DTW Sungai Gelar Jembrana Ramai Seusai Nyepi, Pengunjung Keluhkan Parkir

Jembrana

DTW Sungai Gelar Jembrana Ramai Seusai Nyepi, Pengunjung Keluhkan Parkir

I Wayan Sui Suadnyana, I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 12 Mar 2024 20:27 WIB
DTW Sungai Gelar di Desa Batuagung, Jembrana, Bali, dipadati wisatawan saat Ngembak Geni, Selasa (12/3/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: DTW Sungai Gelar di Desa Batuagung, Jembrana, Bali, dipadati wisatawan saat Ngembak Geni, Selasa (12/3/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Daya Tarik Wisata (DTW) Sungai Gelar di Desa Batuagung, Kabupaten Jembrana, Bali, dipadati wisatawan seusai Hari Suci Nyepi atau Ngembak Geni, Selasa (12/3/2024). Mayoritas pengunjung adalah pemuda-pemudi dari berbagai wilayah di Jembrana.

Salah satu pengunjung, I Kadek Agus Setiawan (33) asal Desa Baluk, Kecamatan Negara, mengatakan dirinya dan keluarga setiap tahun datang ke Sungai Gelar untuk berendam setelah Nyepi.

"Sungainya bersih dan airnya segar, jadi cocok untuk berendam sembari menikmati udara segar. Memang tempat ini paling banyak dikunjungi," ungkap Agus kepada detikBali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, beberapa pengunjung mengeluhkan keterbatasan lahan parkir. Salah satunya, I Ketut Suparta (52) asal Kelurahan Lelateng, Negara, terpaksa batal berkunjung karena tidak mendapatkan tempat parkir.

"Saya dari pantai tadi dan langsung ke sini, rencana membersihkan diri setelah mandi di pantai, namun parkirnya penuh, saya memilih pulang saja," ujar Suparta.

"Saya heran tempat wisata seperti ini yang sering dikunjungi warga tempat parkirnya terbatas, apalagi tempat ini objek wisata yang digemari warga Jembrana," imbuhnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) DTW Sungai Gelar, I Wayan Wisada, mengatakan destinasi itu dipadati oleh anak-anak muda atau sekaa teruna-teruni (STT) dari berbagai wilayah di Jembrana.

"Lebih ramai dari tahun lalu karena Nyepi kali ini berdekatan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan, jadi pengunjung lebih ramai sehingga kami kekurangan tempat parkir," ujar Wisada.

Wisada menjelaskan Sungai Gelar memang selalu dipadati pengunjung setiap akhir pekan dan momentum hari raya. Namun, kekurangan lahan parkir menjadi masalah yang belum teratasi.

"Untuk retribusi parkir, kami menghitung per kendaraan, bukan per orang. Sepeda motor Rp 2.000 dan mobil pribadi Rp 5.000," paparnya.

Kelian Banjar Palunganbatu I Kadek Pernama mengatakan pihaknya mengerahkan pecalang dan dibantu oleh kelian banjar penyanding untuk menjaga keamanan. "Selama ini tidak ada keributan," katanya.

Pernama juga mengakui kekurangan tempat parkir. Hal ini menyebabkan banyak pengunjung yang memarkir kendaraannya di sisi jalan dan mengganggu warga setempat.

"Sayangnya kami kekurangan tempat parkir. Setiap hari raya pengunjung juga mengeluhkan tempat parkir. Keluhan ini sudah sering terjadi setiap hari raya," jelasnya.




(dpw/dpw)

Hide Ads