwisata. Namun juga representasi dari komitmen Pelindo terhadap prinsip pelabuhan hijau.
"Kami ingin menyambut dunia dengan wajah pelabuhan yang ramah lingkungan, selaras dengan alam dan budaya Bali," sebutnya.
Sebelumnya, Pelabuhan Benoa mencatat sebanyak 55 kapal bersandar dengan 54 ribu penumpang yang datang dan berangkat melalui Benoa pada 2024. Sementara pada 2025, ada sebanyak 73 kapal pesiar telah mengajukan permohonan sandar di Pelabuhan Benoa.
Sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis perusahaan, Pelindo juga melaksanakan program pelestarian lingkungan di kawasan pelabuhan. Sejak 2022 hingga 2025, tercatat lebih dari 31 ribu bibit mangrove telah ditanam dengan total investasi mencapai Rp 226 juta.
Fariz menjelaskan saat ini program pelestarian tersebut memasuki fase pemeliharaan dan pemantauan secara berkelanjutan yang difokuskan pada periode 2023-2024. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kelestarian ekosistem pesisir yang berfungsi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
"Keberlanjutan harus menjadi fondasi dalam setiap pengembangan pelabuhan, termasuk untuk sektor wisata laut. Kami tidak ingin program pelestarian hanya berhenti pada kegiatan simbolik penanaman," tuturnya.
(nor/nor)