"Oh my God," tutur perempuan berambut pirang itu saat melihat air terjun di balik dinding Goa Rajo. Dia pun bergegas menanggalkan pakainnya dan menyisakan bikini di tubuhnya.
Bule tersebut lalu berjalan menuju air terjun setinggi sekitar delapan meter dan berfoto di bawahnya. Sejurus kemudian, ia berenang di kolam yang airnya bersumber dari Tukad Melangit tersebut.
Air terjun dan dua kolam alami itu berada di objek wisata Goa Rajo, Desa Jahem, Bangli, Bali. Pengunjung perlu berjalan sekitar 300 meter dari loket untuk mencapai kolam dan air terjun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelancong akan menyusuri jalan setapak menuju air terjun tersebut. Mata akan dimanjakan dengan beraneka ragam tumbuhan yang berada di sekitar jalan setapak yang lebarnya sekitar satu meter itu.
Nuansa berpetualang juga terasa saat menyusuri jalan tanah tersebut. Sebab, wisatawan perlu beberapa kali melintasi jembatan berlantai kayu. Suara serangga pun sesekali terdengar.
![]() |
Tiba di tempat tujuan, mata akan langsung dimanjakan dengan air terjun dengan ketinggain 8 meter. Batu besar di bawah air terjun dan di depan mulut Goa Rajo menjadi tempat yang cocok untuk berfoto. Cahaya dari atas air terjun berpadu dengan gelapnya mulut gua membuat foto kian estetik.
Di samping air terjun tersebut terdapat dua kolam alami dengan dalam sekitar satu meter. Byur... Air yang sejuk dan bening membilas keringat setelah menyusuri jalan setapak yang naik dan turun.
Wisatawan yang pelesiran dan ingin mandi di kolam alami tersebut tidak perlu risau. Pengelola objek wisata tersebut telah menyediakan tempat ganti baju. Tak ada penjual di dalam kawasan Goa Rajo.
Membuat Goa Rajo Jadi Objek Wisata
Salah satu petugas di objek wisata Goa Rajo, Nengah Mardika, menerangkan gua tersebut baru dijadikan objek wisata pada 2019. Warga Desa Adat Jahem dulu kerap bermeditasi di tempat tersebut. "Sebelumnya, masih seperti hutan," tuturnya kepada detikBali.
Warga Desa Adat Jahem lalu membuatnya menjadi tempat wisata karena melihat potensinya. Mereka terinspirasi dari objek wisata air terjun Tukad Cepung, Bangli, Bali. "Tukad Cepung itu dulunya bukan tempat wisata," ungkap pria berusia 45 tahun tersebut.
Warga Desa Adat Jahem, Mardika berujar, lalu membuat kolam. Mereka juga bahu-membahu membuat jalan setapak agar mudah dilalui para pelancong.
Mahardika tidak tahu kenapa objek wisata itu dinamakan Goa Rajo. Menurut dia, sejak dulu nama tempat itu Goa Rajo.
Mardika menuturkan Goa Rajo tak bisa disusuri. Gua tersebut tertutup bebatuan. "Dulu bisa masuk hingga 100 meter, tapi sekarang paling hanya sejauh 20 meter," tuturnya.
Kini Desa Adat Jahem menuai cuan. Saat hari biasa jumlah pengunjung Goa Rajo mencapai 200 orang per hari, sedangkan saat akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 300 orang per hari. "Hampir 80 persen pengunjungnya turis asing," ungkap Mahardika.
![]() |
Jam Operasional Goa Rajo
Goa Rajo mulai buka sejak pukul 07.00 Wita dan tutup pada pukul 17.00 Wita. Adapun, harga tiket masuk dibanderol Rp 25 ribu per orang. "Tutup hanya saat Nyepi," tutur Mahardika.
Bagi pelancong yang membawa kendaraan bermotor ke Goa Rajo tak perlu khawatir. Pengelola objek wisata telah menyediakan tempat parkir untuk mobil maupun motor. Sejumlah warung dan tempat makan juga tersedia sebelum loket tiket.
Waktu tempuh menuju Goa Rajo dari Denpasar mencapai 120 menit menggunakan mobil. Untuk menuju objek wisata tersebut pastikan kondisi kendaraan prima karena jalannya naik dan turun.
(gsp/iws)