Meski tak sepopuler bulutangkis, olahraga panahan kini mulai diminati masyarakat. Olahraga panahan bisa digunakan menjadi sarana hiburan hingga prestasi.
Jika Anda adalah seorang pecinta olahraga panahan atau ingin mencoba sesuatu yang baru saat berkunjung ke Bali, Bali International Archery bisa menjadi tujuan yang bisa Anda pertimbangkan.
Selain melatih fokus dan ketenangan batin, Anda juga akan menikmati suasana yang tenang di tengah keindahan alam Ubud. Bali International Archery berdiri sejak 2 Juni 2019, tepat sebelum COVID-19 melanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemiliknya adalah Tebo Aumbara. Sebelum mendirikan tempat latihan panahan, pria asli Bali ini berprofesi sebagai koreografer yang aktif di dunia hiburan (entertainment).
"Jadi saya personal sih belajar archery itu tahun 2015-an. Tapi masih aktif di dunia entertainment. Terus akhirnya 2019 saya mulai membuat progress movement untuk kampanye olahraga panahan di Ubud. Akhirnya saya punya pembentas (suporter dalam olahraga panahan), saya punya sahabat-sahabat yang kecintaannya olahraga memanah," tutur Aumbara beberapa waktu yang lalu.
Aumbara memandang panahan bukan hanya sebagai olahraga biasa, tetapi juga sebagai bentuk pelatihan untuk meningkatkan fokus, koordinasi, dan keseimbangan, serta mengurangi stres. Selain itu, di Bali, Arjuna adalah tokoh yang sering dikaitkan dengan panahan dan juga dianggap sebagai simbol panahan.
"Kalau kalian pernah lewat Ubud, kalian akan lihat patung besar membawa busur dan anak panah. Jadi kami itu mencoba menggali historical local di sini tentang sosok Arjuna tentang manah itu sendiri," kata Aumbara kepada tim detikBali saat diwawancarai tentang motivasinya membangun Bali International Archery.
Bali International Archery menawarkan dua gaya panahan, yaitu tradisional dan modern (archery). Di sini juga memiliki koleksi busur dari berbagai budaya kuno seperti Turki, Jepang, Mongolia, Papua, dan Jogja. Selain menjadi hobi rekreasi, panahan juga digunakan sebagai alat meditasi.
Olahraga panahan di Bali Internasional Archery juga memiliki daya tarik bagi masyarakat lokal. Pusat panahan ini telah membuktikan diri sebagai tempat pelatihan yang hebat bagi generasi muda dan atlet berbakat di Bali.
"Atlet kami ada yang sudah mendapatkan juara. Satu minggu lalu, kami ada turnamen namanya Bali Heroes Tournament . Kami dari Defisi Kids Barebow, dapat juara 3," sebut Aumbara.
Selain memberikan pelatihan olahraga panahan secara rutin, Bali International Archery juga memberikan beasiswa penuh kepada anak-anak berprestasi dalam olahraga ini. Pengunjung di Bali International Archery terbagi menjadi dua. 70 persen adalah turis asing dan 30 persen adalah warga lokal.
"Kami ada diskon 20 persen untuk warga lokal. Kemudian untuk Kitas (Kartu Izin Tinggal Terbatas ) dan Kitap (Kartu Izin Tinggal Tetap) juga ada discount 15 persen. Kalau turis, dia nggak ada diskon. Harga kami Rp 250 per satu setengah jam. Kalau membership-nya lebih murah," jelas Aumbara.
Salah satu pengunjung asal Sydney, Australia, Jeremy, datang ke Bali International Archery karena cucunya. Ia mengatakan cucunya terinspirasi dari sebuah permainan (game) Minecraft.
Alasan itu membuatnya berkeinginan mengajak keluarganya berlibur di Bali dan mengenalkan olahraga panah kepada cucunya.
"(olahraga panahan) Ini menarik. Untuk ku di usiaku", ucap Jeremy kepada tim detikBali setelah menikmati olahraga panah di Bali International Archery.
Artikel ini ditulis oleh Rizky Munte peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/iws)