6 Fakta Menarik tentang Desa Sade di Lombok Tengah

6 Fakta Menarik tentang Desa Sade di Lombok Tengah

Firga Raditya Pamungkas - detikBali
Kamis, 19 Sep 2024 06:28 WIB
Desa Sasak Sade di Lombok tengah
Desa Sade di Lombok Tengah, NTB. (Foto: Syanti Mustika/detikcom)
Denpasar -

Jika Anda sedang berkunjung ke Lombok, jangan lupa mampir ke Desa Sade. Desa ini terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Desa Sade ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 1989. Lokasi desa ini tak jauh dari Bandara Internasional Lombok dan menjadi salah satu desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Desa Sade memiliki luas 5,5 hektare dengan 150 rumah berdiri di atasnya. Setiap rumah terdiri dari satu kepala keluarga, dengan jumlah seluruh penduduk sekitar 700 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desa Sade dipimpin seorang kepala dusun yang dipilih berdasarkan musyawarah. Penduduk di sana menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa sehari-hari. Pelafalan aksara yang digunakan hampir sama dengan bahasa Jawa, yakni Ha Na Ca Ra ka yang diucapkan menjadi He Ne Ce Re Ke.

Simak 6 hal menarik yang bisa dijumpai di Desa Adat Sade.

ADVERTISEMENT

1. Adat Istiadat

Desa Sade adalah contoh lekat dengan budaya masyarakat Sasak, etnis asli Lombok. Masyarakat di sini menjaga tradisi mereka dengan kuat, mulai dari cara berpakaian hingga cara merayakan upacara penting.

Budaya Sasak terlihat dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, termasuk bahasa, musik, dan tarian. Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan budaya yang menggambarkan kekayaan warisan mereka.

2. Rumah Tradisional Tahan Gempa

Suku Sasak menyebut rumah dengan sebutan bale. Terdapat delapan bale di Desa Sade, yaitu Bale Tani, Jajar Sekenam, Bonter, Beleq, Berugag, Tajuk dan Bencingah. Atap dari bale tersebut terbuat dari ijuk, lalu penyanggah atapnya memakai bambu tanpa paku. Sedangkan, temboknye terbuat dari anyaman bambu dan langsung beralaskan tanah.

Setiap rumah di Desa Sade memiliki struktur serupa, dengan tata letak yang sederhana namun kokoh. Arsitektur tradisional tersebut mencerminkan gaya hidup yang dekat dengan alam dan minimalis. Arsitektur rumah Sasak Sade menjadi hal ini pertama dijumpai ketika berkunjung ke sana.

Selain itu, rumah adat Desa Sade juga diklaim tahan gempa. Klaim ini terbukti karena bangunan tradisional di Desa Sade tetap berdiri kokoh saat gempa magnitudo 6,4 mengguncang Pulau Lombok pada 2018.

Pemenang vitaminsea di desa sadeProses pembuatan kain tenun di Desa Sade. (Foto: Syanti/detikTravel)

3. Kain Tenun Tradisional

Selain sektor pariwisata, Desa Sade juga memperoleh pendapatan dari produk tenun ikat khas Sasak. Para pengunjung yang datang ke Desa Sade juga dapat melihat langsung proses pembuatan dan membeli kain tenun buah tangan warga setempat.

Produk tenun ini sangat dihargai karena keunikan dan kualitasnya. Dengan kemahiran tangan inak-inak (bahasa Sasak dari ibu), mereka menenun helai-helai kain tradisional berkualitas tinggi.

Proses pembuatan kain tenun itu juga masih menggunakan alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu. Benang-benangnya juga diwarnai dengan pewarna alami.

4. Kotoran Hewan Jadi Bahan Pembersih Lantai

Ada kebiasaan menarik yang dilakukan warga Sasak Sade, yakni melumuri lantai dengan kotoran sapi merupakan tradisi turun menurun. Bagi mereka, memoles kotoran sapi dapat memperkokoh bangunan, mengusir nyamuk, dan menghangatkan ruangan saat cuaca dingin.

Kotoran sapi yang telah dikeringkan dan dicampur tanah, dilumurkan di seluruh lantai bangunan, kecuali pada tempat-tempat ibadah.

5. Tradisi Melarik

Masyarakat Sasak Sade memiliki tradisi kawin lari atau Melarik. Tradisi ini merupakan praktik seorang pemuda membawa lari gadis yang dicintainya sebagai bentuk cinta dan keberanian.

Meskipun terdengar kontroversial, tradisi ini sering dilakukan dengan persetujuan tidak resmi dari kedua belah pihak. Setelah penculikan, diadakan ritual untuk meminta maaf kepada keluarga gadis serta menyerahkan mahar.

Meskipun semakin jarang dilakukan, tradisi ini tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya pada suku Sasak, khususnya masyarakat Desa Sade.

Desa Sade di Lombok TengahDesa Sade di Lombok Tengah Foto: dok. Kemenparekraf

6. Seni Peresean

Peresean adalah seni pertunjukan tradisional berupa adu tangkas yang terkenal di Lombok, termasuk di Desa Sade. Dalam pertunjukan ini, dua orang pemuda bertarung menggunakan perisai dan tongkat, yang dikenal sebagai penjalin. Pertunjukan peresean biasanya diiringi oleh musik tradisional.

Artikel ini ditulis oleh Firga Raditya Pamungkas peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads